Showing posts with label Tumbuhan. Show all posts
Showing posts with label Tumbuhan. Show all posts

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji – Serupa dengan kelompon hewan, tumbuhan tingkat tinggi seperti tumbuhan berbiji (spermatophyta) akan membentuk sel – sel gamet melalui serangkaian pembelahan sel dalam gametogenesis. Sel gamet merupakan sel yang berperan dalam reproduksi seksual. Pentingnya peranan sel gamet ialah bertanggung jawab atas kelestarian jenis suatu organisme. Dalam reproduksi seksual akan terjadi penyatuan sel gamet jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi tumbuhan baru dan akan mewarisi sifat kedua induk (jantan dan betina).

Biji yang terbentuk pada kelompok spermatophyta terbentuk dari penyatuan sel gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan berbiji dilengkapi dengan organ reproduksi (bunga atau strobilus) yang menghasilkan sel gamet. Serbuk sari atau polen adalah gamet jantan yang dihasilkan dari alat kelamin jantan (benang sari atau strobilus jantan). Serbuk sari akan berkembang menjadi sel sperma ketika akan membuahi ovum yang berada di dalam ovarium putik. Dapat dikatakan serbuk sari adalah bentuk adaptasi tumbuhan berbiji dari ketergantungan akan air. Jika kita melihat, kelompok sporophyta (lumut dan paku) menghasilkan sperma yang motil yang sesuai dengan habitatnya dilingkungan berair. Sementara bentuk serbuk sari akan lebih menguntungkan, karena penyebarannya akan lebih luas dan sel sperma akan terbentuk ketika serbuk sari berhasil mencapai organ reproduksi betina (putik) melalui polinasi.

Sementara itu, ovum merupakan sel gamet betina yang berkembang dari megasporofit (kantung embrio) di dalam organ kelamin betina (putik). Berbeda dengan pembentukan sel gamet hewan, sel gamet tumbuhan terbentuk dari pembelahan meiosis kemudian mitosis (pada hewan mitosis terlebih dahulu lalu dilanjutkan meiosis). Serbuk sari terbentuk melalui mikrosporogenesis, sementara megaspora terentuk melalui megasporogenesis. Pada intinya ialah sel gamet bersifat haploid dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara seksual. Berikut tahapan pembentukan sel gamet pada tumbuhan berbiji.

A. MEGASPOROGENESIS

Pembentukan sel gamet betina terjadi di bakal biji dalam alat kelamin betinanya. Dalam bakal biji terdapat satu sel sporangium yang akan tumbuh menjadi megasporosit (sel berukuran besar). Lalu, megasporosit akan bermiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Seperti halnya pembentukan ovum pada kelompok hewan, hanya satu sel megaspora yang akan berkembang sementara tiga sel lainnya akan mereduksi. Satu sel megaspora yang haploid kemudian akan membelah secara mitosis tanpa diikuti dengan sitokinesis sebanyak tiga kali, sehingga membentuk satu sel besar dengan delapan inti haploid.

Selanjutnya, masing – masing inti akan dipisahkan oleh membran sel melalui sitokinesis. Delapan sel haploid ini kemudian akan menyebar di daerah bakal biji. Tiga sel akan berada diujung bakal biji dekat dengan mikropil. Tiga sel tersebut ialah sel ovum yang diapit oleh dua sel sinergid. Dua nukleus berada di pusat, sementara tiga sel lainnya berada di ujung yang berlawanan (antipodal).

B. Mikrosporogenesis

Sel gamet jantan berukuran lebih kecil sehingga disebut mikrospora. Pembentukan mikrospora berlangsung di dalam kepala antena (benang sari). Mikrosporosit merupakan sel induk polen akan membelah secara meiosis membentuk empat sel mikrospora yang haploid dan fungsional. Ketikan polen jatuh di kepala putik, maka mikrospora (n) akan melanjutkan pembelahannya secara mitosis menghasilkan dua sel anak, sel generatif dan sel vegetatif. Sel vegetatif berfungsi sebagai pendukung sel generatif. Sel vegetatif akan membentuk tabung polen sebagai jalur untuk membuahi sel ovum. Sel vegetatif dilengkapi dengan enzim yang mampu melisis bagian tangkai putik menjadi tabung polen dan mampu menemukan posisi ovum melalui rangsang zat kimia (kemotaksis). Sementara itu, sel generatif (n) akan membelah secara mitosis sekali lagi membentuk sel generatif I dan sel generatif II. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda. Pembuahan pertama akan terjadi peleburan inti sel generatif I dengan ovum membentuk zigot (2n). Dan pembuahan kedua akan terjadi peleburan inti sel generatif II dengan dua inti polar membentuk cadangan makanan (endosperm) yang bersifat triploid (3n).

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan – Batang adalah organ tumbuhan yang umumnya tumbuh di atas permukaan tanah atau substrat lainnya. Batang memiliki peran yang juga penting bagi tumbuhan. Bangunan – bangunan yang tinggi mengadopsi dari bentuk tumbuhan yang menjulang tinggi sampai ke langit. Batang banyak dimanfaatkan untuk memeuhi kebutuhan manusia seperti sebagai bahan pembuatan kertas, bangunan, dan lainnya. Fungsi batang sendiri penting bagi tumbuhan untuk melangsungkan hidup. Penebangan hutan yang memiliki tumbuhan dengan batang – batang yang tinggi akan merusak keseimbangan ekosistem. Hal ini terkait dengan rusaknya kelangsungan hidup tumbuhan yang juga akan merusak kehidupan organisme lainnya. Lantas fungsi apakah yang dimiliki oleh batang terhadap tumbuhan, dan bagaimana jaringan penyusun batang untuk dapat mendukung fungsinya??? Berikut uraian lengkapnya.


A. FUNGSI BATANG BAGI TUMBUHAN

Fungsi batang bagi tumbuhan ialah sebagai berikut:

1. Menyimpan cadangan makanan

Senyawa hasil fotosintesis yaitu glukosa akan diubah menjadi karbohidrat kompleks berupa amilum yang akan disimpan pada organ tumbuhan salah satunya di batang. Simpanan makanan ini berperan sebagai makanan cadangan yang dapat digunakan ketika tumbuhan mengalami masa sulit seperti perubahan musim dan sebagainya. Simpanan makanan yang disimpan di batang pada jarigan korteks. Pada beberapa tumbuhan, batang yang menyimpan cadangan makanan akan membesar seperti pada ubi jalar.

2. Menyokong tegakknya tubuh tumbuhan

Tingginya tubuh tumbuhan yang mencakar langit tak lepas dari peranan batang. Pertumbuhan batang yang mendekati sumber cahaya (fototropisme positif) , disebabkan oleh meristem primer pada ujung batang. Adanya batang ini berperan sebagai penyokong tegaknya tubuh tumbuhan di atas bumi.

3. Menghubungkan akar dengan daun

Batang merupakan organ yag terletak antara akar dengan daun. Oleh karena itu, jaringan yang menyusun batang akan menghubungkan transpor zat dari akar ke daun atau sebaliknya, dari daun ke akar.

4. Tempat tumbuh daun, bunga, dan buah

Daun, bunga, dan buah merupakan organ lain yang tumbuh menempel pada ranting – ranting batang. Terbentuknya daun berasal dari primordial daun yang terbentuk dari diferensiasi jaringan meristem primer batang. Batang berperan menyokong organ tumbuhan lainnya agar dapat menjalankan fungsinya. Daun berperan sebagai organ fotosintesis, sementara bunga berperan sebagai organ reproduksi dan buah sebagai alat penyebaran tumbuhan.

5. Pertumbuhan sekunder

Khususnya batang dikotil serta gymnospermae, memiliki jaringan kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berperan dalam pertumbuhan sekunder tumbuhan yang menyebabkan batang semakin besar. Sementara pada tumbuhan monokotil terdapat meristem interkalar yang terletak pada batang berperan menambah ruas – ruas batang monokotil.

6. Identifikasi tumbuhan

Keragaman batang pada tumbuhan berperan menjadi alat indentifikasi tumbuhan. Batang dikotil yang berkambium akan memiliki struktur batang berkayu dan bercabang. Sementara batang monokotil tidak berkambium sehingga strukturnya bukan batang berkayu umumnya herba (batang basah).

7. Alat perkembangbiakan vegetatif

Beberapa tumbuhan berkembang secara vegetatif dengan batang. Seperti ubi jalar yang berkembang melalui batang yang menyimpan cadagan makanan. Tunas – tunas tumbuhan baru muncul pada bagian tersebut. Batang dikotil juga dapat dikembangkan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif buatan melalui cangkok.


B. JARINGAN PENYUSUN BATANG TUMBUHAN

Adapun jaringan yang menyusun batang ialah sebagai berikut:

1. Epidermis

Epidermis merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan ini tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat. Jika batang tumbuhan bertambah besar, epidermis akan pecah dan akann digantikan oleh jaringan gabus dibawahnya (periderm) yang terbentuk dari jaringan korteks, untuk menggantikan posisi epidermis sebagai pelindung. Epidermis batang mengadakan modifikasi membentuk lentisel yang berfungsi sebagai pertukaran gas di batang, serta beberapa batang memiliki epidermis berambut (trikomata), atau mensekresikan getah.

2. Korteks

Korteks adalah jaringan parenkim yang mengisi bagian di bawah epidermis. Struktur sel korteks nampak seperti sel parenkim pada umumnya yakni cenderung bulat, serta memiliki ruang antar sel. Jaringan korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Ruang antar sel pada jaringan korteks berisi jaringan penyokong yakni sklerenkim atau korteks yang menopang tubuh tumbuhan.

3. Stele

Stele atau silinder pusat terdiri atas jaringan pengangkut yaitu floem dan xilem yang berfungsi mengangkut senyawa kimia dalam tubuh tumbuhan. Jaringan floem atau disebut juga sebagai pebuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis di daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Melalui batang, floem daun akan menuju ke bagian akar setelah sebelumnya mendistribusikan makanan di sel – sel batang. Sementara jaringan xilem berperan mengangkut air dan unsur hara ke seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar. Ketikan air dan unsur hara masuk melalui akar, kemudian akan diteruskan ke xilem dan diangkut naik ke organ tumbuhan lainnya.

Pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae, terdapat jaringan kambium yang terletak diantara jaringan pengangkut, floem dan xilem. Kambium bereran sebagai meristem sekunder yang mengatur pertumbuhan sekunder tumbuhan yaitu pertambahan besar (diameter batang) tumbuhan. Aktivitas kambium akan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar. Pertambahan jaringan pengangkut ini dipengaruhi oleh air sehingga pada musim panas, xilem yang sekunder tipis. Sementara pada musim hujan diameter xilem sekunder yang terbentuk lebih tebal. Lingkaran pertumbuhan xilem ini dikenal sebagai lingkaran tahun yang merupakan petunjuk untuk mengetahui usia tumbuhan.

Perbedaan yang terjadi antara dikotil dan monokotil akan jaringan kambium menyebabkan keduanya memiliki karakter yang berbeda. Perbadaan ini dapat dilihar dari aspek pertama yaitu tipe susunan berkas pengkut pada dikotil ialah kolateral terbuka, sementara pada tumbuhan monokotil ialah kolateral tertutup. Selain itu, perbedaan lainnya iaah karakter batangnya. Tumbuhan monokotil bukan tumbuhan berkayu sementara tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berkayu karena memiliki kambium. Pada tumbuhan monokotil tidak terjadi pertumbuhan sekunder seperti yang dialami oleh tumbuhan dikotil serta gymnospermae.

4. Empulur

Empulur merupakan daerah paling dalam dan terletak di bagian tengah batang tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas sel – sel parenkim yang berperan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Beberapa batang tumbuhan tidak memiliki empulur.

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan – Hormon adalah senyawa protein yang akan merangsang sel target untuk melakukan metabolisme yang diinginkan. Dalam hal ini hormon dapat merangsang sel untuk memacu metabolisme untuk meningkatkan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan. Dan sebaliknya, hormon dapat merangsang sel untuk berhenti melakukan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan yang artinya akan menghambat atau mendormansikan pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa hormon tumbuhan (fitohormon) telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Artikel ini akan membahas fitohormon lainnya yaitu sitokinin, asam absisat, dan gas etilen.


SITOKININ

Penemuan sitokinin terjadi ketika para ilmuwan sedang meneliti senyawa kimia yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel di dalam kultur jaringan. Hormon sitokinin diketahui sebagai agen yang mampu merangsang pembelahan sel, oleh karena itu kata sitokinin diambil dari istilah sitokinesis yaitu pembelahan sel. Dari berbagai jenis sitokinin pada tumbuhan, zeatin (berasal dari kata zea mays = jagung) adalah yang paling umum. Sitokinin akan berkerja sama dengan hormon lain untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan sel.

FUNGSI:

1. Merangsang Pembelahan dan Differensiasi Sel

Sitokinin aktif dihasilkan pada kelompok jaringan yang aktif seperti akar, embrio, dan buah. Sitokinin akan didistribusikan ke seluruh sel dan akan memengaruhi sel target. Hormon sitokinin bersama – sama dengan hormon auksin akan memengaruhi sel target untuk membelah dan mengatur differensiasi sel. Hal ini terjadi pada daerah meristem yang merupakan titik pertumbuhan pada tumbuhan. Sementara diferensiasi sel sangat diperlukan karena mencakup dengan perkembangan sel. Sel – sel yang telah membelah akan mengalami sedemikian rupa pembentukan jaringan lain yang akan memiliki fungsi khusus.

Kerja auksin dan sitokinin yang bersama – sama mengatur pembelahan dan diferensiasi sel ialah dengan memanipulasi konsentrasi kedua senyawa tersebut. Jika konsentrasi kedua hormon (auksin dan sitokinin) sama, maka sel akan senantiasa membelah. Namun bila konsentrasi sitokinin lebih tinggi dibanding auksin, maka tunas batang akan berkembang. Sementara jika konsentrasi auksin lebih tinggi dibanding sitokinin maka akar akan terbentuk.

2. Menghambat Penuaan

Sitokinin dapat menghambat penuaan terhadap organ tertentu pada tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan jika merendam dua daun pada larutan yang berbeda, tanpa sitokinin dan dengan sitokinin. Dan hasilnya menunjukkan bahwa daun yang direndam pada larutan dengan sitokinin tetap berwarna hijau. Sitokinin menghambat penguraian protein dan merangsang sintesis rna untuk menghasilkan protein tertentu. Kemampuan sitokinin menahan penuaan ini dimanfaatkan oleh tukang bunga untuk mempertahankan bunganya agar tetap segar (disemprotkan sitokinin).

3. Memecah Dominasi Apikal

Berkaitan dengan poin pertama, bahwa auksin dan sitokinin berperan bersama dalam mengatur differensiasi sel. Namun dalam hal lain kerja sitokinin dan auksin akan saling berlawanan. Auksin merangsang dominansi apikal sementara sitokinin memecah dominansi apikal sehingga akan tumbuh banyak percabangan. Dan sebaliknya ketika auksin merangsang pembentukan akar lateral, maka dapat dihambat pembentukannya oleh sitokinin.


ASAM ABSISAT

Asam absisat atau dikenal juga dengan ABA (abscisic acid) merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. istilah absisat diambil dari istilah absisi yang artinya menghambat. efek ABA sangat penting bagi tumbuhan dalam menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti saat musim kemarau atau musim dingin.

ABA disintesis di dalam akar. Hormon ini ekerja dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel. Pada biji, ABA akan merangsang fase dormansi biji yaitu fase dimana reaksi kimia akan terhenti. Biji akan berkecambah dengan mengingkirkan ABA dari dalam biji. Ketika imbibisi, testa akan pecah sehingga air akan masuk. Masuknya air ke dalam biji merupakan salah satu cara menghilangkan ABA dan akan mengaktifkan hormon lainnya yang memaju pertumbuhan dan perkembangan.

ABA juga berperan sebagai hormon yang merespon cekaman lingkungan misalnya saat kekeringan yang membuat daun – daun menjadi layu. ABA akan menumpuk pada daun yang layu dan merangsang stomata untuk menutup sehingga akan mengurangi transpirasi (penguapan). Sementara saat musim dingin, ABA akan menghambat pertumbuhan primer dan sekunder dengan menghambat pembelahan sel. Selain itu, ABA akan menghambat pembentukan daun dan merangsang primordial daun untuk membentuk sisik agar dapat melindungi bagian tunas apikal yang merupakan daerah meristem.

GAS ETILEN

Pada jaman dahulu, orang – orang memeram buah agar cepat matang ialah dengan cara memeram jeruk dekat dengan kompor minyak yang dipanaskan. Kemudian, para petani meyakini bahwa panas kompor merupakan cara paling ampuh untuk memaksa buah agar cepat matang. Namun, opini ini menjadi hal yang tabu ketika salah satu petani ingin membuktikan kebenaran dengan memanaskan salah satu buah di atas kompor yang panas, namu ternyata hasilnya ialah buah tidak mengalami apapun.

Para ahli kemudian melakukan penelitian, dan menemukan bahwa gas hasil pembakaran minyak tanahlah yang disebut dengan etilen yang membuat jeruk menjadi cepat matang. Berbeda dengan hormon lainnya, etilen merupakan hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Hormon ini didistribukan dengan bantuan udara yang akan masuk ke antar sel. Gas etilen disebut juga gas karbit (nama dagang) disintesis pada buah yang matang. Hormon ini memiliki beberapa peranan penting bagi tubuh:

1. Pematangan Buah

Gas etilen merangsang sel – sel buah untuk melunak dan merangsang klorosis pada buah. Penyemprotan gas etilen pada buah yang belum matang akan merangsang pematangan pada buah tersebut.

2. Penuaan Tumbuhan

Etilen akan memengaruhi beberapa bagian di dalam tubuh tumbuhan untuk memasuki tahap kematian (penuaan). Etilen akan merangsang bagian tumbuhan (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) menua. Peristiwa ini terjadi secara alami sebagai bentuk regenerasi bagian tubuh tumbuhan.

3. Pengguguran Daun

Pada musim kemarau, tumbuhan akan mengadakan adaptasi salah satunya dengan menggugurkan daunnya. Pengguguran daun ini dirangsang oleh etilen yang merupakan salah satu upaya dalam mengontrol metabolisme dikala kekurangan air.

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap – Sel tumbuhan dan sel hewan keduanya merupakan sel eukarotik yang telah memiliki inti sejati. Hal ini didasakan pada keberadaan membran inti pada kedua jenis sel tersebut. meskipun demikian, banyak ditemukan peredaan antara keduanya terkait organel penyusun kedua sel. perbedaan kedua sel tersebut dirangkum dalam uraian singkat berikut ini.

1. Bentuk

Bentuk sel hewan lebih fleksibel dibanding sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel hewan hanya dibatasi oleh selaput (membran plasma), sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel pada bagian terluar sel.

2. Organel penyusun

Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah terletak pada organel penyusun kedua sel tersebut. Beberapa organel tidak ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Berikut organel – organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan namun tidak dimiliki oleh sel hewan, dan begitu pula sebaliknya.

SEL TUMBUHAN

a. Dinding sel

sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel setelah membran sel. organel sel bermaterial karbohidrat kompleks (selulosa) ini hanya terdapat pada kelompok tumbuhan. Karakteristik dari selulosa ialah lebih kaku, oleh karena itu sel tumbuhan memiliki bentuk yang lebih ajeg (tetap) atau kaku. Plasmodesmata adalah celah (pintu) yang terdapat pada dinding sel yang memungkinkan terjadinya pertukaran senyawa kimia antar sel. Dinding sel dapat dibedakan menjadi:

1) Dinding primer

dinding primer merupakan dinding yang pertama kali yang terbentuk. penyusun dinding primer adalah senyawa selulosa.

2) Dinding sekunder

Dinding sekunder adalah dinding extra yang terbentuk dari dinding primer. Arah pembentukan dinding sekunder ialah ke arah dalam. Pembembuakan dinding sekunder ini terjadi pada kelompok jaringan dewasa atau sel yang tua. Dinding sekunder lebih kaku karena disusun oleh senyawa lignin.

b. Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil yaitu pigmen hijau yang mampu menangkap cahaya untuk diubah menjadi energi. Keberadaan kloroplas inilah yang menyebabkan tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Para ahli evolusi meyakinin bahwa kloroplas adalah bentuk simbion yang terbentuk pada milyaran tahun yang lalu dengan prokariot autotrof. Kloroplas merupakan organel double membran, terdiri atas membran dalam dan membran luar. Bagian dalamnya terdiri atas cairan kloroplas (stroma) yang mengandung senyawa kimia untuk fotosintesis, serta terdapat kantung – kantung penyimpan klorofil (membran tilakoid).

c. Vakuola Besar

Vakuola merupakan organel yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Vakuola dibatasi oleh selapis membran (tonoplas). Selain itu, vakuola berfungsi mengatur tekanan turgor pada sel tumbuhan. Vakuola pada sel tumbuhan merupakan organel terbesar dan terletak hampir ke tengah. Sehingga letak inti sel yang umumnya di central sel akan berada kepinggir sel.


SEL HEWAN

a. Lisosom

Lisosom adalah organel kecil yang berisi enzim hidrolisis atau enzim pemecah. Organel ini berfungsi dalam pencernaan sel yang akan menghancurkan sel yang telah tua atau sel yang tidak dibutuhkan atau menghancurkan sel asing. Keberadaan organel lisosom hanya ditemukan pada sel hewan. Peranannya penting dalam membentuk jaringan dan organ hewan.

b. Peroksisom

Sama seperti lisosom, peroksisom adalah organel yang mengandung enzim katalase yaitu enzim yang berperan dalam menetralkan peroksida yang beracun bagi tubuh hewan. Keberadaan organel ini melimpah pada organ hati yang berperan dalam menetralkan racun.

c. Sentrosom

Sentroson merupakan organel yang tersusun atas dua sentriol yang dibangun oleh mikrotubula. Sentrosom ini berperan dalam pembelahan sel yakni membentuk benang – benang spindel yang berperan dalam mengikat kromosom semasa pembelahan sel.

d. Vakuola kecil atau absen

Sama seperti halnya sel tumbuhan, beberapa hewan memiliki vakuola pada jaringan tertentu untuk menyimpan cadangan makanan berupa lemak. Seperti jaringan ikat lemak yang menyimpan lemak dalam vakuola – vakuola yang kecil. Sementara pada umumnya sel jaringan hewan lain tidak memiliki vakuola.

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga – Bunga ditemukan pada kelompok tumbuhan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Oleh karena itu, kelompok angiospermae juga disebut tumbuhan berbunga (anthophyta). Bunga berperan sebagai organ reproduksi dan ditemukan fungsi lainnya oleh tumbuhan. Bunga amat penting bagi tumbuhan angiospermae karena menentukan regenerasi tumbuhan tersebut.


A. Fungsi Bunga

Seperti yang telah diuraikan pada poin pengantar, telah diuraikan bahwa bunga memiliki peran atau fungsi penting bagi tubuh, yaitu:

1. Organ Reproduksi

Bunga adalah organ reproduksi seksual pada tumbuhan. Melalui bunga, akan terjadi fertilisasi antara mikrosporangia (sel gamet jantan) dengan makrosporangia (sel gamet betina). Fertilisasi pada tumbuhan berbiji terbuka yang terjadi di daun terjadi dua kali. Oleh karena itu disebut fertilisasi ganda. Sebelum fertilisasi akan terjadi penyerbukan (polination), yaitu peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan bunga pada tumbuhan dapat terjadi karena adanya bantuan dari angin (anemogami); hewan (zoogami); manusia (antropogami) dan lainnya. Melalui fertilisasi ini akan diperoleh keturunan yang mewarisi sifat kedua induk. Repsoduksi seksual merupakan upaya untuk meningkatkan keanekaragaman gen. Pembuahan ganda yang berlangsung di dalam ovarium akan membentuk embrio dan juga endosperms yang berperan sebagai cadangan makanan embrio.

2. Alat indentifikasi tumbuhan

Bunga merupakan salah satu objek pengamatan identifikasi tumbuhan. Jumlah mahkota bunga menjadi acuan dalam menentukan kelompok tumbuhan dikotil atau monokotil. Selain itu, jumlah kelopak, mahkota serta kedudukan dan jumlah benang sari dan putik menjadi objek pengamatan dalam membuat diagram bunga dalam ilmu botani.

3. Nilai estetika

Bunga memiliki bagian – bagian perhisan seperti mahkota yang berwarna – warni dan sering dimanfaatkan sebagai benda yang dapat meningkatkan nilai keindahan. Tentu saja hal ini berpotensi dalam bidang ekonomi.


B. Bagian – Bagian Bunga

Bunga merupakan organ reproduksi generatif pada angiospermae. Melalui bunga akan dihasilkan keturunan yang akan mewarisi sifat dari kedua induk yang akan meningkatkan keanekaragaman hayati tingkat gen.

Bagian – bagian bunga dikelompokkan menjadi:

1. Asesoris (Perhiasan)

Bagian perhiasan merupakan bagian yang berfungsi sebagai pendukung, pelindung, serta menarik perhatian beberapa hewan yang dapat membantu proses penyerbukan. Bagian asesoris juga memiliki peranan sebagai alat identifikasi tumbuhan. Bagian asesoris bunga terdiri atas:

a. Kelopak

Kelopak (sepal/kaliks) merupakan bagian yang berwarna hijau yang mengandung klorofil. Bagian ini berfungsi sebagai pelindung bunga ketika bunga masih menguncup.

b. Mahkota

Mahkota (petal/corolla) bagian yang mengandung pigmen warna warni yang dapat menarik hewan tertentu seperti insekt dan burung untuk hinggap. Hal ini dapat membantu penyerbukan bunga itu sendiri. Jumlah mahkota bunga merupakan indikator identifikasi tumbuhan. Tumbuhan dikotil memiliki mahkota bunga berjumlah kelipatan 2 atau 5, sementara tumbuhan monokotil memiliki bunga dengan jumlah mahkota kelipatan 3.

c. Reseptakulum

yaitu bagian dasar bunga, berfungsi sebagai penyokong bunga.

d. Pedicle

Atau tangkai bunga, merupakan batang muda yang berfungsi sebgai penyokong bunga.

2. Alat kelamin

Merupakan bagian – bagian bunga yang menghasilkan sel gamet, yaitu:

a. Benang sari (stamen)

Benang sari merupakan bagian bunga yang berperan sebagai alat kelamin jantan (male). Benang sari terdiri atas filamen (tangsai sari); dan kepala sari (anther). Bagian kepala sari akan menghasilkan serbuk sari (pollen) yang berfungsi sebagai mikrosporangium atau sel gamet jantan pada tumbuhan. Pembentukan serbuk sari berlangsung melalui proses mikrosporogenesis yang akan menghasilkan serbuk sari haploid. Ketika proses polinasi (penyerbukan), seruk sari akan jatuh di kepala putik dan akan membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel – sel penyerbukan (inti generatif).

b. Putik (pistil atau carpel)

Putik merupakan bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Tidak hanya itu, bunga juga merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat perkembangan biji yang akan menjadi buah. Putik tersusun atas stillus atau tangkai putik, kepala putik (stigma), bakal biji dan bakal buah. Ovum yang terkandung di dalam bakal biji (ovarium) terbentuk melalui makrosporogenesis, proses yang hampir serupa dengan pembentukan mikrosporogenesis. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda yang terjadi di dalam ovarium yakni pembuahan antara inti generatif pollen dengan makrosporogenesis di dalam ovarium. Pembuahan pertama terjadi antara inti generatif satu dengan ovum yang akan membentuk embrio. Pembuahan kedua terjadi antara inti generatif dua dengan inti kandung lembaga sekunder untuk membentuk cadangan makanan (endosperm) yang berfungsi sebagai sumber pertama reaksi metabolisme ketika proses perkecambahan.

Berdasarkan kelengkapan bunga, maka dapat dibedakan:

1. Bunga lengkap

Yaitu bunga yang memiliki bagian – bagian bunga secara lengkap (asesoris dan alat kelamin). Dapat dikatakan bahwa bunga lengkap adalah bunga dieoceous. Contoh bunga sepatu.

2. Bunga tak lengkap

Adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih bagian – bagian bunga baik bagian asesoris maupun alat kelamin.

Sementara jika melihat alat kelaminnya, maka tumbuhan berbunga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Bunga sempurna

Adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam satu bunga. oleh karena itu disebut juga bunga hermaprodit.

2. Bunga tak sempurna

Adalah bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelaminnya. Bunga jantan ialah bunga yang hanya memiliki alat kelamin jantan (benang sari), sementara bunga betina adalah bunga yang hanya memiliki alat kelamin betina (putik).


C. Jaringan penyusun Bunga

Seperti halnya organ tumbuhan lainnya, bunga disusun oleh jaringan:

1. Jaringan epidermis

Seperti yang kita ketahui bahwa peranan jaringan epidermis ialah sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Begitu juga dengan jaringan epidermis yag menyusun bunga, jaringan ini terletak paling luar pada bagian asesoris maupun bagian alat kelamin. Semua bagian bunga akan dibungkus oleh epidermis yang mengalami penebalan pada dinding sel luarnya oleh senyawa kutikula.

2. Jaringan parenkim

Jaringan parenkim yang menyusun bunga merupakan bagian terluas. jaringan endotesium merupakan bagian jaringan parenkim yang terletak di bawah epidermis. sementara jaringan tapetum berada paling dalam yang menyusun bagian rongga dalam.

3. Jaringan kolenkim

Jaringan kolenkim berperan sebagai jaringan penguat bagian bunga, agar bunga tetap tegar dan kuat ketika ditiup angin.