Showing posts with label Hewan. Show all posts
Showing posts with label Hewan. Show all posts

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa – Mulanya protozoa digolongkan ke dalam kingdom animalia (hewan). Namun seiring perkembangan ilmu dan teknologi, protozoa masuk ke dalam kingdom protista yang pada umumnya tersusun atas sel tunggal (uniseluler). Penemuan makhluk bersel satu, seperti protozoa merupakan berkat penemuan mikroskop sederhana oleh Anton Van Leeuwenhoek. Penemuan mikroskop sederhana miliknya, dapat digunakan untuk melihat makhluk-makhluk mikro yang bergenang di dalam air. Dengan mikroskop sederhana milik Anton itu, kemudian memasukkan protozoa ke dalam kingdom animalia karena sifat yang motil (aktif bergerak). Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi membantu para ilmuan taksonomi dalam mempelajari berbagai makhluk hidup, dan menemukan sifat-sifat yang lebih detail pada makhluk hidup. Whittaker salah satu ilmuwan taksonomi membedakan makhluk hidup menjadi lima kingdom. Dan sat itu memisahkan protozoa dari kingdom animalia, menjadi bagian dari kingdom protista.


Ciri – Ciri Protozoa

Pada awalnya protozoa digolongkan kedalam dunia hewan, hal ini didasarkan atas kemampuan protozoa yang dapat bergerak aktif. Namun, perkembangan ilmu taksonomik yang semakin maju menemukan bahwa kelompok protozoa tak memenuhi “kriteria” sebagai anggota kingdom animalia. Perbedaan struktur tubuh serta perkembangan yang berbeda, membuat protozoa tidak lagi digolongkan ke dalam kelompok hewan dan menjadi anggota kingdom protista. Ciri umum yang dimiliki oleh semua anggota protista ialah struktur tubuhnya yang tersusun atas satu sel atau sekelompok sel yang organisasinya masih bersifat sangat sederhana. Selain itu, kelompok protista dapat dikatakan makhluk peralihan yang mempunyai kemiripan dengan makhluk lainnya. Protozoa ialah kelompok protista yang mirip dengan hewan (protista dapat bergerak bebas seperti hewan). Sementara anggota protista yang lain antara lain algae (mirip tumbuhan) dan mycotina (mirip jamur). Berikut ciri – ciri protozoa yang membedakannya dengan protista dan makhluk hidup lainnya:

1. Sel eukariotik

Semua protozoa ialah eukariotik yakni tipe sel yang memiliki inti sejati karena memiliki membran inti. Selain itu memiliki organel – organel bermembran lainnya, seperti mitokondria, retikulum endoplasma,badan golgi, vakuola, dan lain – lain.

2. Uniseluler

Salah satu penyebab protozoa dihilangkan dari kingdom animalia ialah struktur tubuhnya yang sangat sederhana, hanya tersusun atas satu sel. Protozoa tidak memiliki organisasi seluler, seperti pada hewan. Dengan tubuh yang amat sangat sederhana itu, sel – sel protozoa melakukan fungsi – fungsi fisiologis sebuah kehidupan(respirasi, reproduksi, ekskresi, dll.) untuk mempertahankan kehidupannya dan generasinya. Tubuhnya yang sangat sederhana itu, membuat protozoa lebih mudah dalam menjalankan fungsi – fungsi fisiologis tersebut, dan protozoa memiliki tingkatan kepekaan yang lebih kuat terhadap perubahan lingkungan.

3. Bergerak aktif

Protozoa merupakan organisme yang motil (aktif bergerak). Pergerakan ini dilakukan atas rangsang mencari makan. Pada umumnya, protozoa memiliki alat gerak yang membantunya untuk berpindah mendekati mangsa. Namun beberapa protozoa tidak memiliki alat gerak, pergerakan yang dilakukan merupakan pergerakan pasif.

4. Habitat : kosmopolit

Kelompok protozoa dapat ditemukan pada beberapa lingkungan, bahkan lingkungan yang kotor sekalipun. Beberapa protozoa hidup dalam organisme lain sebagai parasit dan patogen.

5. Heterotrof

Seperti halnya kelompok animalia, protozoa tidak mampu untuk membuat makanannya sendiri. Sumber makanan didapatkan dengan cara memangsa organisme lain atau menyerap sisa – sisa organisme yang telah diuraikan oleh bakteri, atau sebagai parasit bagi organisme lain.

6. Reproduksi

Perkembangbiakan yang terjadi pada kelompok protozoa dapat terjadi secara:

a. Aseksual

Reproduksi aseksual ialah reproduksi yang dilakukan tanpa melalui perkawinan. Individu baru terbentu secara langsung dari sang induk. Karakteristik (sifat) yang dimiliki “anak” akan identik dengan sang induk. Macam – macam reproduksi aseksual pada protozoa yaitu:


  • Pembelahan biner, yaitu individu terbentuk dari tubuh induk yang membelah menjadi dua. Pembelahan biner terjadi tanpa tahapan pembelahan. Cara ini merupakan yang sering dilakukan oleh sebagian besar protozoa.
  • Spora, beberapa protozoa berkembangbiak dengan spora, seperti pada kelompok Plasmodium.


b. Seksual

Reprosuksi seksual pada protozoa terjadi dengan melakukan pertukaran materi genetik antara satu dengan yang lain. (protozoa tidak memeiliki organ reproduksi). Sel yang akan barter materi genetik akan membentuk jembatan yang merupakan penjuluran membran sel, sehingga akan menghubungkan kedua sel induk. Kemudian, materi genetik akan ditukar melalui jembatan tersebut. Cara ini disebut dengan istilah konjugasi yang biasa terjadi pada Paramecium.


Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya, filum protozoa dibedakan menjadi empat kelas, yaitu:

1. Rhizopoda

Anggota kelas rhizopoda bergerak menggunakan dengan kaki yang mampu menjulur seperti akar (Rhizho) yang disebut juga dengan pseudopodia (kaki semu). Anggota kelas ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, banyak ditemukan di habitat darat yang lembab atau di perairan Gerakan pseudopodia dilakukan dengan cara mengubah sitoplasma sel dari fase sol (cair) ke fase gel). Gerakan ini dilakukan untuk mendekati mangsa yag berupa mikroorganisme kecil lainnya (bakteri) atau menanggapi rangsang.

Contoh dari kelas ini ialah Amoeba proteus. Beberapa anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh organisme lain dan menyebabkan penyakit, contoh Entamoeba hystolytica yang menyebabkan disentri pada manusia. Sementara itu, beberapa rhizopoda sangat berguna dalam pertambangan seperti foraminifora. Foraminifera menimiliki cangkang yang tersusun atas senyawa kalsium karbonat yang dapat menunjukkan sumber minyak di laut dan juga dapat digunakan untuk menentukan umur batuan sedimen.

2. Flagellata

Kelompok flagelata bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk). Yang membedakan dengan ciliata ialah bulu cambuk hanya terdapat pada salah satu ujung tubuhnya. Beberapa kelompok ini mampu menghasilkan makanannya sendiri melalui fotosintesis, seperti euglena. Dan beberapa bersifat parasit seperti trypanosoma yang menimbulkan berbagai penyakit. Semua anggota kelas ini hidup di perairan.

3. Ciliata

Ciliata atau rambut getar merupakan penjuluran membran sel membentuk seperti rambut – rambut sel di seluruh permukaan sel anggota ciliata. Anggota kelas ini hidup di perairan. Berkembang biak dengan aseksual, dan beberapa dengan konjugasi (seksual). Contoh dari kelas ciliata ialah paramecium caudatum (bentuk seperti sendal), stentor sp. (bentuk seperti terompet).

4. Sporozoa

Khusus untuk anggota kelas sporozoa tidak memiliki alat gerak. Anggota kelas ini bersifat parasit, hidup di dalam organisme lain dengan berpindah – pindah melalui air, atau hewan perantara (inang). Anggota sporozoa berkembangbiak menggunakan spora (sporozoa means hewan berspora). Contoh dari kelas ini yaitu plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria. Penularan Plasmodium diperantarai oleh nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini menggigit dan menghisap darah penderita malaria yang mengandung gametosit plasmodium.

Kemudian terjadi fertilisasi antara gametosit jantan dan betina Plasmodium di dalam saluran pencernaan nyamuk sehingga terbentuklah zigot. Zigot ini berkembang menjadi oosit yang mengandung sporozoit kemudian bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk. Kemudian anopheles betina yang terinfeksi menggigit korban (yang belum terinfeksi), sporozoit dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam tubuh korban. Sporozoit menginfeksi hati, membelah berkali – kali membentuk merozoit yang akan menginfeksi eritrosit. Merozit berkembang di dalam eritrosit, membelah berkali – kali membentuk gametosit dan kemudian memecahkan eritrosit dengan interval 48 atau 72 jam (tergantung jenis Plasmodiumnya). Pada saat eritrosit pecah inilah penderita akan mengalami demam tinggi. Merozoit ini membentuk gametosit yang akan terbawa lagi oleh Anopheles dan menginfeksi korban lainnya.

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap – Sel tumbuhan dan sel hewan keduanya merupakan sel eukarotik yang telah memiliki inti sejati. Hal ini didasakan pada keberadaan membran inti pada kedua jenis sel tersebut. meskipun demikian, banyak ditemukan peredaan antara keduanya terkait organel penyusun kedua sel. perbedaan kedua sel tersebut dirangkum dalam uraian singkat berikut ini.

1. Bentuk

Bentuk sel hewan lebih fleksibel dibanding sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel hewan hanya dibatasi oleh selaput (membran plasma), sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel pada bagian terluar sel.

2. Organel penyusun

Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah terletak pada organel penyusun kedua sel tersebut. Beberapa organel tidak ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Berikut organel – organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan namun tidak dimiliki oleh sel hewan, dan begitu pula sebaliknya.

SEL TUMBUHAN

a. Dinding sel

sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel setelah membran sel. organel sel bermaterial karbohidrat kompleks (selulosa) ini hanya terdapat pada kelompok tumbuhan. Karakteristik dari selulosa ialah lebih kaku, oleh karena itu sel tumbuhan memiliki bentuk yang lebih ajeg (tetap) atau kaku. Plasmodesmata adalah celah (pintu) yang terdapat pada dinding sel yang memungkinkan terjadinya pertukaran senyawa kimia antar sel. Dinding sel dapat dibedakan menjadi:

1) Dinding primer

dinding primer merupakan dinding yang pertama kali yang terbentuk. penyusun dinding primer adalah senyawa selulosa.

2) Dinding sekunder

Dinding sekunder adalah dinding extra yang terbentuk dari dinding primer. Arah pembentukan dinding sekunder ialah ke arah dalam. Pembembuakan dinding sekunder ini terjadi pada kelompok jaringan dewasa atau sel yang tua. Dinding sekunder lebih kaku karena disusun oleh senyawa lignin.

b. Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil yaitu pigmen hijau yang mampu menangkap cahaya untuk diubah menjadi energi. Keberadaan kloroplas inilah yang menyebabkan tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Para ahli evolusi meyakinin bahwa kloroplas adalah bentuk simbion yang terbentuk pada milyaran tahun yang lalu dengan prokariot autotrof. Kloroplas merupakan organel double membran, terdiri atas membran dalam dan membran luar. Bagian dalamnya terdiri atas cairan kloroplas (stroma) yang mengandung senyawa kimia untuk fotosintesis, serta terdapat kantung – kantung penyimpan klorofil (membran tilakoid).

c. Vakuola Besar

Vakuola merupakan organel yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Vakuola dibatasi oleh selapis membran (tonoplas). Selain itu, vakuola berfungsi mengatur tekanan turgor pada sel tumbuhan. Vakuola pada sel tumbuhan merupakan organel terbesar dan terletak hampir ke tengah. Sehingga letak inti sel yang umumnya di central sel akan berada kepinggir sel.


SEL HEWAN

a. Lisosom

Lisosom adalah organel kecil yang berisi enzim hidrolisis atau enzim pemecah. Organel ini berfungsi dalam pencernaan sel yang akan menghancurkan sel yang telah tua atau sel yang tidak dibutuhkan atau menghancurkan sel asing. Keberadaan organel lisosom hanya ditemukan pada sel hewan. Peranannya penting dalam membentuk jaringan dan organ hewan.

b. Peroksisom

Sama seperti lisosom, peroksisom adalah organel yang mengandung enzim katalase yaitu enzim yang berperan dalam menetralkan peroksida yang beracun bagi tubuh hewan. Keberadaan organel ini melimpah pada organ hati yang berperan dalam menetralkan racun.

c. Sentrosom

Sentroson merupakan organel yang tersusun atas dua sentriol yang dibangun oleh mikrotubula. Sentrosom ini berperan dalam pembelahan sel yakni membentuk benang – benang spindel yang berperan dalam mengikat kromosom semasa pembelahan sel.

d. Vakuola kecil atau absen

Sama seperti halnya sel tumbuhan, beberapa hewan memiliki vakuola pada jaringan tertentu untuk menyimpan cadangan makanan berupa lemak. Seperti jaringan ikat lemak yang menyimpan lemak dalam vakuola – vakuola yang kecil. Sementara pada umumnya sel jaringan hewan lain tidak memiliki vakuola.

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata – Pernapasan pada hewan pada umumnya ialah mengambil udara pernapasan berupa oksigen dan membuang karbondioksida. Hewan merupakan organisme aerob yang membutuhkan oksigen untuk membakar zat makanan yang telah dicerna menjadi energi di dalam sel. Hasil dari respirasi sel tersebut akan menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida. Beragam habitat serta evolusi yang terjadi pada kingdom animalia, menyebabkan hewan memiliki alat pernapasan yang berbeda – beda. Pada artikel ini akan dijelaskan sistem pernapasan pada kelompok vertebrata atau hewan bertulang belakang.


1. Sistem Pernapasan Ikan

Semua ikan bernapas menggunakan insang karena ikan hidup di air. Paus bukan ikan, ia merupakan mamalialaut yang memilki paru – paru sebagai alat pernapsannya. Insang ikan merupakan adaptasi terhadap habitannya. Insang mampu mengikat oksigen yang terlarut dengan air. Insang bukan alat yang tepatbagi hewan darat, karena darat memiliki penguapan yang tinggi sehingga memungkinkan insang akan menjadi kering dan tidak mampu mengikat udara bebas. Sementara di dalam perairan, insang tak akan mengalami kekeringan akibat penguapan.

Pernapasan ikan bermula di dalam mulut. Ketika mulut membuka maka operkulum (penutup insang) akan menutup. Pada saat ini, air yang mengandung nutrisi serta udara pernapasan akan masuk ke dalam tubuh ikan. Ketika air sampai ke insang maka oksigen akan diikat oleh sel darah pada pembuluh kapiler di dalam insang. Ketika mulut menutup maka operkulum terbuka yang akan membuang kelebihan air atau garam bersama karbondioksida.


2. Sistem Pernapasan Katak (Amphibi)

Katak dan kelompok amphibi lainnya adalah hewan yang mengalami siklus hidup di dua habitat, perairan dan daratan (kecuali sisilian). Tentu saja hal ini akan memengaruhi sistem orgam pada kedua habitat tersebut. Kecebong adalah larva katak yang hidup di air. Oleh karena itu sistem pernapasan pada larva katak menggunakan insang luar (insang yang keluar dari tubuh dan tidak ditutupi oleh operkulum).

Metamormofis katak dari kecebong membentuk katak muda dapat diamati dengan hilangnya insang luar secara perlahan yang kemudian digantikan dengan paru – paru sebagai alat pernapasan katak yang akan beralih ke daratan. Katak dewasa bernapas menggunakan paru – paru dan juga permukaan kuitnya yang senantiasa lembab.

Dengan demikian, katak dewasa memiliki dua alat pernapasan yakni permukaan kulit dan paru – paru. Permukaan kulit katak tipis dan lembab, memungkinkan terjadinya difusi udara. Oksigen akan diikat oleh sel darah merah, sementara karbondioksida akan dikeluarkan. Pernapasan dengan permukaan kulit ini juga digunakan oleh katak ketika sedang diperairan (paru – paru tidak dapat mengikat oksigen terlarut dalam air).

Pernapasan dengan paru – paru hanya digunakan oleh katak dewasa di daratan. Aru – paru tidak mampu mengikat oksigen dalam air, dan tidak dapat basah. Oleh karena itu paru – paru lebih kering dibanding insang. Udara masuk melalui hidung, kemudian ke rongga mulut. Dari rongga mulut udara akan mengalir ke paru – paru. Pertukaran udara kemudian akan terjadi di paru – paru, yaitu pertukaran oksigen dengan karbondiksda.


3. Sistem Pernapasan Reptil

Sama seperti vertebrata daratan lainnya, reptil bernapas menggunakan paru – paru sebagai alat pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida. Adapun reptil yang menghabiskan beberapa waktunya di dalam air memiliki beberapa modifikasi pada alat pernapasannya.

Kelompok buaya memiliki membran tipis yang melindungi paru – paru dari masuknya air ketika buaya sedang di dalam air. Membran tipis tersebut menutupi rongga hidung, sehingga air tidak masuk ketika buaya beraktifitas di dalam air. Sementara penyu, yang hampir seluruh hidupnya di dalam perairan bernapas menggunakan kloaka (muara tiga saluran: genitalia, urin, dan pencernaan). Difusi gas pernapasan terjadi di kloaka, sehingga penyu tidak perlu hawatir akan kemasukan air dalam tubuhnya.


4. Sistem Pernapasan Burung

Burung juga bernapas menggunakan paru – paru. Hanya saja, burung memiliki alat tambahan berupa 9 kantung udara yang berfungsi menyimpan cadangan udara yang digunakan ketika burung terbang. Pada saat burung istirahat, proses inspirasi dan ekspirasi udara diatur oleh otot tulang rusuk yang mengatur masuk keluarnya udara.

Saat burung mengepakkan sayap, maka pundi – pundi udara korakoid terjepit sehingga udara akan mengalir ke paru – paru. Pada saat itu, terjadi pertukaran udaran antara oksigen dengan karbondioksida di bagian parabronkus dalam paru – paru. Ketika otot intercosta berelaksasi, maka rongga dada akan mengecil mendorong karbondioksida keluar dari tubuh. Pada saat itu juga, udara dari kantung udara memasuki paru – paru da terjadi difusi udara lagi.


5. Sistem Pernapasan Mamalia

Pernapasan pada mamalia, sama seperti pada manusia. Semua mamalia baik yang ada di darat maupun di perairan bernapas menggunakan paru – paru. Khusus untuk mamalia yang hidup di perairan seperti paus dan lumba – lumba melakukan adaptasi perilaku yang secara berkala muncul dipermukaan untuk mengambil oksigen dalam atmosfer. Pernapasan pada mamalia dimulai dari rongga hidung yang kemudian masuk ke trakea, bronkus, kemudian sampai pada alveolus yang mengandung banyak kapiler darah. Di dalam alveolus inilah terjadi pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida. (untuk lebih lengkapnya baca artikel sistem pernapasan manusia pada blog ini, terima kasih).