Showing posts with label Agama Islam. Show all posts
Showing posts with label Agama Islam. Show all posts

Cerita Bahasa Inggris tentang Sahabat Umar Bin Khattab

Cerita Bahasa Inggris tentang Sahabat Umar Bin Khattab – Hai kawan – kawan! Sebelumnya kita telah menceritakan tentang cerita salah satu sahabat nabi, yaitu Abu Bakar As-Siddiq dalam Bahasa Inggris. Kali ini kita akan memberikan kalian cerita mengenai sahabat nabi yang lain. Berikut adalah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Umar bin Khattab.


The Virtues of Umar bin Khattab

Umar Bin Khattab was a very well-known caliph. His journey of life was a model followed, and his leadership was a dream.

Nasab and Character

He was Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafs al-Adawi. He was nicknamed al-Faruq.

His mother was named Hantamah bint Hisham bin al-Mughirah. His mother was the old sister of Abu Jahl bin Hisham.

Amirul mukminin Umar bin Khattab is a very humble and modest person, but his firmness in religious matters is a strong characteristic attached to him. He liked to patch his shirt with his skin, and sometimes brought a bucket on his shoulders, but did not completely remove the height of his authority. Umar rarely laughed and joked, in his ring there is an inscription “Suffice death is a warning to you Umar.”

The virtues of Umar bin Khattab

– Umar is a heaven dweller walking on earth

It is narrated from Said ibn al-Musayyib that Abu Hurayrah said, when we were on the side of the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam, he said,

“While sleeping I dreamed as if I were in heaven. Then I saw a woman performing ablution in a palace (heaven), so I asked, ‘Whose is this palace?’ The ladies there replied, ‘Umar’s’ Then I remembered Umar’s jealousy, ( did not enter) the palace.” Umar radhiallahu ‘anhu cried and said,” How could I be jealous of you O Messenger of Allah.”

SubhanAllah! When Umar still lived in the world with the Messenger of Allah and his companions, the palace for him had been prepared in the land of heaven.

– Islam and Umar

In a hadith the Messenger of Allah had reported how vast the influence of Islam in the time of Umar ibn Khattab radhiallahu ‘anhu. He said,

“I dreamed I was holding out a bucket into a well pulled with a borer. Then Abu Bakr came to take water one or two buckets from the well and he looked so weak pulling the bucket, -may Allah SWT forgive him-. After that Umar ibn al-Khattab came and took as much water as possible. I have never seen such an agile leader so strong that everyone can drink as much and also give the drinks to their camels. ”

Abdullah bin Mas’ud said, “We became strong after Umar embraced Islam.”

– Testimony of Ali bin Abi Thalib about Umar ibn al-Khattab

Narrated by Ibn Mulaikah, he once heard Abdullah ibn Abbas said, “Umar radhiallahu ‘anhu was put to sleep on his mattress (before his death), and the people who gathered around him prayed before being moved-when I was in the midst of those people- . I was surprised when someone held my shoulders and he was Ali bin Abi Talib. Then Ali said (praise and pray for Umar like everyone else), “You never leave someone who can match you and what you have done. I hope to be like you when I come back to Allah Subhanahu wa Ta’ala. By Allah, I firmly believe that Allah will collect you with two of your friends (Rasulullah and Abu Bakr).

I often hear the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam said,

“I went with Abu Bakr and Umar, I entered with Abu Bakr and Umar, and I went out with Abu Bakr and Umar.”

– Umar is the inspired one

Narrated from Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him), the Messenger of Allah (peace and blessings of Allah be upon him) said, “Surely among the people before you there were a number of inspired men. If one of my people gains it, then Umar is the man. ”

Zakaria bin Abi Zaida added from Sa’ad of Abi Salamah from Abu Hurayrah, he said, the Messenger of Allaah ‘alaihi wa sallam said, “Truly those before you from the Bani Israil have been inspired even though they are not prophets. If one of my people gets it, then Umar is the man. ”

– The authority of Umar

From ‘A’ishah, the Messenger of Allaah’ alaihi wa sallam said, “Surely the devil runs out of fear when he meets Umar.”

Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam said, “My most compassionate people are Abu Bakr and the most assertive in establishing Allah’s religion is Umar.” (Narrated by Tirmidhi in al-Manaqib, hadith No. 3791)

Artinya:

Keutamaan Umar bin Khattab

Umar Bin Khattab adalah seorang khalifah yang sangat terkenal. Perjalanan hidupnya adalah sebuah model yang diikuti, dan kepemimpinannya adalah sebuah mimpi.

Nasab dan Karakter

Dia adalah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafs al-Adawi. Dia dijuluki al-Faruq.

Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah kakak perempuan Abu Jahl bin Hisham.

Amirul mukminin Umar bin Khattab adalah orang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun keteguhannya dalam masalah agama adalah karakteristik kuat yang melekat padanya. Dia suka menambal kemejanya dengan kulitnya, dan terkadang membawa ember di pundaknya, tapi sama sekali tidak menghilangkan ketinggian wewenangnya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di dalam cincinnya ada tulisan “Cukuplah kematian adalah peringatan untukmu Umar.”

Keutamaan Umar bin Khattab

– Umar adalah penghuni surga yang berjalan di bumi

Hal ini diceritakan dari Said ibn al-Musayyib yang Abu Hurairah katakan, saat kita berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

“Saat tidur aku bermimpi seolah-olah aku berada di surga. Lalu aku melihat seorang wanita yang sedang berwudhu di sebuah istana (surga), lalu aku bertanya, ‘milik siapakah istana ini?’ Para wanita di sana menjawab, ‘Milik Umar’ Lalu aku teringat akan kecemburuan Umar, aku pun menjauh (tidak memasuki) istana.” Umar radhiallahu ‘anhu menangis dan berkata, “Bagaimana saya bisa cemburu kepada Anda wahai Rasulullah.”

Subhanallah! Ketika Umar masih tinggal di dunia dengan Rasulullah dan rekan-rekannya, istana baginya telah dipersiapkan di tanah surga.

– Islam dan Umar

Dalam sebuah hadits Rasulullah telah mengabarkan seberapa besar pengaruh Islam pada masa Umar ibn Khattab radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda,

“Saya bermimpi saya sedang memegang sebuah ember ke dalam sumur yang ditarik dengan penggerek. Kemudian Abu Bakr datang untuk mengambil satu atau dua ember air dari sumur dan dia terlihat sangat lemah menarik ember itu, – semoga Allah SWT memaafkannya – Setelah itu Umar ibn al-Khattab datang dan mengambil air sebanyak mungkin. Saya belum pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit sehingga setiap orang dapat minum sepuasnya dan mereka juga dapat memberi minum unta mereka. ”

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kami menjadi kuat setelah Umar memeluk Islam.”

– Kesaksian Ali bin Abi Thalib tentang Umar ibn al-Khattab

Dikisahkan oleh Ibn Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah ibn Abbas berkata, “Umar radhiallahu ‘anhu ditidurkan di kasurnya (sebelum kematiannya), dan orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya berdoa sebelum dipindahkan. Ketika saya berada di tengah-tengah orang-orang itu, saya terkejut ketika seseorang memegang pundak saya dan dia adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan berdoa untuk Umar seperti orang lain), “Anda tidak pernah meninggalkan seseorang yang bisa menandingi Anda dan apa yang telah Anda lakukan. Saya berharap untuk menjadi seperti Anda ketika saya kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, saya sangat percaya bahwa Allah akan mengumpulkan Anda dengan dua teman Anda (Rasulullah dan Abu Bakr).

Saya sering mendengar Nabi sallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Saya pergi dengan Abu Bakr dan Umar, saya masuk bersama Abu Bakr dan Umar, dan saya pergi bersama Abu Bakr dan Umar.”

– Umar adalah orang yang mendapat ilham

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat ilham. Apabila salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar adalah orangnya. ”

Zakaria bin Abi Zaida menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberi ilham meskipun mereka bukan nabi, maka Umar adalah orangnya. ”

– Wibawa Umar

Dari ‘A’ishah, Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu dengan Umar.”

Nabi sallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi di al-Manaqib, hadits No. 3791)

Demikianlah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Umar Bin Khattab. Semoga cerita tersebut dapat diambil pelajarannya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Cerita Bahasa Inggris Tentang Sahabat Abu Bakar As-Siddiq

Cerita Bahasa Inggris Tentang Sahabat Abu Bakar As-Siddiq – Hai kawan – kawan! Sebelumnya kita telah menceritakan tentang cerita  salah satu sahabat nabi, yaitu Utsman bin Affan dalam Bahasa Inggris. Kali ini kita akan memberikan kalian beberapa cerita mengenai para sahabat nabi. Berikut adalah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Abu Bakar As-Siddiq.


The Virtues of Abu Bakr As-Siddiq

Abu Bakr as-Siddiq was the Prophet SAW’s most noble companion, even it was said he was the glorified man after the prophets and apostles.

Nasab and Character

Abu Bakr’s name is Abdullah bin Uthman at-Taimi, but his kun-yah (Abu Bakr) is more popular than his own original name. He was Abdullah ibn Uthman ibn Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah ibn Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurashi at-Taimi. He met his nasab with the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam on his grandfather Murrah bin Ka’ab bin Luai.

His mother is Umm al-Khair, Salma bint Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Thus the father and mother of Abu Bakr came from the tribe of Ta-im.

The morals of Abu Bakr are he is a man known for his goodness, courage, very strong stance, able to think calmly in a precarious state though, a penitent who has a strong determination, in his understanding he is the most understand the Arab lineage, a person who put up with Allah’s promises, wara ‘and away from the confusion of thought, zuhud, and gentle. He also never did disgraceful morals in the days of ignorance (jahiliyah), may Allah be pleased with him.

He is among the first one to embrace Islam.

The virtues of Abu Bakr

– A person whom the Messenger of Allah Believed to Accompany him emigrated to Medina

In the journey of this hijra, Abu Bakr guarded, served, and glorifed the Prophet SAW. He invited the apostle to rest while he looked after him as if he did not feel tired and needed to rest.

Anas ibn Malik narrated from Abu Bakr, Abu Bakr said, “When I was in the cave, I said to the Messenger of Allah, ‘If these polytheists look down on their feet we must be seen’. The Messenger of Allah replied, ‘How do you think Abu Bakr with two people while Allah becomes the third (meaning Allah is with the two people)’. The Messenger of Allah calmed Abu Bakr’s heart in times when they were surrounded by mushrikin of Mecca who wanted to catch them.

– As the Prophet’s Most Deep Thought Companion

Abu Said al-Khudri said, “One day, the Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him) preached before his Companions by saying, ‘Allah has sent a servant to choose the world or choose the reward and what is with Allah, and the servant chooses what is with Allah ‘.

Abu Sa’id said, “(Heard it) Abu Bakr cried, we wondered why he was crying when the Messenger of Allah just told a servant who chose kindness. Finally we know that the servant is none other than the Prophet SAW himself. Abu Bakr was the most understanding and knowledgeable among us. Then the Prophet continued his khutbah,

“Indeed, the greatest in friendship and willingness to issue his property is Abu Bakr. If only I were allowed to choose a lover other than my Rabb, I would have made Abu Bakr as a lover, but it was enough to be an Islamic brotherhood and a love for it. ”

– The position of Abu Bakr on the Side of the Prophet

From Amr bin Ash, Allah’s Messenger (may peace be upon him) sent me in the battle of Dzatu as-Salasil, when I went to the Messenger of Allah and asked him, “Who is your beloved?” The Messenger replied, “Aishah.” Then I asked again, “Among men ? “The Messenger of Allah replied,” His Father (Abu Bakr). ”

– While Still Living in the World, Abu Bakar is Already Signed Heaven

Abu Musa al-Ash’ari narrates, one day he performed ablution at his house and then came out with the Prophet SAW. Abu Musa went to the mosque and asked where the Prophet SAW was. He answered that the Prophet SAW went out for a need. Abu Musa said, “I immediately went out to try to see him while wondering, until finally he entered into a garden with a well called Aris well. I sat at the door of the garden, until he fulfilled his needs.

After that I went into the garden and he was sitting on top of the well while unveiling his calf and sticking his legs into the well. I said salam to him, then went back to guard at the door, mumbling “Today I must be the guardian of the Messenger of Allah”. Soon someone came to enter the garden, I asked, “Who is it?” He replied, “Abu Bakr.” I replied, “Wait a minute.” I came to the Messenger of Allah and asked him, “O Messenger of Allah, Abu Bakr came and asked permission to enter.” The Messenger of Allah replied, “Let him come in and tell him that he is the dweller of heaven.”

Artinya:

Keutamaan Abu Bakar As-Siddiq

Abu Bakr as-Siddiq adalah sahabat Nabi SAW yang paling mulia, bahkan dikatakan bahwa dia adalah orang yang dimuliakan setelah para nabi dan rasul.

Nasab dan Karakter

Nama Abu Bakr adalah Abdullah bin Utsman di Taimi, tapi kun-yah (Abu Bakr) lebih populer daripada nama aslinya sendiri. Dia adalah Abdullah ibn Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-bin bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin al-Qurashi at-Taimi. Ia bertemu dengan nasabnya dengan Nabi SAW pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.

Ibunya adalah Umm al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakr berasal dari bani Ta-im.

Sifat Abu Bakr adalah dia dikenal karena kebaikan, keberanian, sikap yang sangat kuat, dapat berpikir dengan tenang dalam keadaan genting, orang yang memiliki tekad yang kuat, dalam pemahamannya dia adalah orang yang paling mengerti garis keturunan Arab, seorang yang bertahan dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kebingungan pikiran, zuhud, dan lembut. Dia juga tidak pernah melakukan akhlak yang buruk pada zaman jahiliyah, semoga Allah meridainya. Dia termasuk yang orang pertama yang memeluk Islam.

Keutamaan dari Abu Bakr

– Seseorang yang Rasulullah Percaya menemani Beliau hijrah ke Madinah

Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Nabi SAW. Dia mengundang Rasulullah untuk beristirahat sementara dia merawatnya seolah-olah dia tidak merasa lelah dan perlu istirahat.

Anas ibn Malik menceritakan dari Abu Bakr, Abu Bakr berkata, “Ketika saya berada di dalam gua, saya berkata kepada Rasulullah, ‘Jika orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka, kita akan terlihat’ Rasulullah menjawab, ‘Menurut Anda bagaimana Abu Bakr dengan dua orang sementara Allah menjadi yang ketiga? (berarti Allah bersama dua orang tersebut)’ Rasulullah menenangkan hati Abu Bakr pada saat mereka dikelilingi oleh musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.

– Sebagai Sahabat Nabi yang Paling Terang (dalam ilmunya)

Abu Said al-Khudri berkata, “Suatu hari, Rasulullah saw bersabda di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih pahala dan apa yang ada bersama Allah, dan hamba tersebut memilih apa yang ada bersama Allah’.

Abu Sa’id berkata, “(Mendengarnya) Abu Bakar menangis, kami bertanya-tanya mengapa dia menangis ketika Rasulullah hanya memberi tahu seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kita tahu bahwa hamba itu tidak lain adalah Nabi SAW sendiri. Abu Bakar adalah orang yang paling mengerti dan berpengetahuan luas di antara kita. Kemudian Nabi melanjutkan khutbahnya,

“Memang, yang terbesar dalam persahabatan dan kemauan untuk mengeluarkan harta bendanya adalah Abu Bakr. Kalau saja aku diizinkan memilih kekasih selain Rabbku, aku akan menjadikan Abu Bakr sebagai kekasih, tetapi cukuplah persaudaraan Islam dan cinta untuk itu.”

– Posisi Abu Bakr di Sisi Nabi SAW

Dari Amr bin Ash, Rasulullah SAW mengirim saya dalam pertempuran Dzatu as-Salasil, ketika saya pergi ke Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah yang Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aishah.” Lalu saya bertanya lagi, “Di antara lelaki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakr).”

– Saat Masih Hidup di Dunia, Abu Bakar Sudah Dipastikan Masuk Surga

Abu Musa al-Asy’ari menceritakan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya dan kemudian keluar bersama Nabi SAW. Abu Musa pergi ke masjid dan bertanya di mana Nabi SAW berada. Dia menjawab bahwa Nabi SAW pergi keluar untuk suatu kebutuhan. Abu Musa berkata, “Saya segera pergi untuk mencoba menyusulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya Beliau masuk ke sebuah taman dengan sumur yang disebut dengan sumur Aris. Saya duduk di pintu kebun, sampai beliau selesai memenuhi kebutuhannya.

Setelah itu saya pergi ke kebun dan dia duduk di atas sumur sambil membuka betisnya dan memasukkan kakinya ke sumur. Saya mengatakan salam kepada Beliau, lalu kembali untuk menjaga pintu dan bergumam “Hari ini saya harus menjadi penjaga Rasulullah.” Segera seseorang masuk ke kebun, saya bertanya, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Saya menjawab, “Tunggu sebentar.” Saya datang ke Rasulullah dan bertanya kepada Beliau, “Wahai Rasulullah, Abu Bakr datang dan meminta izin untuk masuk.” Rasulullah menjawab, “Biarkan dia masuk dan katakan kepadanya bahwa dia adalah penghuni surga. ”

Demikianlah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Abu Bakar As-Siddiq. Semoga cerita tersebut dapat diambil pelajarannya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Cerita Bahasa Inggris Tentang Sahabat Utsman Bin Affan

Cerita Bahasa Inggris Tentang Sahabat Utsman Bin Affan – Hai teman – teman! Sebelumnya kita telah menceritakan tentang cerita salah satu sahabat nabi, yaitu Umar bin Khattab dalam Bahasa Inggris. Kali ini kita akan memberikan kalian cerita mengenai sahabat nabi yang lain. Berikut adalah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Utsman bin Affan.

The Virtues of Utsman bin Affan

Uthman bin Affan is the third rashid. “The most compassionate of my people is Abu Bakr, the most assertive in establishing Allah’s religion is Umar, the most shy man is Uthman, who knows best about halal and haram is Muadz bin Jabal, the most memorized of the Koran is Ubay (bin Ka ‘Ab), and the most knowledgeable heir is Zaid bin Thabit. Every people has a trusted person, and the trusted person among my people is Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (Narrated Ahmad in his Musnad 3: 184)

Nasab and Character

He is Uthman ibn Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu ash-Sham bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas Bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53).

Uthman ibn Affan was among the ten friends who were guaranteed to enter Paradise, he also became six members of shura, and one of the Caliph al-mahdiyin, who was ordered to follow his sunna.

Amirul mukminin Uthman bin Affan was famous for his noble character, very shy, generous, and honorable.

The virtues of Utsman bin Affan

– The dweller of heaven on earth

From Abu Musa al-Ash’ari that the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam entered a garden and ordered me to guard the garden door. Then came a man to enter, the Prophet SAW said, “Let him enter, then preach to him that he entered paradise.” Apparently the man is Abu Bakr. After that another man came to ask to be allowed in, the Prophet SAW said, “Let him enter, then tell him that he is going to heaven.” Apparently the man was Umar bin al-Khattab. Then another man asked to go in, the Prophet SAW paused and said, “Let him enter, then preach to him that he enters paradise accompanied by the trials that befall him.” Apparently the man is Uthman ibn Affan.

– Uthman’s position compared to other Muslims

Muadz ibn Jabal (may Allah be pleased with him) said: The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allah be upon him) said: I see that I am placed on a leaf of scales and my people are placed on the other side of the scales. Then Abu Bakr is on one leaf scales and my people are placed on the other side, it turns out Abu Bakar is heavier than my ummah. After that it is put Umar on a leaf scales and my people are put on the other side, it turns out he is heavier than them. Then Uthman laid on a leaf scales and my people are put on the other side, it is heavier than them. “(Al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, 3: 357).

– The news of the caliphate and the people who will rebel

From Aisha radhiallahu ‘anha, she said, the Messenger of Allah had sent someone to call Uthman. When Uthman arrived, the Prophet welcomed him. Then we saw the Messenger of Allah welcomed him, one of us greeted the other. And the last utterance delivered by the Prophet while clapping Uthman’s shoulder is

“Uthman, may Allah put you in a garment (giving you a caliphate), and if the hypocrites want to remove the clothes, you do not release it until you meet me (died).” He repeated this utterance three times. (HR Ahmad).

And finally the encounter of the Messenger of God was happening. From Abdullah ibn Umar that Uthman ibn Affan spoke before audiences, “I met the Prophet sallallaahu ‘alahi wa sallam in a dream, then he said,’ O Uthman, please having iftar with us.'” So in the morning he fasted and in that day he was killed. (HR Judge in Mustadrak, 3: 103).

Katsir bin ash-Salat came to Uthman ibn Affan and said, “Amirul mukminin, come out and sit on the front porch for the public can see you. If you do that society will defend you. Uthman laughed and said, ‘O Katsir, I dreamed last night as if I met the Prophet of Allah, Abu Bakr and Umar, and the Propher SAW said,’ Come back, because tomorrow you will break the fast with us’. Then Uthman said, ‘By Allah, the sun will not set tomorrow, unless I am a dweller of the afterlife’ “(Ibn Saad in ath-Thabaqat, 3: 75).

Artinya:

Keutamaan Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah rashid ketiga. “Orang yang paling penyayang diantara umatku adalah Abu Bakr, yang paling tegas dalam membangun agama Allah adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling tahu tentang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal, yang paling hafal tentang Alquran adalah Ubay (bin Ka ‘Ab), dan yang paling mengetahui ilmu waris adalah Zaid bin Thabit. Setiap orang memiliki orang yang terpercaya, dan orang yang terpercaya di antara umatku adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah. ” (Dikisahkan Ahmad dalam Musnad-Nya 3: 184)

Nasab dan Karakter

Dia adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu ash-Sham bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas Bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53).

Utsman ibn Affan termasuk di antara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga, dia juga menjadi enam anggota shura, dan salah satu Khalifah al-mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti sunahnya.

Amirul mukminin Utsman bin Affan terkenal dengan akhlaknya yang mulia, sangat pemalu, murah hati, dan terhormat.

Keutamaan Utsman bin Affan

– Penghuni surga di bumi

Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sebuah taman dan memerintahkan saya untuk menjaga pintu kebun. Kemudian datang seorang pria untuk masuk, Nabi SAW bersabda, “Biarkan dia masuk, lalu beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.” Rupanya pria itu adalah Abu Bakr. Setelah itu, seorang pria lain datang untuk meminta izin masuk, Nabi SAW bersabda, “Biarkan dia masuk, katakan padanya bahwa ia masuk surga.” Rupanya orang itu adalah Umar bin al-Khattab. Kemudian seorang pria lain meminta untuk masuk, Nabi SAW terdiam sejenak dan bersabda, “Biarkan dia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa dia masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Rupanya pria itu adalah Utsman bin Affan.

– Kedudukan Utsman dibanding muslim lainnya

Muadz ibn Jabal ra. dengan dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Aku melihat bahwa aku ditempatkan pada satu sisi daun timbangan dan umatku ditempatkan di sisi daun timbangan yang lain. Ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian Abu Bakr ditempatkan di satu sisi daun timbangan dan umatku ditempatkan di sisi lain, ternyata Abu Bakar lebih berat dari ummatku. Setelah itu diletakkan Umar pada sisi daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi lain, ternyata dia lebih berat dari mereka. Kemudian Utsman diletakkan pada sisi daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi lain, ternyata dia lebih berat dari mereka. “(Al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, 3: 357).

– Berita tentang kekhalifahan dan orang-orang yang akan memberontak

Dari Aisha radhiallahu ‘anha, dia berkata, Rasulullah telah mengirim seseorang untuk memanggil Utsman. Saat Utsman tiba, Rasulullah menyambutnya. Ketika kami melihat Rasulullah SAW menyambutnya, salah satu dari kami menyambut yang lain. Dan ucapan terakhir yang disampaikan oleh Nabi saat menepuk bahu Utsman adalah

“Wahai Utsman, semoga Allah memakaikanmu sebuah pakaian (memberi Utsman kekhalifahan), dan jika orang-orang munafik ingin melepaskannya, janganlah engkau lespaskan sampai engkau menemui saya (meninggal).” Beliau mengulangi ucapan ini tiga kali. (HR Ahmad).

Dan akhirnya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah SAW terjadi. Dari Abdullah ibn Umar bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak, “Saya bertemu dengan Nabi sallallaahu ‘alahi wa sallam dalam mimpi, lalu Beliau berkata,’ Wahai Utsman, berbukalah bersama kami.'” Jadi di pagi hari beliau berpuasa dan di hari itu beliau terbunuh (HR Hakim di Mustadrak, 3: 103).

Katsir bin ash-Salat mendatangi Utsman bin Affan dan berkata, “Amirul mukminin, keluarlah dan duduklah di teras depan agar masyarakat dapat melihatmu. Jika engkau melakukan itu masyarakat itu akan membelamu. Utsman tertawa lalu berkata, ‘Wahai Katsir, aku bermimpi semalam seolah-olah aku bertemu dengan Nabi Allah, Abu Bakr dan Umar, lalu Nabi SAW bersabda, ‘Kembalilah, karena besok engkau akan berbuka bersama kami.’ Kemudian Utsman berkata, ‘Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok hari, kecuali aku sudah menjadi penghuni akhirat ‘”(Ibn Saad di ath-Thabaqat, 3: 75).

Demikianlah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Utsman Bin Affan. Semoga cerita tersebut dapat diambil pelajarannya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Cerita Bahasa Inggris tentang Sahabat Ali Bin Abi Thalib

Cerita Bahasa Inggris tentang Sahabat Ali Bin Abi Thalib – Hai teman – teman! Di artikel sebelumnya kita telah menceritakan tentang cerita salah satu sahabat nabi, yaitu Utsman Bin Affan dalam Bahasa Inggris. Kali ini kita akan memberikan kalian cerita mengenai sahabat nabi yang lainnya. Berikut adalah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Ali Bin Abi Thalib.

The Virtues of Ali ibn Abi Thalib

Imam Ali ibn Abi Talib is the fourth rashid caliph.

Nasab and Character

Ali bin Abi Talib bin Abdul Muttalib bin Hashim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah. The Messenger of Allah gave him kun-yah Abu Turab. He is the cousin and son-in-law of the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam.

His mother named Fatima bint Asad bin Hashim bin Qushay bin Kilab. Ali had some older brothers: Thalib, Aqil, and Ja’far. And two sisters; Ummu Hani ‘and Jumanah.

His father is Abu Talib whose real name is Abdu Manaf. Abu Talib is the great uncle of the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam who is very fond of the Prophet, but he died in the religion of ignorance.

The virtues of Ali bin Abi Talib

– Someone who is included to be guaranteed the heaven

In a hadith, the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam said,

“Abu Bakr is in heaven, Umar is in heaven, Uthman is in heaven, Ali is in heaven, Talha is in heaven, az-Zubair is in heaven, Sa’ad (bin Abi Waqqash) is in heaven, Sa’id (bin Zaid) is in heaven, Abdurrahman Bin Auf is in heaven, Abu Ubayd ibn al-Jarrah is in heaven. “(HR at-Tirmidhi and renowned by Shaikh Albani).

– Rasulullah announced the audiences that Allah and Rasulullah loved Ali

At the Khaibar War, the Messenger of Allah was about to give a war command flag to someone. Narrated from Sahl bin Sa’adi, Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wa sallam said,

“By Allah, I will surrender this flag tomorrow to those who love Allah and His Messenger and he is loved by Allah and His Messenger. May Allah grant victory through him. “So last night all the people (the Companions) talked about who among them would be given the flag. The next day, the Companions came to the Messenger of Allah, and he said, “Where is Ali bin Abi Talib?” Answered, “His eyes are sick.” The Messenger of Allah commanded, “Call and bring him here.” Ali was brought before the Messenger of Allah, Rasulullah gave spit to his sick eyes as he prayed for him. Ali instantly recovered as if he had not been sick before. Then the Messenger of Allaah ‘alaihi wa sallam handed the flag to him. Then Ali said, “O Messenger of Allah, I fight them until they become like us.” Rasululah said, “Go calmly, until you reach their place. Then invite them to Islam and convey the rights of Allah that they are obliged to fulfill. By Allah, if Allah guides someone through you, it is more precious to you than to have red cam
els. “(Narrated by Muslim No. 4205).

– Ali’s position on the side of the Prophet SAW

Ibrahim ibn Saad ibn Abi Waqqash narrated from his father, from the Prophet sallallaahu ‘alaihi wa sallam, he said to Ali, “Do not you please your position by my side like Aaron (Harun) is standing on the side of Moses (Musa)” (Muttafaq alaihi).

This Hadith of the Messenger of Allah (PBUH) conveyed to Ali when he did not include Ali bin Abi Talib in the Tabuk War troops. He sallallaahu ‘alaihi wa sallam ordered him to be his representative in the city of Medina. Ali who felt uncomfortable only living with women, children, and udzur parents did not join the war was relieved by Rasulullah with his words above.

Ali said, “O Messenger of Allah, the hypocrites say that you assign me because you look me hard to set out jihad and then give relief”. He sallallaahu ‘alaihi wa sallam said, “They have lied! Come back, I’m assigning you to take care of my family and your family. ‘Are not you willing to get a position by my side like Aaron is standing on the side of Moses, only there is no prophet after me?”. So Ali finally returned to Madinah (Taariikhul-Islaam, 1: 232).

– Father of heaven’s youth leader

Ali bin Abi Talib radhiallahu ‘anhu is the father of two of the beloved Prophet sallallahu’ alaihi wa sallam: Hasan and Husein. Both of his grandchildren are the leaders of the youths in heaven.

Rasulullah said,

“Al-Hasan and al-Husayn are the leader of heaven’s youth” (Narrated by at-Tirmidhi, 3781)

Artinya:

Keutamaan Ali bin Abi Thalib

Imam Ali ibn Abi Thalib adalah khalifah rasyid keempat.

Nasab dan Karakter

Ali bin Abi Talib bin Abdul Muttalib bin Hashim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-nadhar bin Kinanah. Rasulullah SAW memberinya kun-yah Abu Turab. Dia adalah sepupu dan menantu Nabi sallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Ibunya bernama Fatima binti Asad bin Hashim bin Qushay bin Kilab. Ali memiliki beberapa kakak laki-laki: Thalib, Aqil, dan Ja’far. Dan dua saudara perempuan; Ummu Hani ‘dan Jumanah.

Ayahnya adalah Abu Thalib yang bernama asli Abdu Manaf. Abu Thalib adalah paman Nabi sallallaahu ‘alaihi wa sallam yang sangat menyayangi Beliau, namun dia meninggal dalam kemusyrikan.

Keutamaan Ali bin Abi Thalib

– Seseorang yang termasuk dijamin masuk surga

Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Abu Bakr ada di surga, Umar ada di surga, Utsman ada di surga, Ali ada di surga, Talha ada di surga, az-Zubair ada di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) ada di surga, Sa’id ( Bin Zaid) ada di surga, Abdurrahman Bin Auf ada di surga, Abu Ubayd ibn al-Jarrah ada di surga. “(HR at-Tirmidzi dan yang terkenal oleh Shaikh Albani).

– Rasulullah mengumumkan khalayak bahwa Allah dan Rasulullah mencintai Ali

Pada Perang Khaibar, Rasulullah SAW akan memberikan bendera komando perang kepada seseorang. Dikisahkan oleh Sahl bin Sa’adi, Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Demi Allah, aku akan menyerahkan bendera ini besok kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dia dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Semoga Allah memberikan kemenangan melalui dia.” Maka semalam suntuk semua orang (para Sahabat) berbicara tentang siapa di antara mereka yang akan diberi bendera. Keesokan harinya, para Sahabat datang ke Rasulullah, lalu Beliau bersabda, “Di mana Ali bin Abi Thalib?” Dijawab, “Matanya sakit.” Rasulullah memerintahkan, “Panggil dan bawa dia ke sini.” Ali dibawa ke hadapan Rasulullah, Rasulullah meludahi matanya yang sakit seraya berdoa untuknya. Ali langsung sembuh seolah tidak sakit sebelumnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan bendera kepadanya. Lalu Ali berkata, “Wahai Rasulullah, aku melawan mereka sampai mereka menjadi seperti kita.” Rasululah bersabda, “Majulah dengan tenang, hingga kamu tiba di tempat mereka, maka ajaklah mereka kepada Islam dan sampaikan hak-hak Allah yang harus mereka tunaikan. Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk
kepada seseorang melalui dirimu, itu lebih berharga bagimu daripada memiliki unta merah.” (Diriwayatkan oleh Muslim No. 4205).

– Posisi Ali di pihak Nabi SAW

Ibrahim bin Saad bin Abi Waqqash menceritakan dari ayahnya, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepada Ali, “Apakah engkau tidak ridha kedudukanmu disisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa” (Muttafaq alaihi).

Hadis Rasulullah SAW ini disampaikan kepada Ali saat Beliau tidak menyertakan Ali bin Abi Thalib di pasukan Perang Tabuk. Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menjadi wakil Beliau di kota Madinah. Ali yang merasa tidak nyaman hanya tinggal dengan wanita, anak-anak, dan orang tua yang udzur tidak ikut berperang dihibur oleh Rasulullah dengan sabda Beliau tersebut.

Ali berkata, “Wahai Rasulullah, orang-orang munafik mengatakan bahwa engkau menugaskan aku karena engkau memandang aku berat untuk berangkat jihad dan kemudian memberikan keringanan”. Rasulullah berkata, “Mereka telah berdusta! Kembalilah, aku menugaskan engkau untuk mengurus keluargaku dan keluargamu.” Tidakkah engkau rela mendapat kedudukan disisiku seperti kedudukan Harun disisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku? “. Maka Ali pun akhirnya kembali ke Madinah (Taariikhul-Islami, 1: 232).

– Ayah pemimpin pemuda surga

Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu adalah ayah dari dua orang cucu kesayangan Rasulullah SAW: Hasan dan Husein. Kedua cucu Beliau adalah pemimpin para pemuda di surga.

Rasulullah bersabda,

“Al-Hasan dan al-Husain adalah pemimpin pemuda ahli surga” (HR. At-Tirmidzi, 3781)

Demikianlah cerita Bahasa Inggris tentang sahabat nabi, yaitu Ali Bin Abi Thalib. Semoga cerita tersebut dapat diambil pelajarannya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Cerita Bahasa Inggris Tentang Nabi Muhammad SAW & Artinya

Cerita Bahasa Inggris Tentang Nabi Muhammad SAW & Artinya – Hai teman – teman, sebentar lagi kita akan menemui bulan yang suci, yaitu bulan Ramadan. Kali ini, kita akan memberikan kalian cerita mengenai seorang laki – laki yang sangat kita cintai, yang membawa kita semua umat muslim dari kegelapan menuju cahaya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah cerita tentang salah satu sifat teladan Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Inggris.

When the name of Muhammad is mentioned, it is reflected in the memories of the entire Ummah of such an extraordinary figure, living simply, saying gentle and other commendable qualities. Mohammed’s figure not only inspires Muslims but also all humanity in this world. Prophet Muhammad SAW has laid the foundations of the value of humanity, equality and love beyond anyone in his day and what he campaigned 1400 years ago can only be understood by humans in modern times.

One of the prominent features of the Prophet is that he always puts the interests of the ummah above personal interests and so many stories tells about it, one of them as narrated by the following Muslim Bukhari:

From Jabir ra. said: “At the time of the war of the Khandak as we dug the trench, we encountered a very hard land which we could not dig. Then the Companions came to the Prophet Muhammad SAW and said: “There is a very hard ground and can not be made a ditch”.

He said: “I will dig it up”. Then he got up and tied stone in his stomach; because it was already three days he did not eat any food at all. The Prophet SAW took the hoe and swung it then crushed the hard ground so that it was like dust dissipated.

Then I said: “O Messenger of God, let me go home”. When arriving home I said to my wife: “I saw the Prophet SAW. very hungry and seemingly unbearable. Do you have food? “My wife replied:” There is a bit of wheat and a goat “. So I slaughtered the goat and the grain was crushed, then I put the meat on the pot, then I came to the Prophet SAW. While the wheat dough that I cooked in the pot was almost ripe, then I said: “O Messenger of Allah, I have little food, then please you come home with a person or two only”.

He asked: “How much food is that?” I said what it was. Then he said: “Quite a lot, all right. And say unto thy wife, thou shalt not lift the pots and the bread from the stove so that I may come.” He said to the Companions: “O my friends, come with me”. So the Companions of Muhajirin and Ansar came to the house. When I entered the house, I said to my wife: “Woe you, because the Prophet SAW come together with the friends of Muhajirin and Ansar “.

My wife asked me: “Has he asked you about the food we prepared?” I replied: “Yes”. He said to the Companions: “Come in and do not throng”. Then he cut the bread and took the meat and he closed it again and let the pot remain boiled, then he presented it to the Companions. Then he came back and always cut and served it so that they were full and still left in the pot, and then he said to my wife: “Eat ye and share it because the people are now hungry”.

There are 3 important lessons we can take from the story above:

  • First, in the daily life, the Prophet SAW was a simple figure, from how to he dressed up to how he had meal. The Prophet SAW was not infrequently hungry within 3 days because his focus was not on food and luxury but to a great vision of his that is to save all humanity on earth and became a mercy for all nature.
  • Second, the Prophet SAW always assumed responsibility in all things. He gladly did something that was heavy for others. In this case, we learn about his leadership that being a leader is not ruling and subordinating, but serving and inspiring.
  • Third, from the story above, the Prophet SAW taught people about togetherness and sharing. This, then, became a strong foundation for all muslims in the world which is later known as Ukhwah Islamiah.

Artinya:

Ketika nama Muhammad disebutkan, tercermin dalam kenangan seluruh umat dari sosok yang luar biasa, hidup sederhana, perkataan yang lembut dan sifat yang terpuji lainnya. Nabi Muhammad SAW tidak hanya mengilhami umat Islam tapi juga seluruh umat manusia di dunia ini. Nabi Muhammad SAW telah meletakkan fondasi nilai kemanusiaan, kesetaraan dan cinta di luar siapa pun di zamannya dan dalam 1400 tahun yang lalu hanya dapat dipahami oleh manusia di zaman modern.

Salah satu ciri menonjol dari Nabi SAW adalah bahwa dia selalu mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi dan begitu banyak cerita tentang hal tersebut, salah satunya seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim berikut ini:

Dari Jabir ra. mengatakan: “Pada saat perang Khandak saat kita menggali parit, kita menemui tanah yang sangat keras yang tidak bisa kita gali.” Kemudian para sahabat mendatangi Nabi Muhammad SAW dan berkata: “Ada tanah yang sangat keras dan tidak bisa dijadikan parit”.

Beliau berkata: “Saya akan menggalinya”. Lalu Beliau bangkit dan mengikat batu di perutnya; karena sudah tiga hari Beliau sama sekali tidak makan makanan. Nabi SAW mengambil cangkulnya dan mengayunkannya lalu meremukkan tanah yang keras sehingga rasanya seperti debu yang beterbangan.

Lalu saya berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan saya pulang ke rumah”. Saat sampai di rumah, saya berkata kepada istri saya: “Saya melihat Nabi SAW sangat lapar dan nampaknya tak tertahankan.” Apakah kamu mempunyai makanan? “Istri saya menjawab:” Ada sedikit gandum dan seeekor kambing”. Jadi saya menyembelih kambing itu dan menghancurkan gandumnya, lalu saya memasukkan daging ke dalam panci, lalu saya mendatangi Nabi SAW. Sementara adonan gandum yang saya memasak di pot hampir matang, saya berkata: “Wahai Rasulullah, saya punya sedikit makanan, maka tolong Anda kerumah hanya dengan satu atau dua orang saja”.

Beliau bertanya: “Berapa banyak makanan itu?” Saya mengatakan apa adanya. Kemudian dia berkata: “Cukup banyak, baiklah, katakan kepada istrimu, jangan mengangkat panci dan roti dari kompor supaya aku bisa datang.” Beliau berkata kepada para Sahabat: “Wahai para sahabatku, ikutlah denganku.” Jadi Sahabat Muhajirin dan Ansar datang ke rumah. Ketika saya memasuki rumah, saya berkata kepada istri saya: “Celakalah kamu, karena Nabi SAW datang dengan para Sahabat Muhajirin dan Ansar “.

Istri saya bertanya kepada saya: “Sudahkah Beliau bertanya tentang makanan yang kita siapkan?” Saya menjawab: “Ya”. Beliau bersabda kepada para Sahabat: “Masuklah dan jangan berduyun-duyun”. Kemudian Beliau memotong roti dan mengambil dagingnya dan Beliau menutupnya kembali dan membiarkan belanga itu tetap direbus, lalu Beliau menyajikannya kepada para Sahabat. Kemudian Beliau kembali dan selalu memotong dan menyajikannya sehingga mereka kenyang dan masih ada sisa di belanga, lalu Beliau berkata kepada istri saya: “Makanlah dan bagikanlah karena orang-orang sedang ditimpa kelaparan”.

Ada 3 pelajaran penting yang dapat kita ambil dari cerita di atas:

  • Pertama, dalam kehidupan sehari-hari, Nabi SAW adalah sosok sederhana, dari bagaimana Beliau berpakaian sampai dengan makan. Nabi SAW tidak jarang lapar dalam jangka waktu 3 hari karena fokusnya bukan pada makanan dan kemewahan namun untuk tujuan besarnya yaitu menyelamatkan seluruh umat manusia di bumi dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
  • Kedua, Nabi SAW selalu bertanggung jawab dalam segala hal. Dia dengan senang hati melakukan sesuatu yang berat bagi orang lain. Dalam hal ini, kita belajar tentang kepemimpinan Beliau yaitu pemimpin bukan berarti hanya memerintah, tetapi melayani dan memberi inspirasi.
  • Ketiga, dari cerita di atas, Nabi SAW mengajarkan tentang kebersamaan dan berbagi. Ini, kemudian, menjadi fondasi yang kuat bagi seluruh muslim di dunia yang kemudian dikenal dengan Ukhwah Islamiah.

Demikianlah cerita Bahasa Inggris tentang Nabi Muhammad SAW. Semoga dapat bermanfaat bagi teman – teman semua dan semoga kita dapat meneladani perilaku Rasulullah. Aamiin.

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia (Uraian Lengkap)

Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia (Uraian Lengkap) – Agama Islam merupakan agama yang paling banyak penganutnya di Indonesia. Meskipun begitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini bukanlah berasal dari Indonesia, melainkan dari Timur Tengah, Arab Saudi. Mengenai masuknya agama Islam di bumi Nusantara, masih terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai hal tersebut. Sebagian besar ahli sejarah berpendapat bahwa agama Islam mulai masuk ke wilayah Nusantara sekitar abad ke-7 sampai abad ke-8 Masehi. Pendapat ini berlandaskan pada keterangan yang berasal dari zaman dinasti Tang Cina yang menceritakan tentang orang-orang Arab yang tidak jadi melakukan penyerangan terhadap Ho Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.

Sebagian ahli sejarah lainnya menyebutkan bahwa masuknya agama Islam ke bumi Nusantara ialah pada abad ke-13 Masehi. Keterangan ini disandarkan pada lengsernya dinasti Abbassiah di kota Baghdad pada tahun 1258 Masehi. Keterangan tersebut juga diperkuat dengan adanya peryataan dari Marco Polo pada tahun 1292, Ibnu Batuttah pada abad ke-14, dan pada batu nisan pusara Sultan Malik Al Saleh pada tahun 1297 di kerajaan Samudera Pasai.

Selain itu juga terdapat banyak perselisihan diantara ahli sejarah berkenaan dengan negara asal pembawa agama Islam ke Nusantara. Perbedaan tersebut mengerucut pada beberapa negara yang diduga pertama kali membawa agama Islam diantaranya ialah bangsa Arab, Persia, atau India. Namun sebagian besar ahli sejarah berpendapat bahwa agama Islam dibawa oleh bangsa Gujarat (India Barat). Mereka juga berpendapat bahwa yang membawa ajaran agama Islam ke Nusantara adalah dari golongan mubaligh, pedagang, dan ahli tasawuf.

Prosesi masuknya agama Islam ke Indonesia dilakukan dengan cara damai dan berangsur-angsur (bertahap). Penyebaran agama Islam dilakukan melalui beberapa media / cara, diantaranya ialah melalui perdagangan, Pernikahan, Ajaran Tasawuf, Pendidikan, Seni Budaya, dan Dakwah. Berikut penjelasannya!

a. Melalui Perdagangan


Pada mulanya Islam berkembang melalui prosesi perdagangan yang dilakukan oleh pembawa ajaran agama Islam dengan bangsa pribumi (Indonesia). Pada abad ke-7 yang diperkirakan masuknya agam Islam ke Indonesia, juga ditandai dengan pesatnya kemajuan lalu lintas pelayaran untuk kepentingan dagang hingga abad ke-16 Masehi. Prosesi penyebaran agama Islam pada saat itu juga didukung oleh situasi dan kondisi perpolitikan kerajaan-kerajaan Hindu yang sedang bergejolak. Selain itu para pedagang muslim banyak yang bermukin di kota sekitar pelabuhan dan secara perlahan terbentuklah masyarakat muslim. Dari sinilah awal mula penyebaran agama Islam ke bangsa pribumi.

b. Melalui Pernikahan


Penyebaran agama islam juga diperantarai oleh adanya prosesi pernikahan. Hal tersebut dilakukan oleh para saudagar muslim yang telah mapan secara finansial. Mereka menikahi gadis di wilayah dimana mereka bermukim dan mengharuskan mereka untuk memeluk agama Islam. Hal tersbut juga berpengaruh pada keluarga sang gadis yang secara perlahan tertarik untuk ikut memeluk agama Islam. Terlebih jika keluarga dari sang gadis adalah dari golongan orang yang terpandang dan memiliki pengaruh di lingkungan masyarakatnya. Maka sudah barang tentu akan menjadikan proses Islamisasi menjadi semakin mudah.

c. Melalui Tasawuf


Tasawuf ialah ilmu tentang Ketuhanan yang terintergrasi dengan hal-hal supranatural. Pada abad ke -13 diperkirakan para ahli tasawuf datang ke Nusantara dalam rangka menyebarkan ajaran agama
Islam. Kebanyakan dari mereka berasal dari bangsa Persia dan India.

d. Melalui Pendidikan


Salah satu peninggalan lembaga pendidikan Islam yang hingga kini masih ada ialah pondok Pesantren. Murid-murid atau biasa disebut dengan santri tinggal di lingkungan pesantren dalam rangka belajar ilmu agama dan lain-lain. Peranan pondok pesantren sebagai wadah penyebaran agama Islam cukup potensial dari dulu hingga sekarang. Pesantren mencetak kader-kader muda yang nantinya akan menjadi Dai atau mubaligh. Merekalah yang akan membantu proses Islamisi secara lebih masiv dan teratur.

e. Melalui Seni Budaya


Islam juga berkembang pesat melalui sarana seni dan budaya. Misalnya saja dengan seni wayang, musik, ukiran, lukisan, pahat, dan masih banyak lagi. Para ulama terdahulu juga menggunakan sarana seni budaya dalam berdakwah. Hal tersebut bertujuan untuk menarik simpati warga masyarakat agar tertarik untuk belajar agama Islam. Misalnya yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga yang melakukan pertunjukan wayang yang disisipi dengan nilai-nilai keislaman di dalamnya.

f. Melalui Dakwah


Penyebaran ajaran agama Islam melalui dakwah adalah hal yang paling utama dilakukan. Kegiatan ini mulai dari prosesinya sampai pada bentuk penyampaiannya memang benar-benar murni bertujuan mengajak warga masyarakat untuk memeluk agama Islam. Dakwah secara langsung dilakukan oleh para mubaligh dan ulama. Di pulau Jawa terkenal dengan wali yang berjumlah 9. Biasa dikenal dengan sebutan walisongo oleh masyarakat Jawa. Walisongo merupakan sekumpulan dewan majelis ulama yang mengemban tugas untuk mendakwahkan Islam di pulau Jawa. Beberapa diantaranya ialah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Drajad, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

Sumber :
http://www/softilmu.com/2014/08/perkembangan-islam-di-indonesia.html?m=1

10 Malaikat dan Tugasnya Masing-Masing

10 Malaikat dan Tugasnya Masing-Masing – Malaikat merupakan salah satu makhluk Allah SWT yang diciptakan dari Nur (Cahaya). Percaya dan menyakini akan adanya malaikat merupakan salah satu dari rukun iman. Meskipun kita sebagai manusia tidak dapat merasakan kehadirannya dan melihat bentuk dan wujud aslinya, namun sebagai seorang muslim tentu kita wajib mengimani adanya malaikat. Terdapat setidaknya 10 Malaikat yang wajib diketahui oleh umat muslim diantaranya yakni :

1) Malaikat Jibril

Malaikat Jibril memiliki tugas khusus yakni menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada nabi dan Rosul.

2) Malaikat Mikail

Malaikat Mikail memiliki tugas yaitu sebagai pembagi rezeki terhadap seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Selain itu, malaikat mikail juga bertugas untuk mengatur pergantian siang dan malam serta mengatur siklus bulan dan benda angkasa lainnya.

3) Malaikat Isrofil

Malaikat Isrofil memiliki tugas yakni sebagai peniup sangkakala (terompet) ketika hari kiamat tiba. Pada hari tersebut, juga disebut sebagai yaumul ba’ats.

4) Malaikat Munkar

Malaikat Munkar bertugas sebagai penanya dan pemeriksa mengenai amalan manusia ketika di alam barzakh (kubur).

5) Malaikat Nakir

Malaikat Nakir memiliki tugas yang sama halnya seperti malaikat Munkar, yakni sebagai pemeriksa dan penanya bagi manusia mengenai beberapa hal penting di alam barzakh (kubur).

6) Malaikat Izrail

Malaikat Izrail memiliki tugas sebagai pemutus kehidupan manusia di bumi. Malaikat Izrail juga disebut sebagai malaikat pencabut nyawa.

7) Malaikat Raqib

Malaikat Raqib bertugas untuk mencatat segala amal perbuatan baik manusia sepanjang kehidupan manusia tersebut.

8) Malaikat Atid

Malaikat Atid memiliki tugas sebagai yakni sebagai pencatat segala amal perbuatan buruk yang dilakukan oleh manusia.

9) Malaikat Malik

Memiliki tugas yakni sebagai penjaga pintu gerbang neraka.

10) Malaikat Ridwan

Memiliki tugas sebagai penjaga pintu surga.

Malaikat adalah makhluk Allah yang sangat patuh dan taat. Jumlah malaikat sangatlah banyak dan tak ada riwayat yang menjelaskan mengenai berapa jumlah malaikat yang ada. Namun yang wajib kita ketahui dan kita imani yakni malaikat yang 10, seperti pada pembahasan di atas. Meskipun manusia tak dapat merasakan dan melihat wujud malaikat, namun wujud malaikat pernah ditampakkan oleh Allah SWT kepada nabi dan Rosul. Seperti yang terjadi pada nabi Ibrahim. Selain dari ke-10 malaikat yang wajib diketahui, terdapat malaikat-malaikat lain yang pernah disebutkan dalam beberapa riwayat, diantaranya yakni :

  1. Malaikat Harut dan Marut, adalah dua orang malaikat yang pernah diturunkan di negeri Babil.
  2. Malaikat Zabaniah, Adalah malaikat yang bertugas di dalam negara sebagai penyiksa yang kejam dan kasar.
  3. Malaikat di Arsy, adalah malaikat yang berjumlah empat bertugas sebagai pembawa Arsy Allah. Ada juga malaikat Haffun, yakni malaikat yang mengitari Arsy seraya bertasbih kepada Allah.
  4. Malaikat Dardail, adalah malaikat yang selalu memeperhatikan hamba Allah yang bertaubat, berdoa, bertasbih, dan lain-lain ketika berlangsungnya bulan Ramadhan.
  5. Malaikat Hafazhah, adalah malaikat-malaikat penjaga yang terdiri dari malaikat Kiraman Katibin dan Malaikat Mu’aqqibat. Malaikat Kiraman Katibin adalah beberapa malaikat yang bertugas untuk mencatat amal perbuatan manusia dan menjadi saksi pada hari perhitungan di padang mashar kelak. Sedangkan Malaikat Mu’aqqibat adalah malaikat yang senantiasa menjaga manusia dari kematiannya hingga pada saat waktu ajal menjemput.
  6. Malaikat Qarin, adalah malaikat yang mendampingi manusia semenjak dilahirkan hingga ajal menjemputnya. Malaikat Qarin juga senantiasai membisiki manusia mengenai hal-hal kebenaran dan kebaikan kepadanya.

Selain dari malaikat-malaikta yang memiliki tugas khusus di atas, terdapat juga malaikat lainnya berdasarkan beberapa riwayat yang ada diantaranya yakni malaikat Arham, malaikat Jundullah, malaikat As-Sijilli, malaikat Azh-Zhil, malaikat Ad-Dam’u, malaikat An-Nuqmah, malaikat Ahlul Adli, malaikat Ar-Ra’d dan masih banyak lagi malaikat yang taat dan patuh kepada Allah yang tidak diketahui jumlah dan identitasnya.

Sumber :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/malaikat
http://mylaboratorium.blogspot.ae/2012/02/10-nama-nama-malaikat-dan-tugas-tugasnya.html?m=1

Pengertian Iman Kepada Allah, Beserta Fungsi, dan Contoh Perilakunya

Pengertian Iman Kepada Allah, Beserta Fungsi, dan Contoh Perilakunya – Pemahaman mengenai iman kepada Allah secara harfiah adalah percaya. Jika ditinjau secara definitif berarti mempercayai adanya Allah SWT, membenarkan dan menyakini dalam hati, melisankannya, dan mengamalkannya secara aplikatif. Membenarkan serta menyakini bahwa Allah ada dengan segala kesempurnaan dan keagungan Nya, selanjutnya mengakui secara lisan dan mengamalkan dengan perbuatan merupakan pengertian serta pemahaman tentang iman. Iman yang ada pada seorang hamba dapat dicerminkan terhadap ketiga aspek tadi yakni membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan dengan perbuatan sehari-hari.

Dalil naqli yang mendasari mengenai iman kepada Allah SWT terdapat dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 136 yang artinya :

“Dan Tuhanmu itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.” (QS. AL Baqarah : 163)

Fungsi Beriman kepada Allah

Beriman kepada Allah tentu memiliki berbagai manfaat serta hikmah didalamnya, selain hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi Hamba Allah yang beriman. Berikut fungsi iman kepada Allah :

1.Memperkuat Keimanan

Beriman kepada Allah merupakan salah satu dari rukun iman. Mengakui adanya Allah secara sadar akan menambah kekuatan terhadap iman itu sendiri. Dialah Allah yang mematikan dan menghidupkan kita, memberi rezeki, mengatur segala urusan, dan segala kuasa yang ada pada Nya.

2.Menambah Ketaatan

Dengan keimanan kepada Allah, tentu akan berdampak signifikan terhadap kualitas ibadah pada seorang hamba. Selain itu juga dapat menambah ketaqwaan dalam diri seseorang setelah dirinya memiliki keimanan yang kuat.

3.Menentramkan Hati

Beriman dengan sungguh-sungguh kepada Allah membuahkan ketaatan yang baik. Dari ketaatan tersebut berimbas pada ketenangan dalam hati yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ar Ra’ad ayat 28 yang artinya :

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’ad).

4.Membawa Keselamatan bagi Manusia

Beriman kepada Allah tentu membawa kemaslahatan dan keselamatan bagi pribadi seorang hamba. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surat Al-Mukminin :

“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”

5.Membawa Keberuntungan serta Kebahagiaan dalam Hidup

Seorang hamba Allah yang beriman kepada Nya, kalbu mereka akan merasa tenteram, kehidupan akan menjadi lebih bahagia, dan segala persoalan hidup akan menjadi mudah dan menemukan solusi karena sejatinya Allah akan menolong Hamba Nya yang beriman kepada Nya.

C. Contoh Perilaku Iman Kepada Allah

Dalam kehidupan keseharian seorang muslim, tentu banyak sekali bentuk perilaku yang mencerminkan iman kepada Allah. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti contoh berikut :

  1. Menjaga shalat lima waktu berjamaan di masjid (bagi laki-laki).
  2. Menunaikan zakat, Berinfak, dan sedekah dengan ikhlas dan banyak.
  3. Menjaga aqidah dalam diri dari perilaku syirik, khurafat, dan bid’ah.
  4. Senantiasa beramal sholeh dalam bermuamalah.
  5. Menunaikan segala sesuatu yang diwajibkan oleh Allah SWT dari segi beribadah maupun bermuamalah.
  6. Mencintai sesama muslim sebagai saudara seiman.
  7. Meninggalkan segala bentuk perilaku yang dibenci oleh Allah SWT dan Rosul Nya.
  8. Mentadabburi segala ciptaan Allah yang ada di langit maupun di bumi beserta seluruh alam semesta serta menyakini bahwa Allah Maha kuasa atas segala yang telah Ia ciptakan.
  9. Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan memperbaiki serta meningkatkan kualitas ibadah.

Dari butir-butir penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa beriman kepada Allah SWT dapat diwujudkan dengan cara menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan Nya.

Sumber :
http://www.eduspensa.com/2015/09/pengertian-fungsi-contoh-iman-kepada-allah.html?m=1

Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah, Beserta Fungsinya

Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah, Beserta Fungsinya – Iman Kepada Allah ialah mempercayai dengan sungguh akan adanya malaikat Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dari An-Nur (cahaya). Malaikat senantiasa patuh dan taat terhadap perintah Allah SWT berkaitan dengan banyak hal misalnya dalam mengatur urusan alam semesta, membagi rezeki, menurunkan hujan, mencabut nyawa, mencatat amal baik, mencatat amal buruk dan lain sebagainya.

Allah berfirman dalam QS Surah Al Baqarah: 285 yang artinya :

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya (demikian pula) orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya kitab-kitab-Nya, dan Rasul-Rasul-Nya.” (QS. Al Baqarah: 285)

Percaya dan menyakini akan adanya malaikat Allah merupakan salah satu dari rukun Iman. Hal tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rosulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari Muslim sebagai berikut :

“Iman itu percaya kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabn-Nya, dan para Rasul-Nya, serta kepada hari akhir dan kepastian yang baik dan buruk dari pada-Nya.” (Bukhari Muslim)

Sifat-Sifat Malaikat

Malaikat merupakan makhluk Allah yang bersifat halus, dalam artian malaikat tidak dapat dilihat secara kasat mata dan tak dapat disentuh ataupun dirasakan keberadaannya. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa sadar bahwa ada malaikat Allah disekeliling kita yang terus mengawasi segala perbuatan dan tingkah laku manusia. Malaikat adalah makhluk Allah yang selalu khusuk dalam beribadah kepada Nya. Malaikat senantiasa bertasbih, berdzikir, dan berdoa kepada Allah SWT. Oleh karenanya sebagai seorang hamba Allah yang beriman, tentu kita selayaknya mengimani dan meniru ketaatan malaikat kepada Allah SWT. Semoga kita termasuk kedalam Hamba Nya yang senantiasa khusuk dalam beribadah dan mendapatkan doa dari para malaikat. Berikut beberapa perbedaan signifikan dan mendasar antara malaikat dan manusia :

  • Malaikat tidak berjenis kelamin sedangkan manusia terdapat laki-laki dan perempuan.
  • Malaikat tidak makan, minum, dan tidur sedangkan manusia membutuhkan makan, minum, dan juga istirahat.
  • Malaikat tidak memiliki nafsu dan tak berakal sedangkan manusia memiliki hawa nafsu dan akal.
  • Malaikat memiliki kemampuan menjelma menjadi siapa saja sedangkan manusia tidak demikian.
  • Malaikat dianugerahi kekuatan yang luar biasa sedangakan manusia memiliki kekuatan yang terbatas.
  • Malaikat mampu menyelesaikan pekerjaan yang mustahil dilakukan oleh manusia.
  • Malaikat diciptakan oleh Allah dari cahaya sedangkan manusia Allah ciptakan dari tanah.

Perbedaan Malaikat dengan Makhluk Allah Lainnya

  • Malaikat diciptakan oleh Allah dari An-Nur (Cahaya) dan senantiasa taat dan patuh kepada Allah dan tak sekalipun pernah durhaka kepada Nya.
  • Jin merupakan makhluk Allah yang bersifat halus sama seperti malaikat namun Jin diciptakan oleh Allah dari api serta memiliki kesamaan dalam kehidupan seperti manusia. Jin ada yang beriman dan taat kepada Allah dan ada juga yang kafir.
  • Iblis merupakan mahkluk Allah yang tergolong sama seperti Jin yang Allah ciptakan dari api. Namun iblis ingkar terhadap Allah dan senantiasa menyesatkan anak cucu adam agar berbuat dosa durhaka kepada Allah.

Setan merupakan makhluk ghaib yang secara sifat memiliki kesamaan seperti iblis. Setan selalu ingkar, durhaka, dan melawan perintah Allah. Ada yang berpendapat kalau setan merupakan perwujudan sifat dan setan itu bisa berasal dari golongan jin dan juga manusia.

Fungsi Beriman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat adalah sebuah kewajiban sebagai seorang muslim. Faedah / manfaat / fungsi dari beriman kepada malaikat Allah adalah sebagai berikut:

  • Manusia dapat mencontoh ketaatan serta kepatuhan malaikat kepada Allah SWT.
  • Sebagai sebuah filter terhadap diri sendiri ketika ingin melakukan perbuatan dosa, bahwa kita sedang diawasi oleh malaikat.
  • Mengagumi dan menghayati keagungan Allah SWT yang maha kuasa atas segala sesuatu

Sumber :
http://www.artikelsiana.com/2015/09/iman-kepada-malaikat-pengertian-sifat.html?m=1

Penjelasan Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Bagi Allah

Penjelasan Sifat Wajib dan Sifat Mustahil Bagi Allah – Sebagai seorang muslim tentu kita wajib mengimani dan menyakini akan adanya Allah dan sifat-sifat Nya. Sifat-sifat Allah meliputi sifat yang wajib, sifat yang mustahil, dan sifat yang mumkin yang ada pada Nya. Hal tersebut adalah sebuah wujud dari bentuk aplikatif dari Iman kepada Allah yang salah satunya adalah mengimani serta menyakini sifat-sifat Allah. Berikut ini penjelasan mengenai sifat-sifat Allah :

1. Wujud yang berarti Ada

Allah bersifat Wujud (ada) dan mustahil memiliki sifat ‘Adam (tidak ada). Allah ada dengan Dzatnya sendiri dalam artian tidak ada yang mengadakan, mengawali, atau mewujudkan Nya. Dasar yang menyebutkan mengenai hal tersebut adalah ditunjukkan dengan adanya dalil aqli yang menyatakan bahwa terdapatnya alam semesta beserta isinya sudahlah cukup membuktikan adanya Allah SWT. Mustahil jika adanya seluruh alam semesta beserta isinya ini ada dengan sendirinya tanpa ada yang mewujudkan atau menciptakan. Dialah Allah SWT yang menciptakan seluruh alam semesta dan juga isinya.

Surat Ar-Ro’du ayat 16 :

“Katakanlah: Siapakah Tuhan langit dan Bumi?” jawabnya Allah. Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (QS. Ar-Ro’du ayat 16 )

2. Qidam (Terdahulu / Tak Berawal)

Lawan dari sifat Qidam adalah Hudust yang berarti (Baru / berawal). Qidam pada dasarnya ialah menafikkan berawalnya wujud Allah SWT. Dialah Allah yang mengawali dan juga mengakhiri. Berikut dalil aqli yang mendasari hal tersebut :

Surat Al Hadid ayat 3 yang artinya :

“Dialah yang awal dan yang akhir” (QS. Al-Hadid : 3)

3. Baqa (Kekal / Tiada Akhirnya )

Allah bersifat kekal dan tak berarkhir. Mustahil Allah memiliki sifat Fana (Rusak) yang akan hancur pada waktunya. Berikut dalil aqli yang mendasari hal tersebut :

Surat Ar-Rahman ayat 27 yang artinya :

“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahman : 27).

4. Mukholafatul Lilhawadist (berbeda dengan makhluk Nya)

Allah bersifat Mukholafatul Lilhawadist yang bermakna sangat berbeda dengan makhluk-makhluk ciptaannya. Mustahil Allah bersifat Mumatsalatu Lilhawadist yang bermakna sama atau menyerupai dengan makhluk ciptaan Nya.

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan Dzatnya sendiri)

Allah bersifat Qiyamuhu Binafsihi yang tidak membutuhkan siapapun dan Berdiri Sendiri dengan keagungan Dzat Nya. Mustahil Allah bersifat lawannyalhtiyaj yang bermakna membutuhkan yang lainnya dalam berbagai hal.

6. Wahdaniyyat (Tunggal / Esa)

Allah bersifat Wahdaniyyat yang berarti Esa atau tunggal dan tidak berbilang. Hal yang mustahil bagi Allah jika Ia memiliki sifat Ta’adud yang bermakna lebih dari satu (berbilang).

7. Qudrat (memiliki kuasa atas segala hal )

Allah memiliki sifat Qudrat yang berarti berkuasa atas segala sesuatu. Mustahil Allah memiliki sifat Ajzu yang bermakna Lemah / tidak mampu berbuat apapun.

8. Irodat (berkehendak)

Irodat bermaknakan memiliki kehendak, mustahil bagi Allah jika mempunyai sifat Karohah yang berarti terpaksa. Hal yang mendasari pernyataan tersebut adalah sebuah dalil naqli yakni QS. Surat Hud ayat 107 yang artinya:

“Sesungguhnya Tuhanmu Maha pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.” (QS. Hud : 107).

9. Ilmu (Maha Mengetahui)

Allah maha mengetahui akan segala hal yang berarti Allah bersifat Ilmu (Maha Mengetahui). Hal yang mustahil bagi Allah adalah adanya sifat jahal atau bodoh yang ada pada Nya.

10. Hayat (Hidup)

Perhatikan dalil aqli berikut :

QS. Al Baqarah ayat 255 :

“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (Makhluk-Nya).”

11. Sama’ (Maha Mendengar)

Allah memiliki sifat wajib Sama yang bermaknakan Maha mendengar. Mustahil bagi Allah mempunyai sifat Shomam yang berarti Tuli.

12. Bashor (Maha Melihat)

Allah maha melihat, mustahil jika Allah mempunyai sifat ‘Amaa yang berati buta. Tentu hal yang mustahil jika Allah Rabb semesta alam tidak melihat

13. Kalam (Berfirman)

Allah senantiasa berfirman. Mustahil jika Allah mempunyai sifat Bukmu yang berarti Tidak berfirman.

14. Kaunuhu Qodiron, Hal yang mustahil adalah ‘Ajizan

Dalam sifat Allah yang satu ini dasar atau dalinya sama seperti sifat Qudrot.

15. Kaunuhu Muridan, sifat yang mustahil bagi Allah adalah Karihan.

Dalam sifat Allah yang satu ini memiliki dasar sama dengan dalil irodat.

16. Kaunuhu’Aliman, mustahil bagi Allah mempunyai sifat ‘Ilmu.

Dalil atau dasarnya sama dengan dalil pada sifat Allah yakni ilmu.

17. Kaunuhu Hayyan, sifat Allah yang mustahil bagi Nya adalah Mayyitan. 

Dalil pada sifat Allah yang ini adalah sama dengan dalil yang ada pada sifat Allah yakni Hayat.

18. Kaunuhu Sami’an, mustahil Allah bersifat Ashomma. 

Dalinya sama dengan sifat Allah yang lain yakni Sama’.

19. Kaunuhu Bashiron

mustahil jika Allah memiliki sifat Bashor.

20. Kaunuhu Mutakaliman, lawan dari sifat Allah yang ini ialah Abkama.

 Dalil yang mendasari sifat tersebut sama dengan yang tersebut pada dalil sifat Kalam.

Sumber :
http://abd-holikulanwarislamic.blogspot.ae/2014/08/20-sifat-wajib-dan-mustahil-bagi-allah.html?m=1

Pengertian Iman Kepada Rasul Allah dan Fungsinya

Pengertian Iman Kepada Rasul Allah dan Fungsinya – Iman secara harfiah berarti percaya dan menyakini. Sedangkan pengertian iman secara istilah bermaknakan bahwa menyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan sceara perbuatan. Iman tercakup dalam 6 rukun salah satunya adalah Iman kepada rasul Allah. Iman kepada Rasul berarti menyakini dengan sungguh bahwa nabi dan rasul adalah utusan Allah SWT yang mengemban amanah penting dalam rangka menyampaikan risalah dakwah dari Allah kepada hamba Nya agar menuju ke jalan yang benar dengan tujuan selamat dan bahagia di dunia dan akhirat.

Adapun pengertian secara definitif antara nabi dan rasul memiliki sedikit perbedaan. Nabi merupakan manusia pilihan Allah yang membawa wahyu untuk diri sendiri sendiri dan tidak berkewajiban untuk menyampaikan wahyu tersebut terhadap umatnya. Sedangkan Rasul merupakan manusia pilihan yang diutus oleh Allah SWT dan diberi wahyu untuk dirinya sendiri dan berkewajiban untuk menyampaikan wahyu tersebut terhadap umatnya. Dengan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang rasul sudah pasti nabi namun seorang nabi belum tentu ia juga seorang rasul. Sebagai seorang mukmin tentu kita berwajiban untuk mengimani nabi dan rasul. Berikut dalil yang mendasari hal tersebut terdapat dalam Al Quran surat Al An’am ayat 6 sebagai berikut :

“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48)

B. Nama Nama Rasul Allah Dan Sifat Sifatnya

Diantara nabi dan rasul yang wajib diketahui dan diimani berjumlah 25 nabi dan rasul. Ke-25 nabi dna rasul tersebut diantaranya yakni :

  1. Adam As
  2. Idris As
  3. Nuh As
  4. Hud As
  5. Sholeh
  6. Ibrahim As
  7. Luth As
  8. Ismail As
  9. Ishak As
  10. Yaqub As
  11. Yusuf As
  12. Ayub As
  13. Su’aib As
  14. Musa As
  15. Harun As
  16. Zulkifli As
  17. Daud As
  18. Sulaiman As
  19. Ilyas As
  20. Ilyasa As
  21. Yunus As
  22. Zakaria As
  23. Yahya As
  24. Isa As
  25. Muhammad Saw.

Dari keseluruhan jumlah nabi dan rasul tersebut memiliki sifat yang begitu terpuji. Nabi dan Rasul secara fitrahnya terjaga dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Berikut merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul beserta sifat mustahil yang ada pada rasul :

  1. Nabi dan Rasul bersifat Sidiq yang berarti benar, mustahil nabi bersifat Kizib (pembohong).
  2. Nabi dan Rasul bersifat Amanah yang berarti dapat dipercaya, mustahil Nabi bersifat Khianah (tidak dapat dipercaya)
  3. Nabi dan Rasul bersifat Tabligh yang berarti menyampaikan, mustahil ia bersifat Kitman (menyembunyikan)
  4. nabi dan Rasul bersifat Fathonah yang berarti cerdas dan pandai, mustahil ia bersifa Baladah (bodoh).

Rasul Ulul Azmi

Diantara nabi dan Rasul terdapat beberapa diantaranya yang bergelar Ulul Azmi. Ulul Azmi ialah Rasul utusan Allah yang mempunyai tingkatan kesabaran yang luar biasa dalam berdakwah kepada umat-umatnya. Nabi-nabi yang berpredikat ulul azmi diantaranya yakni Nabi Nuh, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad SAW.

Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT


  1. Dapat menambah keimanan kita sebagai seorang hamba kepada Allah SWT dengan mempercayai bahwa nabi dan rasul itu benar-benar utusan Nya.
  2. Dapat menjadikan Nabi dan Rasul sebagai suri tauladan yang baik.
  3. Menambah referensi pengetahuan kita tentang sejarah kenabian yang dapat memperteguh keimanan.
  4. Secara tidak langsung, keimanan terhadap rasul Allah juga menstimulasi ketaqwaan kita agar lebih baik lagi terhadap Rabb semesta alam.

Sumber:
https://rohissmpn14depok.wordpress.com/kbm-pai/1621-2/