Showing posts with label Biologi. Show all posts
Showing posts with label Biologi. Show all posts

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa – Mulanya protozoa digolongkan ke dalam kingdom animalia (hewan). Namun seiring perkembangan ilmu dan teknologi, protozoa masuk ke dalam kingdom protista yang pada umumnya tersusun atas sel tunggal (uniseluler). Penemuan makhluk bersel satu, seperti protozoa merupakan berkat penemuan mikroskop sederhana oleh Anton Van Leeuwenhoek. Penemuan mikroskop sederhana miliknya, dapat digunakan untuk melihat makhluk-makhluk mikro yang bergenang di dalam air. Dengan mikroskop sederhana milik Anton itu, kemudian memasukkan protozoa ke dalam kingdom animalia karena sifat yang motil (aktif bergerak). Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi membantu para ilmuan taksonomi dalam mempelajari berbagai makhluk hidup, dan menemukan sifat-sifat yang lebih detail pada makhluk hidup. Whittaker salah satu ilmuwan taksonomi membedakan makhluk hidup menjadi lima kingdom. Dan sat itu memisahkan protozoa dari kingdom animalia, menjadi bagian dari kingdom protista.


Ciri – Ciri Protozoa

Pada awalnya protozoa digolongkan kedalam dunia hewan, hal ini didasarkan atas kemampuan protozoa yang dapat bergerak aktif. Namun, perkembangan ilmu taksonomik yang semakin maju menemukan bahwa kelompok protozoa tak memenuhi “kriteria” sebagai anggota kingdom animalia. Perbedaan struktur tubuh serta perkembangan yang berbeda, membuat protozoa tidak lagi digolongkan ke dalam kelompok hewan dan menjadi anggota kingdom protista. Ciri umum yang dimiliki oleh semua anggota protista ialah struktur tubuhnya yang tersusun atas satu sel atau sekelompok sel yang organisasinya masih bersifat sangat sederhana. Selain itu, kelompok protista dapat dikatakan makhluk peralihan yang mempunyai kemiripan dengan makhluk lainnya. Protozoa ialah kelompok protista yang mirip dengan hewan (protista dapat bergerak bebas seperti hewan). Sementara anggota protista yang lain antara lain algae (mirip tumbuhan) dan mycotina (mirip jamur). Berikut ciri – ciri protozoa yang membedakannya dengan protista dan makhluk hidup lainnya:

1. Sel eukariotik

Semua protozoa ialah eukariotik yakni tipe sel yang memiliki inti sejati karena memiliki membran inti. Selain itu memiliki organel – organel bermembran lainnya, seperti mitokondria, retikulum endoplasma,badan golgi, vakuola, dan lain – lain.

2. Uniseluler

Salah satu penyebab protozoa dihilangkan dari kingdom animalia ialah struktur tubuhnya yang sangat sederhana, hanya tersusun atas satu sel. Protozoa tidak memiliki organisasi seluler, seperti pada hewan. Dengan tubuh yang amat sangat sederhana itu, sel – sel protozoa melakukan fungsi – fungsi fisiologis sebuah kehidupan(respirasi, reproduksi, ekskresi, dll.) untuk mempertahankan kehidupannya dan generasinya. Tubuhnya yang sangat sederhana itu, membuat protozoa lebih mudah dalam menjalankan fungsi – fungsi fisiologis tersebut, dan protozoa memiliki tingkatan kepekaan yang lebih kuat terhadap perubahan lingkungan.

3. Bergerak aktif

Protozoa merupakan organisme yang motil (aktif bergerak). Pergerakan ini dilakukan atas rangsang mencari makan. Pada umumnya, protozoa memiliki alat gerak yang membantunya untuk berpindah mendekati mangsa. Namun beberapa protozoa tidak memiliki alat gerak, pergerakan yang dilakukan merupakan pergerakan pasif.

4. Habitat : kosmopolit

Kelompok protozoa dapat ditemukan pada beberapa lingkungan, bahkan lingkungan yang kotor sekalipun. Beberapa protozoa hidup dalam organisme lain sebagai parasit dan patogen.

5. Heterotrof

Seperti halnya kelompok animalia, protozoa tidak mampu untuk membuat makanannya sendiri. Sumber makanan didapatkan dengan cara memangsa organisme lain atau menyerap sisa – sisa organisme yang telah diuraikan oleh bakteri, atau sebagai parasit bagi organisme lain.

6. Reproduksi

Perkembangbiakan yang terjadi pada kelompok protozoa dapat terjadi secara:

a. Aseksual

Reproduksi aseksual ialah reproduksi yang dilakukan tanpa melalui perkawinan. Individu baru terbentu secara langsung dari sang induk. Karakteristik (sifat) yang dimiliki “anak” akan identik dengan sang induk. Macam – macam reproduksi aseksual pada protozoa yaitu:


  • Pembelahan biner, yaitu individu terbentuk dari tubuh induk yang membelah menjadi dua. Pembelahan biner terjadi tanpa tahapan pembelahan. Cara ini merupakan yang sering dilakukan oleh sebagian besar protozoa.
  • Spora, beberapa protozoa berkembangbiak dengan spora, seperti pada kelompok Plasmodium.


b. Seksual

Reprosuksi seksual pada protozoa terjadi dengan melakukan pertukaran materi genetik antara satu dengan yang lain. (protozoa tidak memeiliki organ reproduksi). Sel yang akan barter materi genetik akan membentuk jembatan yang merupakan penjuluran membran sel, sehingga akan menghubungkan kedua sel induk. Kemudian, materi genetik akan ditukar melalui jembatan tersebut. Cara ini disebut dengan istilah konjugasi yang biasa terjadi pada Paramecium.


Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya, filum protozoa dibedakan menjadi empat kelas, yaitu:

1. Rhizopoda

Anggota kelas rhizopoda bergerak menggunakan dengan kaki yang mampu menjulur seperti akar (Rhizho) yang disebut juga dengan pseudopodia (kaki semu). Anggota kelas ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, banyak ditemukan di habitat darat yang lembab atau di perairan Gerakan pseudopodia dilakukan dengan cara mengubah sitoplasma sel dari fase sol (cair) ke fase gel). Gerakan ini dilakukan untuk mendekati mangsa yag berupa mikroorganisme kecil lainnya (bakteri) atau menanggapi rangsang.

Contoh dari kelas ini ialah Amoeba proteus. Beberapa anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh organisme lain dan menyebabkan penyakit, contoh Entamoeba hystolytica yang menyebabkan disentri pada manusia. Sementara itu, beberapa rhizopoda sangat berguna dalam pertambangan seperti foraminifora. Foraminifera menimiliki cangkang yang tersusun atas senyawa kalsium karbonat yang dapat menunjukkan sumber minyak di laut dan juga dapat digunakan untuk menentukan umur batuan sedimen.

2. Flagellata

Kelompok flagelata bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk). Yang membedakan dengan ciliata ialah bulu cambuk hanya terdapat pada salah satu ujung tubuhnya. Beberapa kelompok ini mampu menghasilkan makanannya sendiri melalui fotosintesis, seperti euglena. Dan beberapa bersifat parasit seperti trypanosoma yang menimbulkan berbagai penyakit. Semua anggota kelas ini hidup di perairan.

3. Ciliata

Ciliata atau rambut getar merupakan penjuluran membran sel membentuk seperti rambut – rambut sel di seluruh permukaan sel anggota ciliata. Anggota kelas ini hidup di perairan. Berkembang biak dengan aseksual, dan beberapa dengan konjugasi (seksual). Contoh dari kelas ciliata ialah paramecium caudatum (bentuk seperti sendal), stentor sp. (bentuk seperti terompet).

4. Sporozoa

Khusus untuk anggota kelas sporozoa tidak memiliki alat gerak. Anggota kelas ini bersifat parasit, hidup di dalam organisme lain dengan berpindah – pindah melalui air, atau hewan perantara (inang). Anggota sporozoa berkembangbiak menggunakan spora (sporozoa means hewan berspora). Contoh dari kelas ini yaitu plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria. Penularan Plasmodium diperantarai oleh nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini menggigit dan menghisap darah penderita malaria yang mengandung gametosit plasmodium.

Kemudian terjadi fertilisasi antara gametosit jantan dan betina Plasmodium di dalam saluran pencernaan nyamuk sehingga terbentuklah zigot. Zigot ini berkembang menjadi oosit yang mengandung sporozoit kemudian bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk. Kemudian anopheles betina yang terinfeksi menggigit korban (yang belum terinfeksi), sporozoit dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam tubuh korban. Sporozoit menginfeksi hati, membelah berkali – kali membentuk merozoit yang akan menginfeksi eritrosit. Merozit berkembang di dalam eritrosit, membelah berkali – kali membentuk gametosit dan kemudian memecahkan eritrosit dengan interval 48 atau 72 jam (tergantung jenis Plasmodiumnya). Pada saat eritrosit pecah inilah penderita akan mengalami demam tinggi. Merozoit ini membentuk gametosit yang akan terbawa lagi oleh Anopheles dan menginfeksi korban lainnya.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia – Pernapasan merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida. Oksigen dibutuhkan untuk reaksi respirasi sel yang menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh guna memfasilitasi segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh tubuh. Dalam reaksi respirasi sel akan dihasilkan gas karbondioksida yang beracun dan akan dibuang melalui saluran pernapasan ke atmosfer. Tiap “aktivitas sel” akan memelukan sejumlah energi yang beragam. Oleh karenanya tubuh akan memiliki laju frekuensi pernapasan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ritme pernapasan dikontrol oleh sumsum lanjutan (medula oblongata). Beberapa faktor ditemukan memicu sumsum lanjutan untuk mengatur frekuensi pernapasannya. Berikut uraiannya.

1. Usia

Faktor usia dapat memengaruhi frekuensi pernapasan. Hal ini dapat kita buktikan dengan mengamati frekuensi pernapasan seorang bayi dengan orang dewasa. Dari contoh tersebut kita akan menemukan fakta bahwa bayi atau anak – anak akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding orang dewasa. Mengapa demikian??? Bayi dan anak – anak merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan dalam masa ini akan dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk membangun sistem tubuh serta proses pertumbuhan. Oleh karena itu, bayi akan memerlukan oksigen lebih banyak untuk memenuhi permintaan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Frekuensi pernapasan pada bayi akan lebih cepat untuk membuang karbondioksida dan mendapatkan oksigen yang baru.


2. Jenis kelamin

Pada umumnya, laki – laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding wanita. Pada umumnya, laki – laki memimiliki aktivitas yang lebih banyak dan berat yang memerlukan lebih banyak energi. Oleh karena itu, laju pernapasan laki – laki akan lebih cepat untuk mendapatkan pasokan oksigen dalam pembentukan energi melalui respirasi sel. Namun, hal ini tidak dapat digunakan sebagai satu – satunya faktor yang menyebabkan laki – laki memiliki ritme pernapasan yang lebih cepat daripada wanita. Terdapat faktor lain yang akan memengaruhi laju kecepatan respirasi pada seseorang.

3. Pekerjaan

Pekerjaan atau aktivitas atau macam kegiatan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi laju pernapasannya. Orang yang bekerja akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak berkerja tidak bekerja. Atlet renang akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding atlet catur. Berlari akan memiliki frekuensi yang lebih cepat dibanding berjalan. Begitu juga menari serta menyanyi akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding penulis. Dari sejumlah perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak atau beratnya suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan oksigen. Dengan demikian laju frekuensi pernapasan yang dimilikinya akan lebih cepat atau tinggi. Hal ini terkait dengan pemenuhan energi yang dihasilkan dengan pembakaran nutrisi menggunakan oksigen di dalam tubuh.

4. Suhu tubuh

Hubungan suhu dengan laju pernapasan dapat kamu amati ketika kamu kedinginan dan kepanasan. Ingatkah kamu, bagaimana laju pernapasan pada suhu yang berbeda??? Pada saat kedinginan atau kedinginan tubuh akan aktif melakukan pembakaran untuk menghangatkan tubuh. Dengan demikian, tubuh akan memerlukan oksigen lebih banyak pada saat memasuki suhu dingin. Cobalah amati ketika kamu bepergian dan terjadi perubahan suhu yang makin rendah (dingin) maka tubuh akan meningkatkan laju frekuensi pernapasannya.

5. Posisi tubuh

Amatilah pernapasan pada tubuh mu ketika kamu sedang tidur, duduk, dan berdiri. Pada posisi manakah tubuhmu akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat??? Yap benar! Pada posisi berdirilah tubuh akan memiliki frekuensi pernapasan yang tinggi dibanding posisi tubuh lainnya. Hal ini terkait dengan mekanisme kontrol keseimbangan tubuh yang diatur oleh otak kecil. Pada saat tubuh berdiri, maka tubuh akan memerlukan energi yang lebih besar untuk menjaga keseimbangan tubuh tetap seimbang. Sejumlah eneri diperlukan untuk mempertahankan koordinasi gerak otot yang akan terjadi pada saat berdiri. Kaki dan sumbu tubuh adalah tumpuan utama dalam posisi berdiri. Sehingga laju metabolisme akan lebih cepat untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, laju pernapasan akan lebih cepat untuk menukarkan karbondioksida dengan oksigen yang dibutuhkan di dalam tubuh.

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji – Serupa dengan kelompon hewan, tumbuhan tingkat tinggi seperti tumbuhan berbiji (spermatophyta) akan membentuk sel – sel gamet melalui serangkaian pembelahan sel dalam gametogenesis. Sel gamet merupakan sel yang berperan dalam reproduksi seksual. Pentingnya peranan sel gamet ialah bertanggung jawab atas kelestarian jenis suatu organisme. Dalam reproduksi seksual akan terjadi penyatuan sel gamet jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi tumbuhan baru dan akan mewarisi sifat kedua induk (jantan dan betina).

Biji yang terbentuk pada kelompok spermatophyta terbentuk dari penyatuan sel gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan berbiji dilengkapi dengan organ reproduksi (bunga atau strobilus) yang menghasilkan sel gamet. Serbuk sari atau polen adalah gamet jantan yang dihasilkan dari alat kelamin jantan (benang sari atau strobilus jantan). Serbuk sari akan berkembang menjadi sel sperma ketika akan membuahi ovum yang berada di dalam ovarium putik. Dapat dikatakan serbuk sari adalah bentuk adaptasi tumbuhan berbiji dari ketergantungan akan air. Jika kita melihat, kelompok sporophyta (lumut dan paku) menghasilkan sperma yang motil yang sesuai dengan habitatnya dilingkungan berair. Sementara bentuk serbuk sari akan lebih menguntungkan, karena penyebarannya akan lebih luas dan sel sperma akan terbentuk ketika serbuk sari berhasil mencapai organ reproduksi betina (putik) melalui polinasi.

Sementara itu, ovum merupakan sel gamet betina yang berkembang dari megasporofit (kantung embrio) di dalam organ kelamin betina (putik). Berbeda dengan pembentukan sel gamet hewan, sel gamet tumbuhan terbentuk dari pembelahan meiosis kemudian mitosis (pada hewan mitosis terlebih dahulu lalu dilanjutkan meiosis). Serbuk sari terbentuk melalui mikrosporogenesis, sementara megaspora terentuk melalui megasporogenesis. Pada intinya ialah sel gamet bersifat haploid dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara seksual. Berikut tahapan pembentukan sel gamet pada tumbuhan berbiji.

A. MEGASPOROGENESIS

Pembentukan sel gamet betina terjadi di bakal biji dalam alat kelamin betinanya. Dalam bakal biji terdapat satu sel sporangium yang akan tumbuh menjadi megasporosit (sel berukuran besar). Lalu, megasporosit akan bermiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Seperti halnya pembentukan ovum pada kelompok hewan, hanya satu sel megaspora yang akan berkembang sementara tiga sel lainnya akan mereduksi. Satu sel megaspora yang haploid kemudian akan membelah secara mitosis tanpa diikuti dengan sitokinesis sebanyak tiga kali, sehingga membentuk satu sel besar dengan delapan inti haploid.

Selanjutnya, masing – masing inti akan dipisahkan oleh membran sel melalui sitokinesis. Delapan sel haploid ini kemudian akan menyebar di daerah bakal biji. Tiga sel akan berada diujung bakal biji dekat dengan mikropil. Tiga sel tersebut ialah sel ovum yang diapit oleh dua sel sinergid. Dua nukleus berada di pusat, sementara tiga sel lainnya berada di ujung yang berlawanan (antipodal).

B. Mikrosporogenesis

Sel gamet jantan berukuran lebih kecil sehingga disebut mikrospora. Pembentukan mikrospora berlangsung di dalam kepala antena (benang sari). Mikrosporosit merupakan sel induk polen akan membelah secara meiosis membentuk empat sel mikrospora yang haploid dan fungsional. Ketikan polen jatuh di kepala putik, maka mikrospora (n) akan melanjutkan pembelahannya secara mitosis menghasilkan dua sel anak, sel generatif dan sel vegetatif. Sel vegetatif berfungsi sebagai pendukung sel generatif. Sel vegetatif akan membentuk tabung polen sebagai jalur untuk membuahi sel ovum. Sel vegetatif dilengkapi dengan enzim yang mampu melisis bagian tangkai putik menjadi tabung polen dan mampu menemukan posisi ovum melalui rangsang zat kimia (kemotaksis). Sementara itu, sel generatif (n) akan membelah secara mitosis sekali lagi membentuk sel generatif I dan sel generatif II. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda. Pembuahan pertama akan terjadi peleburan inti sel generatif I dengan ovum membentuk zigot (2n). Dan pembuahan kedua akan terjadi peleburan inti sel generatif II dengan dua inti polar membentuk cadangan makanan (endosperm) yang bersifat triploid (3n).

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan – Batang adalah organ tumbuhan yang umumnya tumbuh di atas permukaan tanah atau substrat lainnya. Batang memiliki peran yang juga penting bagi tumbuhan. Bangunan – bangunan yang tinggi mengadopsi dari bentuk tumbuhan yang menjulang tinggi sampai ke langit. Batang banyak dimanfaatkan untuk memeuhi kebutuhan manusia seperti sebagai bahan pembuatan kertas, bangunan, dan lainnya. Fungsi batang sendiri penting bagi tumbuhan untuk melangsungkan hidup. Penebangan hutan yang memiliki tumbuhan dengan batang – batang yang tinggi akan merusak keseimbangan ekosistem. Hal ini terkait dengan rusaknya kelangsungan hidup tumbuhan yang juga akan merusak kehidupan organisme lainnya. Lantas fungsi apakah yang dimiliki oleh batang terhadap tumbuhan, dan bagaimana jaringan penyusun batang untuk dapat mendukung fungsinya??? Berikut uraian lengkapnya.


A. FUNGSI BATANG BAGI TUMBUHAN

Fungsi batang bagi tumbuhan ialah sebagai berikut:

1. Menyimpan cadangan makanan

Senyawa hasil fotosintesis yaitu glukosa akan diubah menjadi karbohidrat kompleks berupa amilum yang akan disimpan pada organ tumbuhan salah satunya di batang. Simpanan makanan ini berperan sebagai makanan cadangan yang dapat digunakan ketika tumbuhan mengalami masa sulit seperti perubahan musim dan sebagainya. Simpanan makanan yang disimpan di batang pada jarigan korteks. Pada beberapa tumbuhan, batang yang menyimpan cadangan makanan akan membesar seperti pada ubi jalar.

2. Menyokong tegakknya tubuh tumbuhan

Tingginya tubuh tumbuhan yang mencakar langit tak lepas dari peranan batang. Pertumbuhan batang yang mendekati sumber cahaya (fototropisme positif) , disebabkan oleh meristem primer pada ujung batang. Adanya batang ini berperan sebagai penyokong tegaknya tubuh tumbuhan di atas bumi.

3. Menghubungkan akar dengan daun

Batang merupakan organ yag terletak antara akar dengan daun. Oleh karena itu, jaringan yang menyusun batang akan menghubungkan transpor zat dari akar ke daun atau sebaliknya, dari daun ke akar.

4. Tempat tumbuh daun, bunga, dan buah

Daun, bunga, dan buah merupakan organ lain yang tumbuh menempel pada ranting – ranting batang. Terbentuknya daun berasal dari primordial daun yang terbentuk dari diferensiasi jaringan meristem primer batang. Batang berperan menyokong organ tumbuhan lainnya agar dapat menjalankan fungsinya. Daun berperan sebagai organ fotosintesis, sementara bunga berperan sebagai organ reproduksi dan buah sebagai alat penyebaran tumbuhan.

5. Pertumbuhan sekunder

Khususnya batang dikotil serta gymnospermae, memiliki jaringan kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berperan dalam pertumbuhan sekunder tumbuhan yang menyebabkan batang semakin besar. Sementara pada tumbuhan monokotil terdapat meristem interkalar yang terletak pada batang berperan menambah ruas – ruas batang monokotil.

6. Identifikasi tumbuhan

Keragaman batang pada tumbuhan berperan menjadi alat indentifikasi tumbuhan. Batang dikotil yang berkambium akan memiliki struktur batang berkayu dan bercabang. Sementara batang monokotil tidak berkambium sehingga strukturnya bukan batang berkayu umumnya herba (batang basah).

7. Alat perkembangbiakan vegetatif

Beberapa tumbuhan berkembang secara vegetatif dengan batang. Seperti ubi jalar yang berkembang melalui batang yang menyimpan cadagan makanan. Tunas – tunas tumbuhan baru muncul pada bagian tersebut. Batang dikotil juga dapat dikembangkan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif buatan melalui cangkok.


B. JARINGAN PENYUSUN BATANG TUMBUHAN

Adapun jaringan yang menyusun batang ialah sebagai berikut:

1. Epidermis

Epidermis merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan ini tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat. Jika batang tumbuhan bertambah besar, epidermis akan pecah dan akann digantikan oleh jaringan gabus dibawahnya (periderm) yang terbentuk dari jaringan korteks, untuk menggantikan posisi epidermis sebagai pelindung. Epidermis batang mengadakan modifikasi membentuk lentisel yang berfungsi sebagai pertukaran gas di batang, serta beberapa batang memiliki epidermis berambut (trikomata), atau mensekresikan getah.

2. Korteks

Korteks adalah jaringan parenkim yang mengisi bagian di bawah epidermis. Struktur sel korteks nampak seperti sel parenkim pada umumnya yakni cenderung bulat, serta memiliki ruang antar sel. Jaringan korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Ruang antar sel pada jaringan korteks berisi jaringan penyokong yakni sklerenkim atau korteks yang menopang tubuh tumbuhan.

3. Stele

Stele atau silinder pusat terdiri atas jaringan pengangkut yaitu floem dan xilem yang berfungsi mengangkut senyawa kimia dalam tubuh tumbuhan. Jaringan floem atau disebut juga sebagai pebuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis di daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Melalui batang, floem daun akan menuju ke bagian akar setelah sebelumnya mendistribusikan makanan di sel – sel batang. Sementara jaringan xilem berperan mengangkut air dan unsur hara ke seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar. Ketikan air dan unsur hara masuk melalui akar, kemudian akan diteruskan ke xilem dan diangkut naik ke organ tumbuhan lainnya.

Pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae, terdapat jaringan kambium yang terletak diantara jaringan pengangkut, floem dan xilem. Kambium bereran sebagai meristem sekunder yang mengatur pertumbuhan sekunder tumbuhan yaitu pertambahan besar (diameter batang) tumbuhan. Aktivitas kambium akan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar. Pertambahan jaringan pengangkut ini dipengaruhi oleh air sehingga pada musim panas, xilem yang sekunder tipis. Sementara pada musim hujan diameter xilem sekunder yang terbentuk lebih tebal. Lingkaran pertumbuhan xilem ini dikenal sebagai lingkaran tahun yang merupakan petunjuk untuk mengetahui usia tumbuhan.

Perbedaan yang terjadi antara dikotil dan monokotil akan jaringan kambium menyebabkan keduanya memiliki karakter yang berbeda. Perbadaan ini dapat dilihar dari aspek pertama yaitu tipe susunan berkas pengkut pada dikotil ialah kolateral terbuka, sementara pada tumbuhan monokotil ialah kolateral tertutup. Selain itu, perbedaan lainnya iaah karakter batangnya. Tumbuhan monokotil bukan tumbuhan berkayu sementara tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berkayu karena memiliki kambium. Pada tumbuhan monokotil tidak terjadi pertumbuhan sekunder seperti yang dialami oleh tumbuhan dikotil serta gymnospermae.

4. Empulur

Empulur merupakan daerah paling dalam dan terletak di bagian tengah batang tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas sel – sel parenkim yang berperan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Beberapa batang tumbuhan tidak memiliki empulur.

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan – Hormon adalah senyawa protein yang akan merangsang sel target untuk melakukan metabolisme yang diinginkan. Dalam hal ini hormon dapat merangsang sel untuk memacu metabolisme untuk meningkatkan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan. Dan sebaliknya, hormon dapat merangsang sel untuk berhenti melakukan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan yang artinya akan menghambat atau mendormansikan pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa hormon tumbuhan (fitohormon) telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Artikel ini akan membahas fitohormon lainnya yaitu sitokinin, asam absisat, dan gas etilen.


SITOKININ

Penemuan sitokinin terjadi ketika para ilmuwan sedang meneliti senyawa kimia yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel di dalam kultur jaringan. Hormon sitokinin diketahui sebagai agen yang mampu merangsang pembelahan sel, oleh karena itu kata sitokinin diambil dari istilah sitokinesis yaitu pembelahan sel. Dari berbagai jenis sitokinin pada tumbuhan, zeatin (berasal dari kata zea mays = jagung) adalah yang paling umum. Sitokinin akan berkerja sama dengan hormon lain untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan sel.

FUNGSI:

1. Merangsang Pembelahan dan Differensiasi Sel

Sitokinin aktif dihasilkan pada kelompok jaringan yang aktif seperti akar, embrio, dan buah. Sitokinin akan didistribusikan ke seluruh sel dan akan memengaruhi sel target. Hormon sitokinin bersama – sama dengan hormon auksin akan memengaruhi sel target untuk membelah dan mengatur differensiasi sel. Hal ini terjadi pada daerah meristem yang merupakan titik pertumbuhan pada tumbuhan. Sementara diferensiasi sel sangat diperlukan karena mencakup dengan perkembangan sel. Sel – sel yang telah membelah akan mengalami sedemikian rupa pembentukan jaringan lain yang akan memiliki fungsi khusus.

Kerja auksin dan sitokinin yang bersama – sama mengatur pembelahan dan diferensiasi sel ialah dengan memanipulasi konsentrasi kedua senyawa tersebut. Jika konsentrasi kedua hormon (auksin dan sitokinin) sama, maka sel akan senantiasa membelah. Namun bila konsentrasi sitokinin lebih tinggi dibanding auksin, maka tunas batang akan berkembang. Sementara jika konsentrasi auksin lebih tinggi dibanding sitokinin maka akar akan terbentuk.

2. Menghambat Penuaan

Sitokinin dapat menghambat penuaan terhadap organ tertentu pada tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan jika merendam dua daun pada larutan yang berbeda, tanpa sitokinin dan dengan sitokinin. Dan hasilnya menunjukkan bahwa daun yang direndam pada larutan dengan sitokinin tetap berwarna hijau. Sitokinin menghambat penguraian protein dan merangsang sintesis rna untuk menghasilkan protein tertentu. Kemampuan sitokinin menahan penuaan ini dimanfaatkan oleh tukang bunga untuk mempertahankan bunganya agar tetap segar (disemprotkan sitokinin).

3. Memecah Dominasi Apikal

Berkaitan dengan poin pertama, bahwa auksin dan sitokinin berperan bersama dalam mengatur differensiasi sel. Namun dalam hal lain kerja sitokinin dan auksin akan saling berlawanan. Auksin merangsang dominansi apikal sementara sitokinin memecah dominansi apikal sehingga akan tumbuh banyak percabangan. Dan sebaliknya ketika auksin merangsang pembentukan akar lateral, maka dapat dihambat pembentukannya oleh sitokinin.


ASAM ABSISAT

Asam absisat atau dikenal juga dengan ABA (abscisic acid) merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. istilah absisat diambil dari istilah absisi yang artinya menghambat. efek ABA sangat penting bagi tumbuhan dalam menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti saat musim kemarau atau musim dingin.

ABA disintesis di dalam akar. Hormon ini ekerja dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel. Pada biji, ABA akan merangsang fase dormansi biji yaitu fase dimana reaksi kimia akan terhenti. Biji akan berkecambah dengan mengingkirkan ABA dari dalam biji. Ketika imbibisi, testa akan pecah sehingga air akan masuk. Masuknya air ke dalam biji merupakan salah satu cara menghilangkan ABA dan akan mengaktifkan hormon lainnya yang memaju pertumbuhan dan perkembangan.

ABA juga berperan sebagai hormon yang merespon cekaman lingkungan misalnya saat kekeringan yang membuat daun – daun menjadi layu. ABA akan menumpuk pada daun yang layu dan merangsang stomata untuk menutup sehingga akan mengurangi transpirasi (penguapan). Sementara saat musim dingin, ABA akan menghambat pertumbuhan primer dan sekunder dengan menghambat pembelahan sel. Selain itu, ABA akan menghambat pembentukan daun dan merangsang primordial daun untuk membentuk sisik agar dapat melindungi bagian tunas apikal yang merupakan daerah meristem.

GAS ETILEN

Pada jaman dahulu, orang – orang memeram buah agar cepat matang ialah dengan cara memeram jeruk dekat dengan kompor minyak yang dipanaskan. Kemudian, para petani meyakini bahwa panas kompor merupakan cara paling ampuh untuk memaksa buah agar cepat matang. Namun, opini ini menjadi hal yang tabu ketika salah satu petani ingin membuktikan kebenaran dengan memanaskan salah satu buah di atas kompor yang panas, namu ternyata hasilnya ialah buah tidak mengalami apapun.

Para ahli kemudian melakukan penelitian, dan menemukan bahwa gas hasil pembakaran minyak tanahlah yang disebut dengan etilen yang membuat jeruk menjadi cepat matang. Berbeda dengan hormon lainnya, etilen merupakan hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Hormon ini didistribukan dengan bantuan udara yang akan masuk ke antar sel. Gas etilen disebut juga gas karbit (nama dagang) disintesis pada buah yang matang. Hormon ini memiliki beberapa peranan penting bagi tubuh:

1. Pematangan Buah

Gas etilen merangsang sel – sel buah untuk melunak dan merangsang klorosis pada buah. Penyemprotan gas etilen pada buah yang belum matang akan merangsang pematangan pada buah tersebut.

2. Penuaan Tumbuhan

Etilen akan memengaruhi beberapa bagian di dalam tubuh tumbuhan untuk memasuki tahap kematian (penuaan). Etilen akan merangsang bagian tumbuhan (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) menua. Peristiwa ini terjadi secara alami sebagai bentuk regenerasi bagian tubuh tumbuhan.

3. Pengguguran Daun

Pada musim kemarau, tumbuhan akan mengadakan adaptasi salah satunya dengan menggugurkan daunnya. Pengguguran daun ini dirangsang oleh etilen yang merupakan salah satu upaya dalam mengontrol metabolisme dikala kekurangan air.

Pengertian dan Fungsi Hormon Testosteron

Pengertian dan Fungsi Hormon Testosteron – Membahas mengenai testosteron akan mengaitkan pandangan kita pada organ reproduksi pria. Benar bahwa tanpa hormon ini, tak akan ada pembeda bentuk fisik pria dan wanita. Meski demikian, hormon testosteron juga ditemukan pada wanita yang umumnya berkonsentrasi sangat rendah.

A. Pengertian Testosteron

Hormon testosteron merupakan kelompok androgen atau hormon yang berperan dalam memunculkan ciri fisik maskulin. Selain protein, hormon ini tersusun atas senyawa steroid. Oleh karenanya digolongkan ke dalam stereoidogenik hormon bersama dengan androgen lainnya dan hormon estrogen serta progesteron. Hormon testosteron merupakan hormon s*ks utama pada pria, namun demikian wanita memiliki testosteron dengan kadar yang sangat rendah.

Hormon testosteron disekresikan oleh kelenjar kelamin pria yaitu sepasang testis (jamak: testes) yang dirangsang oleh rangsangan kelenjar gonad lainnya. Gnrh yang disekresikan oleh hipotalamus merangsang pelepasan gonadotropin pituitary ke sistem sirkulasi. FSH dan LH merangsang sintesis testosteron di dalam testis. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi, maka akan menghambat kerja FSH dan LH untuk mensintesis testosteron. Hormon ini akan mulai aktif disintesis mulai pada masa remaja. Secara umum, peranan testosteron sangat penting dalam perkembangan organ reproduksi pria, namun selain itu hormon ini memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh.

B. Fungsi Testosteron

1. Merangsang Spermatogenesis

Sel sperma merupakan sel gamet jantan yang dihasilkan oleh organ reproduksi pria di dalam sepasang testis. Pembentukan sel sperma (spermatogenesis) terjadi ketika memasuki usia remaja yaitu usisa dimana masa perkembangan organ reproduksi. Spermatogenesis terjadi karena adanya kontrol hormon – hormon s*ks di dalam tubuh. Testosteron yang dihasilkan oleh sepasang testis akan mempengaruhi sel – sel testes untuk mulai memproduksi sel sperma dengan melalui tahapan pembelahan mitosis dan meisosis.

Pelepasan hormon testosteron dari testes dipengaruhi oleh FSH dan LH. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi maka testosteron akan dihentikan. Dengan demikian, produksi sperma akan terhenti untuk kurun waktu tertentu, dan akan diproduksi kembali ketika kadar testosteron di dalam darah turun. Pada pria, tidak memiliki masa menopause yaitu berhenti menghasilkan sel gamet seperti pada wanita. Artinya, sejak pertama kali menghasilkan sperma (yang ditandai dengan wetdream) maka seorang pria akan terus menghasilkan sperma sampai akhir hidupnya dengan hormon testosteron yang dimilikinya.

2. Merangsang Pertumbuhan Organ Reproduksi Pria

Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi pria seperti testis, kelenjar prostat, jaringan erektil, dan lainnya dirangsang oleh hormon testosteron. Organ – organ reproduksi pria memiliki fungsi khusus yang akan bersama mendukung fungsi reproduksi pada pria. Dengan demikian, gangguan sekresi hormon testosteron akan mengakibatkan ganggguan perkembangan organ reproduksi pria.

3. Memicu Pertumbuhan Ciri S*ks Sekunder Pria

Ciri s*ks sekunder pria seperti tumbuh jakun, suara membesar, dada bidang, dan pertumbuhan rambut di titik tertentu akan muncul secara bertahap seiring dengan perkembangan organ reproduksi pria. Ciri s*ks sekunder ini membedakan tampilan fisik pria dan wanita. Sisi maskulin yang dimiliki oleh pria di sebabkan oleh kinerja hormon testosteron. Meski demikian, seorang wanita memiliki testosteron (androgen) dengan kadar yang rendah. Fungsi androgen pada wanita ialah memicu pertumbuhan rambut di titik tertentu pada tubuh.

Selain dihasilkan di dalam testes, androgen dihasilkan oleh kelenjar korteks adrenal (androgenik). Dengan demikian, wanita memiliki hormon ini namun kadarnya jauh lebih rendah dibanding pria. Beberapa kasus gangguan hormon androgen pada wanita yang terlalu tinggi menyebabkan wanita akan mengalami penampakan seperti pria yaitu berkumis dan berjanggut.

4. Mempengaruhi Sekresi Hormon S*ks Lainnya

Sekresi testosteron dan androgen terjadi karena ada “perintah” dari hipotalamus. Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang disekresikan oleh hipotalamus akan merangsang sel – sel kelenjar pituitary anterior untuk membebaskan FSH dan LH yang akan merangsang organ reproduksi pria, sepasang testis (testes). sel – sel leydig di dalam testes yang dirangsang oleh LH akan membebaskan testosteron yang akan merangsang spermatogenesis. Sementara FSH mempengaruhi se – sel sertoli di dalam tubulus seminiferus (saluran berkelok – kelok yang panjang di dalam testis) untuk meningkatkan spermatogenesis. kadar testosteron yang tinggi, akan menjadi negative feedback bagi LH dan FSH. Dihambatnya FSH dan LH dengan tingginya testosteron menyebabkan produksi testosteron dan spermatogenesis semakin menurun sampai berhenti. Ketika kadar testosteron menurun akan mengaktifkan GnRH untuk mengulangi siklus yang sama.

5. Memicu Pertumbuhan Tulang

Keberadaan testosteron dan androgen lainnya akan merangsang pertumbuhan tulang di dalam tubuh. Pemanjangan dan penebalan tulang yang dirangsang oleh testosteron akan berkaitan dengan hormon pertumbuhan dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, pembentukan sel darah merah baru di dalam sumsum tulang dibantu dengan keberadaan androgen.

6. Merangsang Pertumbuhan Massa Otot

Pada pria otot merupakan jaringan yang berpotensi untuk lebih berkembang dibanding wanita. Dengan androgen dan latihan fisik, akan merangsang pertumbuhan massa otot. Dapat ditemui penggunaan steroid sintesis pada bebeapa atlet untuk membantu pertumbuhan ototnya. Namun penggunaan steroid sintesis ini sangat tidak disarankan karena dapat menimbulkan gangguan hormon s*ks.

7. Mempegaruhi Libido (Nafsu S*ks)

Peran testosteron dan androgen lainnya dalam tubuh ialah menciptakan nafsu sex dengan mempengaruhi sel – sel di dalam otak yang menciptakan agresifitas.

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap – Sel tumbuhan dan sel hewan keduanya merupakan sel eukarotik yang telah memiliki inti sejati. Hal ini didasakan pada keberadaan membran inti pada kedua jenis sel tersebut. meskipun demikian, banyak ditemukan peredaan antara keduanya terkait organel penyusun kedua sel. perbedaan kedua sel tersebut dirangkum dalam uraian singkat berikut ini.

1. Bentuk

Bentuk sel hewan lebih fleksibel dibanding sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel hewan hanya dibatasi oleh selaput (membran plasma), sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel pada bagian terluar sel.

2. Organel penyusun

Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah terletak pada organel penyusun kedua sel tersebut. Beberapa organel tidak ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Berikut organel – organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan namun tidak dimiliki oleh sel hewan, dan begitu pula sebaliknya.

SEL TUMBUHAN

a. Dinding sel

sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel setelah membran sel. organel sel bermaterial karbohidrat kompleks (selulosa) ini hanya terdapat pada kelompok tumbuhan. Karakteristik dari selulosa ialah lebih kaku, oleh karena itu sel tumbuhan memiliki bentuk yang lebih ajeg (tetap) atau kaku. Plasmodesmata adalah celah (pintu) yang terdapat pada dinding sel yang memungkinkan terjadinya pertukaran senyawa kimia antar sel. Dinding sel dapat dibedakan menjadi:

1) Dinding primer

dinding primer merupakan dinding yang pertama kali yang terbentuk. penyusun dinding primer adalah senyawa selulosa.

2) Dinding sekunder

Dinding sekunder adalah dinding extra yang terbentuk dari dinding primer. Arah pembentukan dinding sekunder ialah ke arah dalam. Pembembuakan dinding sekunder ini terjadi pada kelompok jaringan dewasa atau sel yang tua. Dinding sekunder lebih kaku karena disusun oleh senyawa lignin.

b. Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil yaitu pigmen hijau yang mampu menangkap cahaya untuk diubah menjadi energi. Keberadaan kloroplas inilah yang menyebabkan tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Para ahli evolusi meyakinin bahwa kloroplas adalah bentuk simbion yang terbentuk pada milyaran tahun yang lalu dengan prokariot autotrof. Kloroplas merupakan organel double membran, terdiri atas membran dalam dan membran luar. Bagian dalamnya terdiri atas cairan kloroplas (stroma) yang mengandung senyawa kimia untuk fotosintesis, serta terdapat kantung – kantung penyimpan klorofil (membran tilakoid).

c. Vakuola Besar

Vakuola merupakan organel yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Vakuola dibatasi oleh selapis membran (tonoplas). Selain itu, vakuola berfungsi mengatur tekanan turgor pada sel tumbuhan. Vakuola pada sel tumbuhan merupakan organel terbesar dan terletak hampir ke tengah. Sehingga letak inti sel yang umumnya di central sel akan berada kepinggir sel.


SEL HEWAN

a. Lisosom

Lisosom adalah organel kecil yang berisi enzim hidrolisis atau enzim pemecah. Organel ini berfungsi dalam pencernaan sel yang akan menghancurkan sel yang telah tua atau sel yang tidak dibutuhkan atau menghancurkan sel asing. Keberadaan organel lisosom hanya ditemukan pada sel hewan. Peranannya penting dalam membentuk jaringan dan organ hewan.

b. Peroksisom

Sama seperti lisosom, peroksisom adalah organel yang mengandung enzim katalase yaitu enzim yang berperan dalam menetralkan peroksida yang beracun bagi tubuh hewan. Keberadaan organel ini melimpah pada organ hati yang berperan dalam menetralkan racun.

c. Sentrosom

Sentroson merupakan organel yang tersusun atas dua sentriol yang dibangun oleh mikrotubula. Sentrosom ini berperan dalam pembelahan sel yakni membentuk benang – benang spindel yang berperan dalam mengikat kromosom semasa pembelahan sel.

d. Vakuola kecil atau absen

Sama seperti halnya sel tumbuhan, beberapa hewan memiliki vakuola pada jaringan tertentu untuk menyimpan cadangan makanan berupa lemak. Seperti jaringan ikat lemak yang menyimpan lemak dalam vakuola – vakuola yang kecil. Sementara pada umumnya sel jaringan hewan lain tidak memiliki vakuola.

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata – Pernapasan pada hewan pada umumnya ialah mengambil udara pernapasan berupa oksigen dan membuang karbondioksida. Hewan merupakan organisme aerob yang membutuhkan oksigen untuk membakar zat makanan yang telah dicerna menjadi energi di dalam sel. Hasil dari respirasi sel tersebut akan menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida. Beragam habitat serta evolusi yang terjadi pada kingdom animalia, menyebabkan hewan memiliki alat pernapasan yang berbeda – beda. Pada artikel ini akan dijelaskan sistem pernapasan pada kelompok vertebrata atau hewan bertulang belakang.


1. Sistem Pernapasan Ikan

Semua ikan bernapas menggunakan insang karena ikan hidup di air. Paus bukan ikan, ia merupakan mamalialaut yang memilki paru – paru sebagai alat pernapsannya. Insang ikan merupakan adaptasi terhadap habitannya. Insang mampu mengikat oksigen yang terlarut dengan air. Insang bukan alat yang tepatbagi hewan darat, karena darat memiliki penguapan yang tinggi sehingga memungkinkan insang akan menjadi kering dan tidak mampu mengikat udara bebas. Sementara di dalam perairan, insang tak akan mengalami kekeringan akibat penguapan.

Pernapasan ikan bermula di dalam mulut. Ketika mulut membuka maka operkulum (penutup insang) akan menutup. Pada saat ini, air yang mengandung nutrisi serta udara pernapasan akan masuk ke dalam tubuh ikan. Ketika air sampai ke insang maka oksigen akan diikat oleh sel darah pada pembuluh kapiler di dalam insang. Ketika mulut menutup maka operkulum terbuka yang akan membuang kelebihan air atau garam bersama karbondioksida.


2. Sistem Pernapasan Katak (Amphibi)

Katak dan kelompok amphibi lainnya adalah hewan yang mengalami siklus hidup di dua habitat, perairan dan daratan (kecuali sisilian). Tentu saja hal ini akan memengaruhi sistem orgam pada kedua habitat tersebut. Kecebong adalah larva katak yang hidup di air. Oleh karena itu sistem pernapasan pada larva katak menggunakan insang luar (insang yang keluar dari tubuh dan tidak ditutupi oleh operkulum).

Metamormofis katak dari kecebong membentuk katak muda dapat diamati dengan hilangnya insang luar secara perlahan yang kemudian digantikan dengan paru – paru sebagai alat pernapasan katak yang akan beralih ke daratan. Katak dewasa bernapas menggunakan paru – paru dan juga permukaan kuitnya yang senantiasa lembab.

Dengan demikian, katak dewasa memiliki dua alat pernapasan yakni permukaan kulit dan paru – paru. Permukaan kulit katak tipis dan lembab, memungkinkan terjadinya difusi udara. Oksigen akan diikat oleh sel darah merah, sementara karbondioksida akan dikeluarkan. Pernapasan dengan permukaan kulit ini juga digunakan oleh katak ketika sedang diperairan (paru – paru tidak dapat mengikat oksigen terlarut dalam air).

Pernapasan dengan paru – paru hanya digunakan oleh katak dewasa di daratan. Aru – paru tidak mampu mengikat oksigen dalam air, dan tidak dapat basah. Oleh karena itu paru – paru lebih kering dibanding insang. Udara masuk melalui hidung, kemudian ke rongga mulut. Dari rongga mulut udara akan mengalir ke paru – paru. Pertukaran udara kemudian akan terjadi di paru – paru, yaitu pertukaran oksigen dengan karbondiksda.


3. Sistem Pernapasan Reptil

Sama seperti vertebrata daratan lainnya, reptil bernapas menggunakan paru – paru sebagai alat pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida. Adapun reptil yang menghabiskan beberapa waktunya di dalam air memiliki beberapa modifikasi pada alat pernapasannya.

Kelompok buaya memiliki membran tipis yang melindungi paru – paru dari masuknya air ketika buaya sedang di dalam air. Membran tipis tersebut menutupi rongga hidung, sehingga air tidak masuk ketika buaya beraktifitas di dalam air. Sementara penyu, yang hampir seluruh hidupnya di dalam perairan bernapas menggunakan kloaka (muara tiga saluran: genitalia, urin, dan pencernaan). Difusi gas pernapasan terjadi di kloaka, sehingga penyu tidak perlu hawatir akan kemasukan air dalam tubuhnya.


4. Sistem Pernapasan Burung

Burung juga bernapas menggunakan paru – paru. Hanya saja, burung memiliki alat tambahan berupa 9 kantung udara yang berfungsi menyimpan cadangan udara yang digunakan ketika burung terbang. Pada saat burung istirahat, proses inspirasi dan ekspirasi udara diatur oleh otot tulang rusuk yang mengatur masuk keluarnya udara.

Saat burung mengepakkan sayap, maka pundi – pundi udara korakoid terjepit sehingga udara akan mengalir ke paru – paru. Pada saat itu, terjadi pertukaran udaran antara oksigen dengan karbondioksida di bagian parabronkus dalam paru – paru. Ketika otot intercosta berelaksasi, maka rongga dada akan mengecil mendorong karbondioksida keluar dari tubuh. Pada saat itu juga, udara dari kantung udara memasuki paru – paru da terjadi difusi udara lagi.


5. Sistem Pernapasan Mamalia

Pernapasan pada mamalia, sama seperti pada manusia. Semua mamalia baik yang ada di darat maupun di perairan bernapas menggunakan paru – paru. Khusus untuk mamalia yang hidup di perairan seperti paus dan lumba – lumba melakukan adaptasi perilaku yang secara berkala muncul dipermukaan untuk mengambil oksigen dalam atmosfer. Pernapasan pada mamalia dimulai dari rongga hidung yang kemudian masuk ke trakea, bronkus, kemudian sampai pada alveolus yang mengandung banyak kapiler darah. Di dalam alveolus inilah terjadi pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida. (untuk lebih lengkapnya baca artikel sistem pernapasan manusia pada blog ini, terima kasih).

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga – Bunga ditemukan pada kelompok tumbuhan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Oleh karena itu, kelompok angiospermae juga disebut tumbuhan berbunga (anthophyta). Bunga berperan sebagai organ reproduksi dan ditemukan fungsi lainnya oleh tumbuhan. Bunga amat penting bagi tumbuhan angiospermae karena menentukan regenerasi tumbuhan tersebut.


A. Fungsi Bunga

Seperti yang telah diuraikan pada poin pengantar, telah diuraikan bahwa bunga memiliki peran atau fungsi penting bagi tubuh, yaitu:

1. Organ Reproduksi

Bunga adalah organ reproduksi seksual pada tumbuhan. Melalui bunga, akan terjadi fertilisasi antara mikrosporangia (sel gamet jantan) dengan makrosporangia (sel gamet betina). Fertilisasi pada tumbuhan berbiji terbuka yang terjadi di daun terjadi dua kali. Oleh karena itu disebut fertilisasi ganda. Sebelum fertilisasi akan terjadi penyerbukan (polination), yaitu peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan bunga pada tumbuhan dapat terjadi karena adanya bantuan dari angin (anemogami); hewan (zoogami); manusia (antropogami) dan lainnya. Melalui fertilisasi ini akan diperoleh keturunan yang mewarisi sifat kedua induk. Repsoduksi seksual merupakan upaya untuk meningkatkan keanekaragaman gen. Pembuahan ganda yang berlangsung di dalam ovarium akan membentuk embrio dan juga endosperms yang berperan sebagai cadangan makanan embrio.

2. Alat indentifikasi tumbuhan

Bunga merupakan salah satu objek pengamatan identifikasi tumbuhan. Jumlah mahkota bunga menjadi acuan dalam menentukan kelompok tumbuhan dikotil atau monokotil. Selain itu, jumlah kelopak, mahkota serta kedudukan dan jumlah benang sari dan putik menjadi objek pengamatan dalam membuat diagram bunga dalam ilmu botani.

3. Nilai estetika

Bunga memiliki bagian – bagian perhisan seperti mahkota yang berwarna – warni dan sering dimanfaatkan sebagai benda yang dapat meningkatkan nilai keindahan. Tentu saja hal ini berpotensi dalam bidang ekonomi.


B. Bagian – Bagian Bunga

Bunga merupakan organ reproduksi generatif pada angiospermae. Melalui bunga akan dihasilkan keturunan yang akan mewarisi sifat dari kedua induk yang akan meningkatkan keanekaragaman hayati tingkat gen.

Bagian – bagian bunga dikelompokkan menjadi:

1. Asesoris (Perhiasan)

Bagian perhiasan merupakan bagian yang berfungsi sebagai pendukung, pelindung, serta menarik perhatian beberapa hewan yang dapat membantu proses penyerbukan. Bagian asesoris juga memiliki peranan sebagai alat identifikasi tumbuhan. Bagian asesoris bunga terdiri atas:

a. Kelopak

Kelopak (sepal/kaliks) merupakan bagian yang berwarna hijau yang mengandung klorofil. Bagian ini berfungsi sebagai pelindung bunga ketika bunga masih menguncup.

b. Mahkota

Mahkota (petal/corolla) bagian yang mengandung pigmen warna warni yang dapat menarik hewan tertentu seperti insekt dan burung untuk hinggap. Hal ini dapat membantu penyerbukan bunga itu sendiri. Jumlah mahkota bunga merupakan indikator identifikasi tumbuhan. Tumbuhan dikotil memiliki mahkota bunga berjumlah kelipatan 2 atau 5, sementara tumbuhan monokotil memiliki bunga dengan jumlah mahkota kelipatan 3.

c. Reseptakulum

yaitu bagian dasar bunga, berfungsi sebagai penyokong bunga.

d. Pedicle

Atau tangkai bunga, merupakan batang muda yang berfungsi sebgai penyokong bunga.

2. Alat kelamin

Merupakan bagian – bagian bunga yang menghasilkan sel gamet, yaitu:

a. Benang sari (stamen)

Benang sari merupakan bagian bunga yang berperan sebagai alat kelamin jantan (male). Benang sari terdiri atas filamen (tangsai sari); dan kepala sari (anther). Bagian kepala sari akan menghasilkan serbuk sari (pollen) yang berfungsi sebagai mikrosporangium atau sel gamet jantan pada tumbuhan. Pembentukan serbuk sari berlangsung melalui proses mikrosporogenesis yang akan menghasilkan serbuk sari haploid. Ketika proses polinasi (penyerbukan), seruk sari akan jatuh di kepala putik dan akan membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel – sel penyerbukan (inti generatif).

b. Putik (pistil atau carpel)

Putik merupakan bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Tidak hanya itu, bunga juga merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat perkembangan biji yang akan menjadi buah. Putik tersusun atas stillus atau tangkai putik, kepala putik (stigma), bakal biji dan bakal buah. Ovum yang terkandung di dalam bakal biji (ovarium) terbentuk melalui makrosporogenesis, proses yang hampir serupa dengan pembentukan mikrosporogenesis. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda yang terjadi di dalam ovarium yakni pembuahan antara inti generatif pollen dengan makrosporogenesis di dalam ovarium. Pembuahan pertama terjadi antara inti generatif satu dengan ovum yang akan membentuk embrio. Pembuahan kedua terjadi antara inti generatif dua dengan inti kandung lembaga sekunder untuk membentuk cadangan makanan (endosperm) yang berfungsi sebagai sumber pertama reaksi metabolisme ketika proses perkecambahan.

Berdasarkan kelengkapan bunga, maka dapat dibedakan:

1. Bunga lengkap

Yaitu bunga yang memiliki bagian – bagian bunga secara lengkap (asesoris dan alat kelamin). Dapat dikatakan bahwa bunga lengkap adalah bunga dieoceous. Contoh bunga sepatu.

2. Bunga tak lengkap

Adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih bagian – bagian bunga baik bagian asesoris maupun alat kelamin.

Sementara jika melihat alat kelaminnya, maka tumbuhan berbunga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Bunga sempurna

Adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam satu bunga. oleh karena itu disebut juga bunga hermaprodit.

2. Bunga tak sempurna

Adalah bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelaminnya. Bunga jantan ialah bunga yang hanya memiliki alat kelamin jantan (benang sari), sementara bunga betina adalah bunga yang hanya memiliki alat kelamin betina (putik).


C. Jaringan penyusun Bunga

Seperti halnya organ tumbuhan lainnya, bunga disusun oleh jaringan:

1. Jaringan epidermis

Seperti yang kita ketahui bahwa peranan jaringan epidermis ialah sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Begitu juga dengan jaringan epidermis yag menyusun bunga, jaringan ini terletak paling luar pada bagian asesoris maupun bagian alat kelamin. Semua bagian bunga akan dibungkus oleh epidermis yang mengalami penebalan pada dinding sel luarnya oleh senyawa kutikula.

2. Jaringan parenkim

Jaringan parenkim yang menyusun bunga merupakan bagian terluas. jaringan endotesium merupakan bagian jaringan parenkim yang terletak di bawah epidermis. sementara jaringan tapetum berada paling dalam yang menyusun bagian rongga dalam.

3. Jaringan kolenkim

Jaringan kolenkim berperan sebagai jaringan penguat bagian bunga, agar bunga tetap tegar dan kuat ketika ditiup angin.

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang – Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang memiliki beberapa fungsi dengan fungsi utama ialah sebagai penyusun rangka pada tubuh hewan vertebrata. Tulang juga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel – sel darah, penyimpanan mineral, pelindung organ, memberi bentuk tubuh, serta mendukung lokomosi hewan. Tulang berperan sebagai alat gerak pasif yang mana digerakkan oleh otot rangka yang melekat pada tulang. Dengan beragam fungsi yang dimiliki oleh tulang, maka akan sangat menggangu jika terjadi kelainan atau gangguan pada tulang. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam. Faktor luar meliputi nutrisi (makanan), pola hidup, kebiasaan, kecelakaan, dan lainnya. Sementara faktor dalam yang dapat menyebabkan kelainan tulang ialah terjadi kesalahan metabolisme fungsi sel tubuh penyusun tulang. Apa ajakah gangguan dan kelainan yang terjadi pada tulang??? Berikut uraian lengkapnya.

1. Gangguan tulang yang disebabkan oleh benturan (kerusakan mekanis)


  • Fisura adalah kelainan tulang yang disebabkan oleh benturan atau jatuh yang menyebabkan tulang mengalami retak. Fisura tergolong kerusakan sederhana, pada kelainan ini hanya terjadi kerusakan sampai di periosteum (pembungkus tulang).
  • Fraktura adalah kerusakan yang menyebabkan tulang patah. Jika tulang yang patah terlihat keluar maka disebut fraktura terbuka.
  • Greenstick adalah kerusakan pada tulang yang hampir serupa dengan fisura. Greenstick menyebabkan tulang retak sebagian namun tidak sampai terpisah.
  • Comminuted atau remuk ialah kerusakan tulang yang disebabkan oleh kecelakan atau benturan yang menyebabkan tulang hancur namun masih terbungkus di dalam jaringan otot.

2. Gangguan tulang yang disebabkan oleh malnutrisi

Tulang tersusun oleh beberapa mineral dan juga memerlukan vitamin dalam pembentukannya. Kekurangan niutrisi pembentulan tulang (kalsium, phosphor, dan vitamin d) dapat menyebabkan gangguan pada tulang, diantaranya:

  • Osteoporosis adalah pengeroposan pada tulang yang disebabkan oleh kekurangan kalsium yang berfungsi memperkuat tulang.
  • Rakhitis adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D. sehingga mengalami kelainan bentuk tulang yang membentuk huruf X atau O. umumnya terjadi pada anak – anak. oleh karenanya jangan lewatkan vitamin D sebagai asupan nutrisi pembentukan tulang pada anak – anak kita.
3. Gangguan tulang yang disebabkan oleh kesalahan sikap duduk

Kesalahan posisi duduk pada anak – anak mungkin sepele namun dapat berdampak pada kelainan bentuk tulang belakanng kita. Jika ini terjadi maka akan merubah bentuk tubuh. Adapun kelainan yang terjadi karena kesalahan posisi duduk antara lain:

  • Lordosis adalah kelainab bentuk tulang belakangyang berubah menjadi melengkung kedepan. Hal ini terjadi karena posisi duduk yang terlalu rendah dibanding meja, sehingga tubuh akan keseringan melengkungkan badan condong ke depan. Pada ibu hamil juga dapat menyebabkan lordosis.
  • Kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke belakang. Kebiasaan menunduk, serta duduk dengan bangku lebih tinggi dibanding meja dapat menyebabkan kelainan ini terjadi.
  • Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang bengkok ke samping membentuk huruf “s”. Hal ini terjadi karena kebiasaan duduk miring.
4. Gangguan tulang yang disebabkan oleh fisiologi sel dan infeksi patogen

Kelainan tulang yang disebabkan oleh gangguan metabolisme di dalam sel – sel dan infeksi patogen antara lain:

  • TBC tulang adalah gangguan pada tulang yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tuberculosis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tulang.
  • Kanker tulang adalah gangguan yang disebabkan oleh diskontrol pembelahan mitosis sel – sel tulang, sehingga terbentuk jaringan tulang yang tumbuh terus di luar normal.
  • Mikrosepalus adalah gangguan yang disebabkan oleh mengecilnya tulang tengkorak yang disebabkan oleh minimnya cairan serebrospinal pada otak. Sehingga penderita memiliki bentuk kepala yang kecil.
  • Hidrosepalus (megasepalus) adalah gangguan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya cairan serebrospinal pelindung otak, sehingga tulang tengkorak akan menonjol ke atas menyebabkan penderita memiliki kepala yang besar. terjadi pada anak – anak.
  • Polio adalah gangguan tulang yang disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang saraf motoris sehingga akan mengalami kelumpuhan.
  • Layu semu adalah kelainan yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis yang terjadi pada bayi yang tertular oleh ibu penderita. Sehingga tulang – tulang bayi mengalami kelayuan yang menyebabkan kelumpuhan.

Jenis Gerak dan Kelainan atau Gangguan pada Otot

Jenis Gerak dan Kelainan atau Gangguan pada Otot – Gerak pada hewan didukung oleh jaringan otot yang berperan sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot mendukung sistem gerak baik pada gerak yang disadari maupun gerak refleks. Otot disusun oleh protein kontraktil yang terdiri dari protein miosin (tebal) dan aktin (tipis). Kedua protein inilah yang menyebabkan gerakan pada tubuh hewan. Terdapat tiga macam jenis otot yang temukan pada tubuh hewan yang memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:

1. Otot rangka

Adalah otot yang menempel pada sistem rangka (tulang). Otot rangka merupakan otot sadar yaitu otot yang berada dibawah kendali sistem saraf sadar (otak). Kontraksi otot rangka mendukung pergerakan aktif hewan baik terbang, berjalan, berlari, berenang, dan lainnya.

2. Otot polos

Adalah otot yang menyusun organ dalam (kecuali jantung). Kerja otot polos di luar kendali sistem saraf sadar. Gerakan oleh otot polos mendukung sistem pencernaan dalam menggerakkan makanan dari organ satu ke organ lainnya. Selain itu, sifat elastis yang dimilikinya membuat rahim mamalia mampu mengembang 500 kali selama masa kehamilan.

3. Otot jantung

Adalah otot yang menyusun jantung. Karakteristik yang dimiliki oleh jantung merupakan penggabungan dari otot lurik dan otot polos. Otot jantung bekerja di luar kendali otak dan kontraksi yang dihasilkan kuat dan tidak mudah lelah. Otot jantung memiliki karakter yang tidak dimiliki oleh sel otot lainnya, yaitu bercabang. Karakteristik ini mendukung fungsi jantung sebagai pemompa darah.

Ketiga macam otot yang menyusun bagian tubuh hewan dan manusia memiliki kemampuan yang sama yaitu menghasilkan gerakan. Kemampuan ini diperoleh dari aktivitas otot yaitu:

– Kontraktibilitas adalah kemampuan otot untuk memendek. Hal ini terjadi saat otot berkontraksi yang menyebabkan protein tebal dan tipis saling bertautan sehingga ukurannya akan lebih pendek.

– Ekstenbilitas adalah periode ketika otot berelaksasi yang terjadi dikarenakan protein tebal dan tipis melepaskan tautan sehingga ukurannya lebih panjang.

– Elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula.

Dari ketiga macam kemampuan itulah otot mendukung pergerakan pada hewan. Lokomosi hewan dan manusia melibatkan otot dan juga sistem rangka. Otot lurik atau otot rangka ialah otot yang melekat pada rangka dan menggerakkan rangka dalam memenuhi kebutuhan hewan. Suatu gerak terjadi karena adanya hubungan kerja dengan otot lain. Berdasarkan kerjanya, otot dapat dikelompokkan menjadi:

– Otot sinergis

Yaitu otot – otot yang bekerja bersama untuk mendukung suatu gerakan tertentu. Otot sinergis akan memiliki periode kontraksi dan relaksasi yang bersamaan.

– Otot antagonis

Adalah otot – otot yang saling berlawanan untuk mendukung suatu gerakan. Periode kontraksi dan relaksasi pada otot ini akan bergantian. Contohnya ialah otot bisep dan trisep.

Gerakan otot antagonis mendukung beberapa gerakan di dalam tubuh. Adapun macam jenis gerakan yang terjadi dari kerja otot antagonis antara lain:

1. Ekstensi vs fleksi


Ekstensi adalah gerakan meluruskan siku atau lutut, sementara fleksi adalah gerakkan membengkok. Dua gerakan ini terjadi akibat kerja otot bisep dan otot trisep pada lengan atas yang berkerja saling berlawanan. Ekstensi terjadi karena otot bisep berelaksasi sementara otot trisep berkontraksi. Dan sebaliknya fleksi terjadi karena otot bisep berkontaksi sementara otot trisep berelaksasi.

2. Abduksi vs adduksi

Abduksi merupakan gerakan anggota gerak menjauhi sumbu tubuh sementara adduksi gerakan menarik mendekat sumbu tubuh.

3. Depresi vs elevasi

Depresi merupakan gerakan menarik kebawah sementara elevasi adalah gerakan menarik ke atas. Seperti gerakan menggerakkan kepala melihat kebawah (depresi) dan ke atas (elevasi).

4. Supinasi vs pronasi

Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan sementara pronasi ialah gerakan menelungkupkan telapak tangan.

5. Insersi vs eversi

Insersi adalah gerakan memasukan sementaraeversi aalah gerakan mengeluarkan, seperti yang dapat kita amati ketika mengayunkan telapak kaki masuk ke dalam (insersi) dan ke luar (eversi).

Kelainan pada Otot

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa otot merupakan alat gerak aktif. Jika terjadi gangguan atau kelainan pada otot tentu akan memeranguhi pergerakan pada manusia dan juga hewan vertebrata lainnya. Adapun macam kelainan yang terjadi pada otot antara lain:

1. Tetanus

Gangguan ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tetanus (clostridium tetani) yang berhasil masuk ke dalam tubuh melalui jaringan yang terbuka (luka). Bakteri ini meghasilkan toksin (racun) yang menyebabkan otot terus berkontraksi sehingga tak dapat dihindari terjadi kejang otot.

2. Kram

Merupakan gangguan otot yang disebabkan oleh kontraksi otot terus – menerus. Sehingga pada bagian yang mengalami tersebut akan sulit dan sakit jika digerakkan.

3. Hipertrofi otot

Adalah suatu kondisi dimana otot menjadi lebih besar dan kuat dari ukuran normal. Hal ini terjadi karena otot sering dilatih, seperti yang terjadi pada atlet binaragawan.

4. Atrofi otot

Kondisi yang kebalikan dari hipertrofi. Pada atrofi terjadi kelainan bentuk otot yang mengecil dari ukuran normal. Kontraksi otot yang mengalami atrofi juga lemah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dilatih atau kurang digunakan otot tersebut. Untuk mengatasinya maka perlahan harus dilatih agar kemampuan kontraksi otot kembali seperti semula.

5. Stiff (kaku leher)

Adalah suatu keadaan dimana otot pada bagian leher meradang. Hal ini disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba sehingga otot akan tertarik secara paksa. Stiff dapat memicu terjadinya kejang otot punggung yang terasa amat sakit.

6. Hernia abdominal

Hernia dikenal juga turun berok adalah suatu kondisi dimana usus keluar dan masuk ke rongga perut (dapat keluar ke anus). Hal ini disebabkan oleh sobeknya otot peritonium (pembungkus saluran pencernaan) yang dikarenakan kerja fisik yang berat atau kecelakaan.

7. Fibriosis

Jaringan otot tidak mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kematian sel – sel otot akan digantikan dengan pertumbuhan jaringan ikat, sehingga akan menggangu kontraksi sel otot.

8. Distrofi otot

Ditrofi merupakan penyakit bawaan yang terjadi kelainan fisiologis yang terjadi pada masa perkembangan janin. Sehingga anak terlahir dengan cacat otot (kelumpuhan).

9. Miastema gravis

Adalah suatu kondisi dimana otot secara berangsur – angsur mengalami penurunan kemampuan dalam berkontraksi dan sampai berujung pada kelumpuhan dan kematian.

Soal Biologi Kelas 11 Tentang Sistem Gerak pada Manusia dan Hewan Vertebrata

Petunjuk (A):

Pilihlah satu diantara pilihan jawaban berikut yang merupakan jawaban yang paling tepat!

1. Ciri yang hanya dimiliki oleh otot jantung ialah. . . .
a. Corak lurik
b. Inti satu ditengah
c. Bekerja di luar kendali sistem saraf sadar
d. bentuk sel silinder
e. Bercabang

2. Gerakan ektensi terjadi karena . . .
a. Otot bisep berkontraksi, otot trisep relaksasi
b. Otot bisep relaksasi, otot trisep kontraksi
c. Otot bisep dan otot trisep berkontraksi
d. Otot bisep dan otot trisep relaksasi
e. Otot bisep dan otot trisep bersinergi

3. Kontraksi otot memerlukan energi yang diperoleh dari reaksi kimia. . .
a. C6H12O6 + O2 → ATP + CO2 + H2O
b. AMP + Pi → ATP
c. ADP + Pi → ATP
d. ATP → Energi + ADP
e. ATP → Energi + AMP

4. Sendi yang menghubungkan tulang tengkorak ialah. . .

a. Sinfibrosis
b. Sinkondrosis
c. Sinartrosis
d. Endartrosis
e. Diartrosis

5. Persendian yang menghubungkan gelang bahu ialah. . .

a. Sendi engsel
b. Sendi peluru
c. Sendi geser
d. Sendi putar
e. Sendi pelana

6. Yang bukan fungsi tulang ialah. . . .

a. Alat gerak aktif
b. Pelindung tubuh
c. Tempat pembentukan eritrosit
d. Penyimpanan kalsium
e. Memberi bentuk tubuh

7. Tulang rawan hialin ditemukan pada . . .

a. Daun telinga
b. Epiglotis
c. Persendian
d. Membran niktitan
e. Tendon

8. Bagian yang mengandung saraf dan pembuluh darah pada sistem Havers ialah…

a. Lakuna
b. Saluran pusat
c. Kanalikuli
d. Lamella
e. Periosteum

9. Jumlah tulang leher pada ruas tulang belakang ialah. . .

a. 2 ruas tulang
b. 4 ruas tulang
c. 5 ruas tulang
d. 7 ruas tulang
e. 12 ruas tulang

10. Kelainan bentuk tulang yang menyebabkan tulang belakang melengkung ke depan disebut . . .

a. Lordosis
b. Kifosis
c. Skoliosis
d. Rakhitis
e. Artritis

Petunjuk B: Pilihlah jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Pilihan A jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (1); (2); dan (3)
  • Pilihan B jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (1); dan (3)
  • Pilihan C jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (2); dan (4)
  • Pilihan D jika jawaban terdapat pada pernyataan nomor (4) saja, dan
  • Pilihan E jika semua pernyataan (1); (2); (3); dan (4) adalah benar

11. Protein kontraktil yang menyusun otot ialah . . .

1) Fibrin
2) Aktin
3) Tubulin
4) Miosin

12. Karakteristik otot yang menyusun lidah ialah. . .
1) Di bawah kendali otak
2) Corak lurik
3) Memerlukan energi untuk berkontraksi
4) Memiliki satu inti di tengah

13. Sendi yang menghubungkan antara tulang lengan atas dengan lengan bawah ialah sendi. . .

1) Sinartrosis
2) Diartrosis
3) Sendi pelana
4) Sendi engsel

14. Komponen penyusun tulang rawan ialah. . .

1) Kondrosit
2) Kalsium karbonat
3) Serat
4) Osteklas

15. Yang termasuk tulang aksial ialah. . .

1) Tengkorak
2) Costae
3) Vertebrae
4) Sternum

Petunjuk C: Pilih jawaban yang tepat dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Pilihlah A jika pernyataan dan alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab – akibat
  • Pilihlah B jika pernyataan dan alasan benar, namun keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab – akibat
  • Pilihlah C jika pernyataan benar namun alasan salah
  • Pilihlah D jika pernyataan salah namun alasan benar
  • Pilihlah E jika pernyataan dan alasan salah
16. Sendi sutura adalah sendi yang menghubungkan antara tulang frontal dengan parietal SEBAB sendi sutura ialah sendi mati.

17. Rangka tubuh pada ikan hiu ialah tulang rawan SEBAB tulang rawan bersifat kuat yang disusun oleh sel – sel fibroblast.

18. Otot berfungsi sebagai alat gerak pasif SEBAB otot tersusun atas protein aktomiosin.

19. Retikulum sarkolemma berperan menyimpan ion kalsium SEBAB ion kalsium dibutuhkan untuk kontraksi otot.

20. Ekstensi adalah gerakkan membengkokkan siku SEBAB otot bisep adalah otot ekstensor yang akan berkontraksi.

KUNCI JAWABAN

1. E
2. B
3. D
4. A
5. D
6. A
7. C
8. B
9. D
10. A
11. C
12. A
13. C
14. B
15. E
16. B
17. C
18. D
19. A
20. E

Jenis Akar pada Tumbuhan dan Penjelasannya

Jenis Akar pada Tumbuhan dan Penjelasannya – Akar merupakan organ tumbuhan yang tumbuh terus mendekati pusat gravitasi berlawanan dengan arah tumbuh batang. Akar memiliki fungsi yang penting pada tumbuhan, selain sebagai alat menyerap air dan unsur hara pada tumbuhan serta menyokong tumbuhan, akar juga digunakan sebagai alat identifikasi tumbuhan. Kecuali lumut, semua anggota Kingdom Plantae telah memiliki organ akar. Lumut belum memiliki akar sejati, namun memiliki rizoid yaitu penjuluran yang keluar dari batang yang menyerupai akar dan memiliki fungsi yang sama seperti akar.

Pada kelompok tumbuhan sejati, terdapat dua jenis akar yang menyusun tumbuhan yaitu akar tunggang dan akar serabut. Keduanya dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya akar primer pada saat dewasa. Perkembangan akar pada semua jenis tumbuhan (kecuali lumut) berasal dari radikula yaitu tunas yang tumbuh mendekati gravitasi pada saat perkecambahan. Radikula mengandung jaringan meristem yang senantiasa membelah menyebabkan pertumbuhan primer (akar terus memanjang).

Tipe akar yang dimiliki oleh tumbuhan pada saat identifikasi spesies akan menentukan pengelompokkannya. Terdapat tumbuhan yang masih mempertahankan akar primernya dikelompokkan menjadi tumbuhan berkayu, sementara tumbuhan yang akar primernya hilang saat dewasa termasuk tumbuhan herba (monokotil). Adapun macam jenis akar pada tumbuhan ialah sebagai berikut:


1. Akar Tungggang

Akar tunggang merupakan jenis akar yang tetap mempertahankan akar primernya yaitu akar yang pertama kali tumbuh saat perkecambahan (radikula). Akar tunggang dimiliki oleh kelompok tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae, keduanya ialah tumbuhan berkayu namun berbeda divisi (Dikotil ialah kelas dari Divisi Angiospermae, sementara Gymnospermae adalah divisi).

Pada tumbuhan berkayu, memiliki jaringan kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada batang dan akarnya. Sehingga pada tumbuhan yang memiliki akar tipe tunggang, akar primer akan semakin membesar seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang disebabkan oleh aktivitas kambium pada silinder pusat akar.

Akar lateral pada akar tunggang tumbuh ke arah samping yang juga menuju gravitasi bumi. Pertumbuhan akar lateral ini disebabkan oleh jaringan perisikel yang terletak di luar silinder pusat. Sistem perakaran tunggang memiliki sifat lebih kuat dibanding akar serabut. Oleh karena itu dapat menyokong tubuh tumbuhan berkayu yang tinggi dan besar. Beberapa spesies dari kelompok dikotil menyimpan cadangan makanannya pada bagian akar tunggang.


2. Akar Serabut

Sistem perakaran serabut merupakan tipe akar pada tumbuhan dimana akar primer yang pertama kali tumbuh pada saat perkecambahan hilang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Akar serabut merupakan tipe akar yang dimiliki oleh tumbuhan monokotil.

Pada akar serabut, akar utama atau akar primer akan mati kemudian akan digantikan oleh akar – akar liar yang terbentuk dari jaringan perisikel. Akar – akar liar pada tumbuhan monokotil ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta jumlahya menggerombol oleh karena itu disebut sebagai akar serabut. Tidak seperti pada akar tunggang yang dapat tumbuh bermil-mil, akar serabut ukurannya pendek.

Hal ini dikarenakan daerah meristem primer yang terdapat pada akar ikut hilanng saat akar utama pada tumbuhan tersebut mati. Oleh karenanya pertumbuhan akar serabut tidak seperti pada akar tunggang. Sokongan tubuh tumbuhan yang memiliki akar serabut tidak sekuat tumbuhan yang disokong akar tunggang. Sifat kekuatan yang dimiliki oleh serabut cukup untuk melekatkan tubuh tumbuhan dengan substrat dan lebih tahan akan hembusan angin, namun akan lebih mudah dicabut. Hal ini berlawanan dengan sifat yang dimiliki oleh akar tunggang.

2. Akar Serabut

Sistem perakaran serabut merupakan tipe akar pada tumbuhan dimana akar primer yang pertama kali tumbuh pada saat perkecambahan hilang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Akar serabut merupakan tipe akar yang dimiliki oleh tumbuhan monokotil.

Pada akar serabut, akar utama atau akar primer akan mati kemudian akan digantikan oleh akar – akar liar yang terbentuk dari jaringan perisikel. Akar – akar liar pada tumbuhan monokotil ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta jumlahya menggerombol oleh karena itu disebut sebagai akar serabut. Tidak seperti pada akar tunggang yang dapat tumbuh bermil-mil, akar serabut ukurannya pendek.

Hal ini dikarenakan daerah meristem primer yang terdapat pada akar ikut hilanng saat akar utama pada tumbuhan tersebut mati. Oleh karenanya pertumbuhan akar serabut tidak seperti pada akar tunggang. Sokongan tubuh tumbuhan yang memiliki akar serabut tidak sekuat tumbuhan yang disokong akar tunggang. Sifat kekuatan yang dimiliki oleh serabut cukup untuk melekatkan tubuh tumbuhan dengan substrat dan lebih tahan akan hembusan angin, namun akan lebih mudah dicabut. Hal ini berlawanan dengan sifat yang dimiliki oleh akar tunggang.Selain terdapat pada tumbuhan monokotil, bentuk akar serabut (seperti benang) juga dapat ditemukan pada tumbuhan dikotil sebagai akar tambahan yang tumbuh pada organ lain. Seperti yang dapat ditemukan pada tumbuhan beringin yang memiliki akar napas dengan bentuk silindris dan memanjang yang merupakan modifikasi sel – sel penyusun epidermis batang. Akar tersebut berfungsi sebagai alat bantu mengikat udara.