Showing posts with label Definisi. Show all posts
Showing posts with label Definisi. Show all posts

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa

Klasifikasi Protozoa dan Jenis-Jenis Filum Protozoa – Mulanya protozoa digolongkan ke dalam kingdom animalia (hewan). Namun seiring perkembangan ilmu dan teknologi, protozoa masuk ke dalam kingdom protista yang pada umumnya tersusun atas sel tunggal (uniseluler). Penemuan makhluk bersel satu, seperti protozoa merupakan berkat penemuan mikroskop sederhana oleh Anton Van Leeuwenhoek. Penemuan mikroskop sederhana miliknya, dapat digunakan untuk melihat makhluk-makhluk mikro yang bergenang di dalam air. Dengan mikroskop sederhana milik Anton itu, kemudian memasukkan protozoa ke dalam kingdom animalia karena sifat yang motil (aktif bergerak). Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi membantu para ilmuan taksonomi dalam mempelajari berbagai makhluk hidup, dan menemukan sifat-sifat yang lebih detail pada makhluk hidup. Whittaker salah satu ilmuwan taksonomi membedakan makhluk hidup menjadi lima kingdom. Dan sat itu memisahkan protozoa dari kingdom animalia, menjadi bagian dari kingdom protista.


Ciri – Ciri Protozoa

Pada awalnya protozoa digolongkan kedalam dunia hewan, hal ini didasarkan atas kemampuan protozoa yang dapat bergerak aktif. Namun, perkembangan ilmu taksonomik yang semakin maju menemukan bahwa kelompok protozoa tak memenuhi “kriteria” sebagai anggota kingdom animalia. Perbedaan struktur tubuh serta perkembangan yang berbeda, membuat protozoa tidak lagi digolongkan ke dalam kelompok hewan dan menjadi anggota kingdom protista. Ciri umum yang dimiliki oleh semua anggota protista ialah struktur tubuhnya yang tersusun atas satu sel atau sekelompok sel yang organisasinya masih bersifat sangat sederhana. Selain itu, kelompok protista dapat dikatakan makhluk peralihan yang mempunyai kemiripan dengan makhluk lainnya. Protozoa ialah kelompok protista yang mirip dengan hewan (protista dapat bergerak bebas seperti hewan). Sementara anggota protista yang lain antara lain algae (mirip tumbuhan) dan mycotina (mirip jamur). Berikut ciri – ciri protozoa yang membedakannya dengan protista dan makhluk hidup lainnya:

1. Sel eukariotik

Semua protozoa ialah eukariotik yakni tipe sel yang memiliki inti sejati karena memiliki membran inti. Selain itu memiliki organel – organel bermembran lainnya, seperti mitokondria, retikulum endoplasma,badan golgi, vakuola, dan lain – lain.

2. Uniseluler

Salah satu penyebab protozoa dihilangkan dari kingdom animalia ialah struktur tubuhnya yang sangat sederhana, hanya tersusun atas satu sel. Protozoa tidak memiliki organisasi seluler, seperti pada hewan. Dengan tubuh yang amat sangat sederhana itu, sel – sel protozoa melakukan fungsi – fungsi fisiologis sebuah kehidupan(respirasi, reproduksi, ekskresi, dll.) untuk mempertahankan kehidupannya dan generasinya. Tubuhnya yang sangat sederhana itu, membuat protozoa lebih mudah dalam menjalankan fungsi – fungsi fisiologis tersebut, dan protozoa memiliki tingkatan kepekaan yang lebih kuat terhadap perubahan lingkungan.

3. Bergerak aktif

Protozoa merupakan organisme yang motil (aktif bergerak). Pergerakan ini dilakukan atas rangsang mencari makan. Pada umumnya, protozoa memiliki alat gerak yang membantunya untuk berpindah mendekati mangsa. Namun beberapa protozoa tidak memiliki alat gerak, pergerakan yang dilakukan merupakan pergerakan pasif.

4. Habitat : kosmopolit

Kelompok protozoa dapat ditemukan pada beberapa lingkungan, bahkan lingkungan yang kotor sekalipun. Beberapa protozoa hidup dalam organisme lain sebagai parasit dan patogen.

5. Heterotrof

Seperti halnya kelompok animalia, protozoa tidak mampu untuk membuat makanannya sendiri. Sumber makanan didapatkan dengan cara memangsa organisme lain atau menyerap sisa – sisa organisme yang telah diuraikan oleh bakteri, atau sebagai parasit bagi organisme lain.

6. Reproduksi

Perkembangbiakan yang terjadi pada kelompok protozoa dapat terjadi secara:

a. Aseksual

Reproduksi aseksual ialah reproduksi yang dilakukan tanpa melalui perkawinan. Individu baru terbentu secara langsung dari sang induk. Karakteristik (sifat) yang dimiliki “anak” akan identik dengan sang induk. Macam – macam reproduksi aseksual pada protozoa yaitu:


  • Pembelahan biner, yaitu individu terbentuk dari tubuh induk yang membelah menjadi dua. Pembelahan biner terjadi tanpa tahapan pembelahan. Cara ini merupakan yang sering dilakukan oleh sebagian besar protozoa.
  • Spora, beberapa protozoa berkembangbiak dengan spora, seperti pada kelompok Plasmodium.


b. Seksual

Reprosuksi seksual pada protozoa terjadi dengan melakukan pertukaran materi genetik antara satu dengan yang lain. (protozoa tidak memeiliki organ reproduksi). Sel yang akan barter materi genetik akan membentuk jembatan yang merupakan penjuluran membran sel, sehingga akan menghubungkan kedua sel induk. Kemudian, materi genetik akan ditukar melalui jembatan tersebut. Cara ini disebut dengan istilah konjugasi yang biasa terjadi pada Paramecium.


Klasifikasi Protozoa

Berdasarkan alat geraknya, filum protozoa dibedakan menjadi empat kelas, yaitu:

1. Rhizopoda

Anggota kelas rhizopoda bergerak menggunakan dengan kaki yang mampu menjulur seperti akar (Rhizho) yang disebut juga dengan pseudopodia (kaki semu). Anggota kelas ini berkembang biak dengan cara pembelahan biner, banyak ditemukan di habitat darat yang lembab atau di perairan Gerakan pseudopodia dilakukan dengan cara mengubah sitoplasma sel dari fase sol (cair) ke fase gel). Gerakan ini dilakukan untuk mendekati mangsa yag berupa mikroorganisme kecil lainnya (bakteri) atau menanggapi rangsang.

Contoh dari kelas ini ialah Amoeba proteus. Beberapa anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh organisme lain dan menyebabkan penyakit, contoh Entamoeba hystolytica yang menyebabkan disentri pada manusia. Sementara itu, beberapa rhizopoda sangat berguna dalam pertambangan seperti foraminifora. Foraminifera menimiliki cangkang yang tersusun atas senyawa kalsium karbonat yang dapat menunjukkan sumber minyak di laut dan juga dapat digunakan untuk menentukan umur batuan sedimen.

2. Flagellata

Kelompok flagelata bergerak menggunakan flagel (bulu cambuk). Yang membedakan dengan ciliata ialah bulu cambuk hanya terdapat pada salah satu ujung tubuhnya. Beberapa kelompok ini mampu menghasilkan makanannya sendiri melalui fotosintesis, seperti euglena. Dan beberapa bersifat parasit seperti trypanosoma yang menimbulkan berbagai penyakit. Semua anggota kelas ini hidup di perairan.

3. Ciliata

Ciliata atau rambut getar merupakan penjuluran membran sel membentuk seperti rambut – rambut sel di seluruh permukaan sel anggota ciliata. Anggota kelas ini hidup di perairan. Berkembang biak dengan aseksual, dan beberapa dengan konjugasi (seksual). Contoh dari kelas ciliata ialah paramecium caudatum (bentuk seperti sendal), stentor sp. (bentuk seperti terompet).

4. Sporozoa

Khusus untuk anggota kelas sporozoa tidak memiliki alat gerak. Anggota kelas ini bersifat parasit, hidup di dalam organisme lain dengan berpindah – pindah melalui air, atau hewan perantara (inang). Anggota sporozoa berkembangbiak menggunakan spora (sporozoa means hewan berspora). Contoh dari kelas ini yaitu plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria. Penularan Plasmodium diperantarai oleh nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini menggigit dan menghisap darah penderita malaria yang mengandung gametosit plasmodium.

Kemudian terjadi fertilisasi antara gametosit jantan dan betina Plasmodium di dalam saluran pencernaan nyamuk sehingga terbentuklah zigot. Zigot ini berkembang menjadi oosit yang mengandung sporozoit kemudian bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk. Kemudian anopheles betina yang terinfeksi menggigit korban (yang belum terinfeksi), sporozoit dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam tubuh korban. Sporozoit menginfeksi hati, membelah berkali – kali membentuk merozoit yang akan menginfeksi eritrosit. Merozit berkembang di dalam eritrosit, membelah berkali – kali membentuk gametosit dan kemudian memecahkan eritrosit dengan interval 48 atau 72 jam (tergantung jenis Plasmodiumnya). Pada saat eritrosit pecah inilah penderita akan mengalami demam tinggi. Merozoit ini membentuk gametosit yang akan terbawa lagi oleh Anopheles dan menginfeksi korban lainnya.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia – Pernapasan merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida. Oksigen dibutuhkan untuk reaksi respirasi sel yang menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh guna memfasilitasi segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh tubuh. Dalam reaksi respirasi sel akan dihasilkan gas karbondioksida yang beracun dan akan dibuang melalui saluran pernapasan ke atmosfer. Tiap “aktivitas sel” akan memelukan sejumlah energi yang beragam. Oleh karenanya tubuh akan memiliki laju frekuensi pernapasan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ritme pernapasan dikontrol oleh sumsum lanjutan (medula oblongata). Beberapa faktor ditemukan memicu sumsum lanjutan untuk mengatur frekuensi pernapasannya. Berikut uraiannya.

1. Usia

Faktor usia dapat memengaruhi frekuensi pernapasan. Hal ini dapat kita buktikan dengan mengamati frekuensi pernapasan seorang bayi dengan orang dewasa. Dari contoh tersebut kita akan menemukan fakta bahwa bayi atau anak – anak akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding orang dewasa. Mengapa demikian??? Bayi dan anak – anak merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan dalam masa ini akan dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk membangun sistem tubuh serta proses pertumbuhan. Oleh karena itu, bayi akan memerlukan oksigen lebih banyak untuk memenuhi permintaan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Frekuensi pernapasan pada bayi akan lebih cepat untuk membuang karbondioksida dan mendapatkan oksigen yang baru.


2. Jenis kelamin

Pada umumnya, laki – laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding wanita. Pada umumnya, laki – laki memimiliki aktivitas yang lebih banyak dan berat yang memerlukan lebih banyak energi. Oleh karena itu, laju pernapasan laki – laki akan lebih cepat untuk mendapatkan pasokan oksigen dalam pembentukan energi melalui respirasi sel. Namun, hal ini tidak dapat digunakan sebagai satu – satunya faktor yang menyebabkan laki – laki memiliki ritme pernapasan yang lebih cepat daripada wanita. Terdapat faktor lain yang akan memengaruhi laju kecepatan respirasi pada seseorang.

3. Pekerjaan

Pekerjaan atau aktivitas atau macam kegiatan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi laju pernapasannya. Orang yang bekerja akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak berkerja tidak bekerja. Atlet renang akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding atlet catur. Berlari akan memiliki frekuensi yang lebih cepat dibanding berjalan. Begitu juga menari serta menyanyi akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding penulis. Dari sejumlah perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak atau beratnya suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan oksigen. Dengan demikian laju frekuensi pernapasan yang dimilikinya akan lebih cepat atau tinggi. Hal ini terkait dengan pemenuhan energi yang dihasilkan dengan pembakaran nutrisi menggunakan oksigen di dalam tubuh.

4. Suhu tubuh

Hubungan suhu dengan laju pernapasan dapat kamu amati ketika kamu kedinginan dan kepanasan. Ingatkah kamu, bagaimana laju pernapasan pada suhu yang berbeda??? Pada saat kedinginan atau kedinginan tubuh akan aktif melakukan pembakaran untuk menghangatkan tubuh. Dengan demikian, tubuh akan memerlukan oksigen lebih banyak pada saat memasuki suhu dingin. Cobalah amati ketika kamu bepergian dan terjadi perubahan suhu yang makin rendah (dingin) maka tubuh akan meningkatkan laju frekuensi pernapasannya.

5. Posisi tubuh

Amatilah pernapasan pada tubuh mu ketika kamu sedang tidur, duduk, dan berdiri. Pada posisi manakah tubuhmu akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat??? Yap benar! Pada posisi berdirilah tubuh akan memiliki frekuensi pernapasan yang tinggi dibanding posisi tubuh lainnya. Hal ini terkait dengan mekanisme kontrol keseimbangan tubuh yang diatur oleh otak kecil. Pada saat tubuh berdiri, maka tubuh akan memerlukan energi yang lebih besar untuk menjaga keseimbangan tubuh tetap seimbang. Sejumlah eneri diperlukan untuk mempertahankan koordinasi gerak otot yang akan terjadi pada saat berdiri. Kaki dan sumbu tubuh adalah tumpuan utama dalam posisi berdiri. Sehingga laju metabolisme akan lebih cepat untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, laju pernapasan akan lebih cepat untuk menukarkan karbondioksida dengan oksigen yang dibutuhkan di dalam tubuh.

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji

Proses Gametogenesis pada Tumbuhan Berbiji – Serupa dengan kelompon hewan, tumbuhan tingkat tinggi seperti tumbuhan berbiji (spermatophyta) akan membentuk sel – sel gamet melalui serangkaian pembelahan sel dalam gametogenesis. Sel gamet merupakan sel yang berperan dalam reproduksi seksual. Pentingnya peranan sel gamet ialah bertanggung jawab atas kelestarian jenis suatu organisme. Dalam reproduksi seksual akan terjadi penyatuan sel gamet jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi tumbuhan baru dan akan mewarisi sifat kedua induk (jantan dan betina).

Biji yang terbentuk pada kelompok spermatophyta terbentuk dari penyatuan sel gamet jantan dan betina. Pada tumbuhan berbiji dilengkapi dengan organ reproduksi (bunga atau strobilus) yang menghasilkan sel gamet. Serbuk sari atau polen adalah gamet jantan yang dihasilkan dari alat kelamin jantan (benang sari atau strobilus jantan). Serbuk sari akan berkembang menjadi sel sperma ketika akan membuahi ovum yang berada di dalam ovarium putik. Dapat dikatakan serbuk sari adalah bentuk adaptasi tumbuhan berbiji dari ketergantungan akan air. Jika kita melihat, kelompok sporophyta (lumut dan paku) menghasilkan sperma yang motil yang sesuai dengan habitatnya dilingkungan berair. Sementara bentuk serbuk sari akan lebih menguntungkan, karena penyebarannya akan lebih luas dan sel sperma akan terbentuk ketika serbuk sari berhasil mencapai organ reproduksi betina (putik) melalui polinasi.

Sementara itu, ovum merupakan sel gamet betina yang berkembang dari megasporofit (kantung embrio) di dalam organ kelamin betina (putik). Berbeda dengan pembentukan sel gamet hewan, sel gamet tumbuhan terbentuk dari pembelahan meiosis kemudian mitosis (pada hewan mitosis terlebih dahulu lalu dilanjutkan meiosis). Serbuk sari terbentuk melalui mikrosporogenesis, sementara megaspora terentuk melalui megasporogenesis. Pada intinya ialah sel gamet bersifat haploid dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara seksual. Berikut tahapan pembentukan sel gamet pada tumbuhan berbiji.

A. MEGASPOROGENESIS

Pembentukan sel gamet betina terjadi di bakal biji dalam alat kelamin betinanya. Dalam bakal biji terdapat satu sel sporangium yang akan tumbuh menjadi megasporosit (sel berukuran besar). Lalu, megasporosit akan bermiosis membentuk empat sel megaspora yang haploid. Seperti halnya pembentukan ovum pada kelompok hewan, hanya satu sel megaspora yang akan berkembang sementara tiga sel lainnya akan mereduksi. Satu sel megaspora yang haploid kemudian akan membelah secara mitosis tanpa diikuti dengan sitokinesis sebanyak tiga kali, sehingga membentuk satu sel besar dengan delapan inti haploid.

Selanjutnya, masing – masing inti akan dipisahkan oleh membran sel melalui sitokinesis. Delapan sel haploid ini kemudian akan menyebar di daerah bakal biji. Tiga sel akan berada diujung bakal biji dekat dengan mikropil. Tiga sel tersebut ialah sel ovum yang diapit oleh dua sel sinergid. Dua nukleus berada di pusat, sementara tiga sel lainnya berada di ujung yang berlawanan (antipodal).

B. Mikrosporogenesis

Sel gamet jantan berukuran lebih kecil sehingga disebut mikrospora. Pembentukan mikrospora berlangsung di dalam kepala antena (benang sari). Mikrosporosit merupakan sel induk polen akan membelah secara meiosis membentuk empat sel mikrospora yang haploid dan fungsional. Ketikan polen jatuh di kepala putik, maka mikrospora (n) akan melanjutkan pembelahannya secara mitosis menghasilkan dua sel anak, sel generatif dan sel vegetatif. Sel vegetatif berfungsi sebagai pendukung sel generatif. Sel vegetatif akan membentuk tabung polen sebagai jalur untuk membuahi sel ovum. Sel vegetatif dilengkapi dengan enzim yang mampu melisis bagian tangkai putik menjadi tabung polen dan mampu menemukan posisi ovum melalui rangsang zat kimia (kemotaksis). Sementara itu, sel generatif (n) akan membelah secara mitosis sekali lagi membentuk sel generatif I dan sel generatif II. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda. Pembuahan pertama akan terjadi peleburan inti sel generatif I dengan ovum membentuk zigot (2n). Dan pembuahan kedua akan terjadi peleburan inti sel generatif II dengan dua inti polar membentuk cadangan makanan (endosperm) yang bersifat triploid (3n).

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan

Fungsi Batang dan Jaringan Penyusun Batang Tumbuhan – Batang adalah organ tumbuhan yang umumnya tumbuh di atas permukaan tanah atau substrat lainnya. Batang memiliki peran yang juga penting bagi tumbuhan. Bangunan – bangunan yang tinggi mengadopsi dari bentuk tumbuhan yang menjulang tinggi sampai ke langit. Batang banyak dimanfaatkan untuk memeuhi kebutuhan manusia seperti sebagai bahan pembuatan kertas, bangunan, dan lainnya. Fungsi batang sendiri penting bagi tumbuhan untuk melangsungkan hidup. Penebangan hutan yang memiliki tumbuhan dengan batang – batang yang tinggi akan merusak keseimbangan ekosistem. Hal ini terkait dengan rusaknya kelangsungan hidup tumbuhan yang juga akan merusak kehidupan organisme lainnya. Lantas fungsi apakah yang dimiliki oleh batang terhadap tumbuhan, dan bagaimana jaringan penyusun batang untuk dapat mendukung fungsinya??? Berikut uraian lengkapnya.


A. FUNGSI BATANG BAGI TUMBUHAN

Fungsi batang bagi tumbuhan ialah sebagai berikut:

1. Menyimpan cadangan makanan

Senyawa hasil fotosintesis yaitu glukosa akan diubah menjadi karbohidrat kompleks berupa amilum yang akan disimpan pada organ tumbuhan salah satunya di batang. Simpanan makanan ini berperan sebagai makanan cadangan yang dapat digunakan ketika tumbuhan mengalami masa sulit seperti perubahan musim dan sebagainya. Simpanan makanan yang disimpan di batang pada jarigan korteks. Pada beberapa tumbuhan, batang yang menyimpan cadangan makanan akan membesar seperti pada ubi jalar.

2. Menyokong tegakknya tubuh tumbuhan

Tingginya tubuh tumbuhan yang mencakar langit tak lepas dari peranan batang. Pertumbuhan batang yang mendekati sumber cahaya (fototropisme positif) , disebabkan oleh meristem primer pada ujung batang. Adanya batang ini berperan sebagai penyokong tegaknya tubuh tumbuhan di atas bumi.

3. Menghubungkan akar dengan daun

Batang merupakan organ yag terletak antara akar dengan daun. Oleh karena itu, jaringan yang menyusun batang akan menghubungkan transpor zat dari akar ke daun atau sebaliknya, dari daun ke akar.

4. Tempat tumbuh daun, bunga, dan buah

Daun, bunga, dan buah merupakan organ lain yang tumbuh menempel pada ranting – ranting batang. Terbentuknya daun berasal dari primordial daun yang terbentuk dari diferensiasi jaringan meristem primer batang. Batang berperan menyokong organ tumbuhan lainnya agar dapat menjalankan fungsinya. Daun berperan sebagai organ fotosintesis, sementara bunga berperan sebagai organ reproduksi dan buah sebagai alat penyebaran tumbuhan.

5. Pertumbuhan sekunder

Khususnya batang dikotil serta gymnospermae, memiliki jaringan kambium yang merupakan jaringan meristem sekunder. Jaringan ini berperan dalam pertumbuhan sekunder tumbuhan yang menyebabkan batang semakin besar. Sementara pada tumbuhan monokotil terdapat meristem interkalar yang terletak pada batang berperan menambah ruas – ruas batang monokotil.

6. Identifikasi tumbuhan

Keragaman batang pada tumbuhan berperan menjadi alat indentifikasi tumbuhan. Batang dikotil yang berkambium akan memiliki struktur batang berkayu dan bercabang. Sementara batang monokotil tidak berkambium sehingga strukturnya bukan batang berkayu umumnya herba (batang basah).

7. Alat perkembangbiakan vegetatif

Beberapa tumbuhan berkembang secara vegetatif dengan batang. Seperti ubi jalar yang berkembang melalui batang yang menyimpan cadagan makanan. Tunas – tunas tumbuhan baru muncul pada bagian tersebut. Batang dikotil juga dapat dikembangkan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif buatan melalui cangkok.


B. JARINGAN PENYUSUN BATANG TUMBUHAN

Adapun jaringan yang menyusun batang ialah sebagai berikut:

1. Epidermis

Epidermis merupakan jaringan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Jaringan ini tersusun atas selapis sel yang tersusun rapat. Jika batang tumbuhan bertambah besar, epidermis akan pecah dan akann digantikan oleh jaringan gabus dibawahnya (periderm) yang terbentuk dari jaringan korteks, untuk menggantikan posisi epidermis sebagai pelindung. Epidermis batang mengadakan modifikasi membentuk lentisel yang berfungsi sebagai pertukaran gas di batang, serta beberapa batang memiliki epidermis berambut (trikomata), atau mensekresikan getah.

2. Korteks

Korteks adalah jaringan parenkim yang mengisi bagian di bawah epidermis. Struktur sel korteks nampak seperti sel parenkim pada umumnya yakni cenderung bulat, serta memiliki ruang antar sel. Jaringan korteks berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Ruang antar sel pada jaringan korteks berisi jaringan penyokong yakni sklerenkim atau korteks yang menopang tubuh tumbuhan.

3. Stele

Stele atau silinder pusat terdiri atas jaringan pengangkut yaitu floem dan xilem yang berfungsi mengangkut senyawa kimia dalam tubuh tumbuhan. Jaringan floem atau disebut juga sebagai pebuluh tapis berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotosintesis di daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Melalui batang, floem daun akan menuju ke bagian akar setelah sebelumnya mendistribusikan makanan di sel – sel batang. Sementara jaringan xilem berperan mengangkut air dan unsur hara ke seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar. Ketikan air dan unsur hara masuk melalui akar, kemudian akan diteruskan ke xilem dan diangkut naik ke organ tumbuhan lainnya.

Pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae, terdapat jaringan kambium yang terletak diantara jaringan pengangkut, floem dan xilem. Kambium bereran sebagai meristem sekunder yang mengatur pertumbuhan sekunder tumbuhan yaitu pertambahan besar (diameter batang) tumbuhan. Aktivitas kambium akan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar. Pertambahan jaringan pengangkut ini dipengaruhi oleh air sehingga pada musim panas, xilem yang sekunder tipis. Sementara pada musim hujan diameter xilem sekunder yang terbentuk lebih tebal. Lingkaran pertumbuhan xilem ini dikenal sebagai lingkaran tahun yang merupakan petunjuk untuk mengetahui usia tumbuhan.

Perbedaan yang terjadi antara dikotil dan monokotil akan jaringan kambium menyebabkan keduanya memiliki karakter yang berbeda. Perbadaan ini dapat dilihar dari aspek pertama yaitu tipe susunan berkas pengkut pada dikotil ialah kolateral terbuka, sementara pada tumbuhan monokotil ialah kolateral tertutup. Selain itu, perbedaan lainnya iaah karakter batangnya. Tumbuhan monokotil bukan tumbuhan berkayu sementara tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berkayu karena memiliki kambium. Pada tumbuhan monokotil tidak terjadi pertumbuhan sekunder seperti yang dialami oleh tumbuhan dikotil serta gymnospermae.

4. Empulur

Empulur merupakan daerah paling dalam dan terletak di bagian tengah batang tumbuhan. Jaringan ini tersusun atas sel – sel parenkim yang berperan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Beberapa batang tumbuhan tidak memiliki empulur.

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan

Pengertian dan Fungsi Hormon Sitokinin, Asam Absisat, & Gas Etilen pada Tumbuhan – Hormon adalah senyawa protein yang akan merangsang sel target untuk melakukan metabolisme yang diinginkan. Dalam hal ini hormon dapat merangsang sel untuk memacu metabolisme untuk meningkatkan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan. Dan sebaliknya, hormon dapat merangsang sel untuk berhenti melakukan metabolisme pertumbuhan dan perkembangan yang artinya akan menghambat atau mendormansikan pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa hormon tumbuhan (fitohormon) telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Artikel ini akan membahas fitohormon lainnya yaitu sitokinin, asam absisat, dan gas etilen.


SITOKININ

Penemuan sitokinin terjadi ketika para ilmuwan sedang meneliti senyawa kimia yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel di dalam kultur jaringan. Hormon sitokinin diketahui sebagai agen yang mampu merangsang pembelahan sel, oleh karena itu kata sitokinin diambil dari istilah sitokinesis yaitu pembelahan sel. Dari berbagai jenis sitokinin pada tumbuhan, zeatin (berasal dari kata zea mays = jagung) adalah yang paling umum. Sitokinin akan berkerja sama dengan hormon lain untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan sel.

FUNGSI:

1. Merangsang Pembelahan dan Differensiasi Sel

Sitokinin aktif dihasilkan pada kelompok jaringan yang aktif seperti akar, embrio, dan buah. Sitokinin akan didistribusikan ke seluruh sel dan akan memengaruhi sel target. Hormon sitokinin bersama – sama dengan hormon auksin akan memengaruhi sel target untuk membelah dan mengatur differensiasi sel. Hal ini terjadi pada daerah meristem yang merupakan titik pertumbuhan pada tumbuhan. Sementara diferensiasi sel sangat diperlukan karena mencakup dengan perkembangan sel. Sel – sel yang telah membelah akan mengalami sedemikian rupa pembentukan jaringan lain yang akan memiliki fungsi khusus.

Kerja auksin dan sitokinin yang bersama – sama mengatur pembelahan dan diferensiasi sel ialah dengan memanipulasi konsentrasi kedua senyawa tersebut. Jika konsentrasi kedua hormon (auksin dan sitokinin) sama, maka sel akan senantiasa membelah. Namun bila konsentrasi sitokinin lebih tinggi dibanding auksin, maka tunas batang akan berkembang. Sementara jika konsentrasi auksin lebih tinggi dibanding sitokinin maka akar akan terbentuk.

2. Menghambat Penuaan

Sitokinin dapat menghambat penuaan terhadap organ tertentu pada tumbuhan. Hal ini dibuktikan dengan jika merendam dua daun pada larutan yang berbeda, tanpa sitokinin dan dengan sitokinin. Dan hasilnya menunjukkan bahwa daun yang direndam pada larutan dengan sitokinin tetap berwarna hijau. Sitokinin menghambat penguraian protein dan merangsang sintesis rna untuk menghasilkan protein tertentu. Kemampuan sitokinin menahan penuaan ini dimanfaatkan oleh tukang bunga untuk mempertahankan bunganya agar tetap segar (disemprotkan sitokinin).

3. Memecah Dominasi Apikal

Berkaitan dengan poin pertama, bahwa auksin dan sitokinin berperan bersama dalam mengatur differensiasi sel. Namun dalam hal lain kerja sitokinin dan auksin akan saling berlawanan. Auksin merangsang dominansi apikal sementara sitokinin memecah dominansi apikal sehingga akan tumbuh banyak percabangan. Dan sebaliknya ketika auksin merangsang pembentukan akar lateral, maka dapat dihambat pembentukannya oleh sitokinin.


ASAM ABSISAT

Asam absisat atau dikenal juga dengan ABA (abscisic acid) merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. istilah absisat diambil dari istilah absisi yang artinya menghambat. efek ABA sangat penting bagi tumbuhan dalam menghadapi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti saat musim kemarau atau musim dingin.

ABA disintesis di dalam akar. Hormon ini ekerja dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel. Pada biji, ABA akan merangsang fase dormansi biji yaitu fase dimana reaksi kimia akan terhenti. Biji akan berkecambah dengan mengingkirkan ABA dari dalam biji. Ketika imbibisi, testa akan pecah sehingga air akan masuk. Masuknya air ke dalam biji merupakan salah satu cara menghilangkan ABA dan akan mengaktifkan hormon lainnya yang memaju pertumbuhan dan perkembangan.

ABA juga berperan sebagai hormon yang merespon cekaman lingkungan misalnya saat kekeringan yang membuat daun – daun menjadi layu. ABA akan menumpuk pada daun yang layu dan merangsang stomata untuk menutup sehingga akan mengurangi transpirasi (penguapan). Sementara saat musim dingin, ABA akan menghambat pertumbuhan primer dan sekunder dengan menghambat pembelahan sel. Selain itu, ABA akan menghambat pembentukan daun dan merangsang primordial daun untuk membentuk sisik agar dapat melindungi bagian tunas apikal yang merupakan daerah meristem.

GAS ETILEN

Pada jaman dahulu, orang – orang memeram buah agar cepat matang ialah dengan cara memeram jeruk dekat dengan kompor minyak yang dipanaskan. Kemudian, para petani meyakini bahwa panas kompor merupakan cara paling ampuh untuk memaksa buah agar cepat matang. Namun, opini ini menjadi hal yang tabu ketika salah satu petani ingin membuktikan kebenaran dengan memanaskan salah satu buah di atas kompor yang panas, namu ternyata hasilnya ialah buah tidak mengalami apapun.

Para ahli kemudian melakukan penelitian, dan menemukan bahwa gas hasil pembakaran minyak tanahlah yang disebut dengan etilen yang membuat jeruk menjadi cepat matang. Berbeda dengan hormon lainnya, etilen merupakan hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Hormon ini didistribukan dengan bantuan udara yang akan masuk ke antar sel. Gas etilen disebut juga gas karbit (nama dagang) disintesis pada buah yang matang. Hormon ini memiliki beberapa peranan penting bagi tubuh:

1. Pematangan Buah

Gas etilen merangsang sel – sel buah untuk melunak dan merangsang klorosis pada buah. Penyemprotan gas etilen pada buah yang belum matang akan merangsang pematangan pada buah tersebut.

2. Penuaan Tumbuhan

Etilen akan memengaruhi beberapa bagian di dalam tubuh tumbuhan untuk memasuki tahap kematian (penuaan). Etilen akan merangsang bagian tumbuhan (sel, jaringan, organ, dan sistem organ) menua. Peristiwa ini terjadi secara alami sebagai bentuk regenerasi bagian tubuh tumbuhan.

3. Pengguguran Daun

Pada musim kemarau, tumbuhan akan mengadakan adaptasi salah satunya dengan menggugurkan daunnya. Pengguguran daun ini dirangsang oleh etilen yang merupakan salah satu upaya dalam mengontrol metabolisme dikala kekurangan air.

Definisi Conjunctive Adverb & Contoh Kalimatnya

Definisi Conjunctive Adverb & Contoh Kalimatnya – Adverb merupakan suatu kata yang menerangkan sesuatu, baik kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata keterangan lainnya. Adverb atau kata keterangan ini memiliki beberapa jenis, salah satunya yaitu Conjunctive Adverb. Apakah Conjunctive Adverb itu? Berikut adalah definisi Conjunctive Adverb beserta contoh kalimat dan soalnya.

Definisi Conjunctive Adverb


A conjunctive adverb can connect two sentences or independent clauses. Sebuah Conjunctive Adverb dapat menghubungkan dua kalimat atau klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat (independent clause). Kata keterangan (adverb) biasanya memodifikasi atau menambahkan keterangan pada sebuah kata, akan tetapi sebuah Conuunctive Adverb mempengaruhi dua kalimat. Kata “Conjunctive” berasal dari bahasa Latin yang artinya “bergabung (join together)”.

Sebuah Conjunctive Adverb menyatukan dua pemikiran menjadi satu kesatuan. Tiap klausa yang dihubungkan oleh Conjunctive Adverb dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Klausa yang pertama diikuti oleh sebuah tanda titik koma (;). Terkadang terdapat tanda koma setelah Conjunctive Adverb.

Daftar Conjunctive Adverb

Berikut adalah daftar Conjunctive Adverb:

  • Besides
  • Anyway
  • Also
  • Finally
  • Earlier
  • Certainly
  • For example
  • For instance
  • Further
  • In addition
  • Hence
  • However
  • Likewise
  • Later
  • Instead
  • Next
  • Namely
  • Moreover
  • On the other hand
  • Nevertheless
  • Now
  • So
  • Prhaps
  • Otherwise
  • Therefore
  • Then
  • Still
  • Undoubtedly
  • Thus

Fungsi Conjunctive Adverb


Conjunctive Adverb dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Berikut adalah beberapa fungsi dari Conjunctive Adverb yang mungkin dapat membantu kalian untuk memahaminya lebih baik.

  • Terkadang fungsi Conjunctive Adverb adalah penjumlahan (addition). Contoh: next, again, also, still, in addition, furthermore
  • Perbandingan (comparison) adalah fungsi lain dari Conjunctive Adverb. Contohnya yaitu similarly, likewise, also.
  • Konsesi (concesssion) terkadang dibentuk oleh Conjunctive Adverb dengan kata seperti granted dan of course.
  • Kata keterangan penghubung (Conjunctive Adverb) seperti although, in spite of, regardless, instead menunjukkan perbedaan (contrast).
  • Terkadang ‘penekanan’ merupakan sebuah fungsi Conjunctive Adverb yang dapat dibentuk dengan kata seperti certainly, of course, indeed.
  • Conjunctive Adverbs dapat mengilustrasikan dengan kata seperti thus, in conclusion, for example, namely.
  • Conjunctive Adverbs dapat berfungsi sebagai kata yang menunjukkan ringkasan, seperti finally, in summary, that is, dan all in all.
  • Waktu dapat juga ditunjukkan oleh Conjunctive Adverb, seperti lately, since, now, thereafter, furthermore, meanwhile, before.

Contoh Kalimat Menggunakan Conjunctive Adverb

 
Conjunctive Adverb dapat disebut juga dengan ‘Adverbial Conjunction’. Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan Conjunctive Adverb untuk lebih memperjelas penggunaannya di dalam kalimat:

  • My mother wanted to buy a new dress; however, my sister wanted to buy a new blouse.
(Ibu saya ingin membeli sebuah gaun baru; tetapi, adik saya ingin membeli sebuah baju atasan baru)

  • I need to concentrate more on my studies; otherwise, I will fail the class.
(Saya perlu untuk berkonsentrasi pada pelajaran; atau, saya akan gagal)

  • The rain was heavy and the thunder was so intense; consequently, the crowd dispersed.
(Hujan turun lebat dan petirnya sangat sering terjadi; konsekuensinya / alhasil, kerumunan menjadi bubar)

  • My brother enjoyed getting a new smartphone; nevertheless, a new car would have been a better present for him.
(Kakak saya senang mendapatkan sebuah hp baru; meskipun begitu, sebuah mobil baru akan menjadi hadiah yang lebih baik baginya)

  • They really need to go to the beach; in addition, they should buy some chips.
(Mereka benar – benar perlu pergi ke pantai; selain itu, mereka harus membeli beberapa keripik)

  • Conjunctive adverb acts like conjunction; however, it is an adverb.
(Conjunctive Adverb berperan sebagai kata penghubung; walaupun begitu, itu adalah sebuah kata keterangan)

Fungsi Lain dari Conjunctive Adverb


Conjunctive Adverb dapat juga berfungsi sebagai sebuah kata keterangan biasa dan memodifikasi sebuah kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan yang lain. Dalam hal ini, Conjunctive Adverb tidak memerlukan tanda baca (punctuation) tambahan.

Perhtikan contoh berikut ini:
  • That man was accordingly very interested in dangdut music.
(Pria itu sepantasnya sangat tertarik dengan musik dangdut)

Dalam kalimat tersebut, kata “accordingly” berperan sebagai kata keterangan yang memodifikasi atau menerangkan kata kerja “interested”.

 
Pada umumnya, sebuah Conjunctive Adverb berperan untuk memulai sebuah kalimat dan memerlukan sebuah koma (,) setelahnya. Hal itu karena Conjunctive Adverb muncul sebelum independent clause (klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat).

Berikut adalah beberapa contoh Conjunctive Adverb di depan kalimat:

  • Therefore, I will study more and more until I understand this subject.
(Oleh karena itu, saya akan belajar lagi dan lagu sampai saya mengerti pelajaran ini)

  • In other words, French is so hard to learn.
(Dengan kata lain, Bahasa Perancis sangat sulit untuk dipelajari)
  • In conclusion, we should not cut trees and throw rubbish into a river.
(Kesimpulannya, kita seharusnya tidak menebang pohon dan membuang sampah ke sungai)

Perlu diingat bahwa kata keterangan memodifikasi kata kerja. Banyak kata keterangan yang berakhiran “–ly” yang membuat kata keterangan tersebut mudah untuk ditemukan. Kata keteragan lainnya, seperti Conjunctive Adverb juga berakhiran engan “–ly” (contoh: accordingly) atau tidak berakhiran “–ly” (contoh: before, next, also).

Demikianlah definisi Conjunctive Adverb beserta contoh kalimat dan soalnya. Semoga bermanfaat dan dapat dipahami dengan baik. Terima kasih.

Penjelasan Mengenai Conditional Sentence Secara Detail

Penjelasan Mengenai Conditional Sentence Secara Detail – Dalam Bahasa Indonesia kita sering mendengar mengenai kalimat pengandaian, yaitu kalimat yang mengutarakan keinginan, harapan, atau pengandaian seseorang. Dalam Bahasa Inggris pun terdapat jenis kalimat seperti itu yang disebut dengan Conditional Sentence. Berikut adalah penjelasan mengenai Conditional Sentence.

Pengertian Conditional Sentence

Conditional Sentence atau yang disebut dengan “kalimat pengandaian” adalah kalimat pengandaian seseorang akan suatu impian, rencana, atau harapannya yang mungkin dapat terjadi di masa depan, tidak dapat terwujud, atau tidak dapat terpenuhi. Conditional Sentence (kalimat pengandaian) terdiri dari dua klausa, klausa utama atau kalimat induk (main clause), dan anak kalimat yang berupa ‘if clause’.

Contoh:

If she was in a healthy condition (If Clause), she would visit many countries (Main Clause).

Catatan:
  • Jika kalimat induk berada di bagian depan kalimat, tidak perlu diberi tanda pemisah berupa koma (,) diantara kalimat induk dan anak kalimat.
  • Jika anak kalimat berada di bagian depan kalimat, tanda pemisah perlu diberi yang berupa tanda koma (,) kedua klausa tersebut.


Types of Conditional Sentence (Tipe Kalimat Pengandaian):

1. Conditional Sentence Type 1

Kalimat pengandaian tipe 1 mengungkapkan sesuatu yang belum terjadi dan mungkin dapat terjadi di masa yang akan datang dalam waktu dekat.

Pola Pengandaian:

If + subject + V1 + subject + will + V1

Atau

If + be (present) + noun/adjective + subject + will be + adjective/noun

Contoh:

If she works hard, she will be a successful woman.
(Jika dia bekerja keras, dia akan menjadi wanita yang sukses.)

2. Conditional Sentence Type 2

Kalimat pengandaian tipe 2 mengungkapkan harapan, rencana, atau impian yang tidak mungkin terjadi dan bertentangan dengan kenyataan. Pengandaian tipe ini disebut juga sebagai khayalan. Conditional Sentence tipe ini memiliki fakta yang merupakan kebalikan dari kalimat pengandaian tersebut, yang berarti bahwa apa yang diandaikan sekarang tidak mungkin terjadi.

Pola Pengandaian:

If + subject + V2 + subject + would + V1

Atau

If + subject + were + noun/adjective + subject + would be + noun/adjective

Contoh:

If Aiden were your father, he would be upset to see your behavior.
(Jika Aiden adalah ayahmu, dia akan kesal melihat perilakumu.)

Fact:

Aiden is not your father, therefore he is not upset to see your behavior.
(Aiden bukanlah ayahmu, maka dia tidak kesal melihat perilakumu.)

Catatan:
  • Kalimat pengandaian tipe 2 memiliki fakta yang ditulis dalam bentuk Present Simple Tense yang berlawanan dengan kalimat pengandaian.
  • Pada kalimat pengandaian, kata ‘were’ digunakan oleh subjek tunggal dan jamak pada ‘if clause’.


3. Conditional Sentence Type 3

Kalimat pengandaian tipe 3 mengungkapkan rencana, impian, atau harapan yang tidak dikerjakan oleh seseorang di masa lalu sehingga terdapat penyesalan di masa sekarang.

Pola Pengandaian:

If + subject + had + V3 + subject + would have + V3

Atau

If + subject + had been + noun/adjective + subject + would have been + noun/adjective

Contoh:

If his brother had had study hard, he would have joined the most famous university in Indonesia.
(Jika adiknya belajar dengan giat, dia akan sudah bergabung di universitas paling terkenal di Indonesia.)

Fact:

His brother had not study hard, therefore he did not joined the most famous university in Indonesia.
(Adiknya tidak belajar dengan giat, maka dia tidak bergabung di universitas paling terkenal di Indonesia.)

Catatan:
  • Fakta di kalimat pengandaian tipe 3 ini ditulis dalam bentuk Past Simple Tense yang berlawanan dengan kalimat pengandaian.

Pengertian dan Fungsi Hormon Testosteron

Pengertian dan Fungsi Hormon Testosteron – Membahas mengenai testosteron akan mengaitkan pandangan kita pada organ reproduksi pria. Benar bahwa tanpa hormon ini, tak akan ada pembeda bentuk fisik pria dan wanita. Meski demikian, hormon testosteron juga ditemukan pada wanita yang umumnya berkonsentrasi sangat rendah.

A. Pengertian Testosteron

Hormon testosteron merupakan kelompok androgen atau hormon yang berperan dalam memunculkan ciri fisik maskulin. Selain protein, hormon ini tersusun atas senyawa steroid. Oleh karenanya digolongkan ke dalam stereoidogenik hormon bersama dengan androgen lainnya dan hormon estrogen serta progesteron. Hormon testosteron merupakan hormon s*ks utama pada pria, namun demikian wanita memiliki testosteron dengan kadar yang sangat rendah.

Hormon testosteron disekresikan oleh kelenjar kelamin pria yaitu sepasang testis (jamak: testes) yang dirangsang oleh rangsangan kelenjar gonad lainnya. Gnrh yang disekresikan oleh hipotalamus merangsang pelepasan gonadotropin pituitary ke sistem sirkulasi. FSH dan LH merangsang sintesis testosteron di dalam testis. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi, maka akan menghambat kerja FSH dan LH untuk mensintesis testosteron. Hormon ini akan mulai aktif disintesis mulai pada masa remaja. Secara umum, peranan testosteron sangat penting dalam perkembangan organ reproduksi pria, namun selain itu hormon ini memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh.

B. Fungsi Testosteron

1. Merangsang Spermatogenesis

Sel sperma merupakan sel gamet jantan yang dihasilkan oleh organ reproduksi pria di dalam sepasang testis. Pembentukan sel sperma (spermatogenesis) terjadi ketika memasuki usia remaja yaitu usisa dimana masa perkembangan organ reproduksi. Spermatogenesis terjadi karena adanya kontrol hormon – hormon s*ks di dalam tubuh. Testosteron yang dihasilkan oleh sepasang testis akan mempengaruhi sel – sel testes untuk mulai memproduksi sel sperma dengan melalui tahapan pembelahan mitosis dan meisosis.

Pelepasan hormon testosteron dari testes dipengaruhi oleh FSH dan LH. Ketika kadar testosteron di dalam darah tinggi maka testosteron akan dihentikan. Dengan demikian, produksi sperma akan terhenti untuk kurun waktu tertentu, dan akan diproduksi kembali ketika kadar testosteron di dalam darah turun. Pada pria, tidak memiliki masa menopause yaitu berhenti menghasilkan sel gamet seperti pada wanita. Artinya, sejak pertama kali menghasilkan sperma (yang ditandai dengan wetdream) maka seorang pria akan terus menghasilkan sperma sampai akhir hidupnya dengan hormon testosteron yang dimilikinya.

2. Merangsang Pertumbuhan Organ Reproduksi Pria

Pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi pria seperti testis, kelenjar prostat, jaringan erektil, dan lainnya dirangsang oleh hormon testosteron. Organ – organ reproduksi pria memiliki fungsi khusus yang akan bersama mendukung fungsi reproduksi pada pria. Dengan demikian, gangguan sekresi hormon testosteron akan mengakibatkan ganggguan perkembangan organ reproduksi pria.

3. Memicu Pertumbuhan Ciri S*ks Sekunder Pria

Ciri s*ks sekunder pria seperti tumbuh jakun, suara membesar, dada bidang, dan pertumbuhan rambut di titik tertentu akan muncul secara bertahap seiring dengan perkembangan organ reproduksi pria. Ciri s*ks sekunder ini membedakan tampilan fisik pria dan wanita. Sisi maskulin yang dimiliki oleh pria di sebabkan oleh kinerja hormon testosteron. Meski demikian, seorang wanita memiliki testosteron (androgen) dengan kadar yang rendah. Fungsi androgen pada wanita ialah memicu pertumbuhan rambut di titik tertentu pada tubuh.

Selain dihasilkan di dalam testes, androgen dihasilkan oleh kelenjar korteks adrenal (androgenik). Dengan demikian, wanita memiliki hormon ini namun kadarnya jauh lebih rendah dibanding pria. Beberapa kasus gangguan hormon androgen pada wanita yang terlalu tinggi menyebabkan wanita akan mengalami penampakan seperti pria yaitu berkumis dan berjanggut.

4. Mempengaruhi Sekresi Hormon S*ks Lainnya

Sekresi testosteron dan androgen terjadi karena ada “perintah” dari hipotalamus. Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang disekresikan oleh hipotalamus akan merangsang sel – sel kelenjar pituitary anterior untuk membebaskan FSH dan LH yang akan merangsang organ reproduksi pria, sepasang testis (testes). sel – sel leydig di dalam testes yang dirangsang oleh LH akan membebaskan testosteron yang akan merangsang spermatogenesis. Sementara FSH mempengaruhi se – sel sertoli di dalam tubulus seminiferus (saluran berkelok – kelok yang panjang di dalam testis) untuk meningkatkan spermatogenesis. kadar testosteron yang tinggi, akan menjadi negative feedback bagi LH dan FSH. Dihambatnya FSH dan LH dengan tingginya testosteron menyebabkan produksi testosteron dan spermatogenesis semakin menurun sampai berhenti. Ketika kadar testosteron menurun akan mengaktifkan GnRH untuk mengulangi siklus yang sama.

5. Memicu Pertumbuhan Tulang

Keberadaan testosteron dan androgen lainnya akan merangsang pertumbuhan tulang di dalam tubuh. Pemanjangan dan penebalan tulang yang dirangsang oleh testosteron akan berkaitan dengan hormon pertumbuhan dalam menjalankan fungsinya. Selain itu, pembentukan sel darah merah baru di dalam sumsum tulang dibantu dengan keberadaan androgen.

6. Merangsang Pertumbuhan Massa Otot

Pada pria otot merupakan jaringan yang berpotensi untuk lebih berkembang dibanding wanita. Dengan androgen dan latihan fisik, akan merangsang pertumbuhan massa otot. Dapat ditemui penggunaan steroid sintesis pada bebeapa atlet untuk membantu pertumbuhan ototnya. Namun penggunaan steroid sintesis ini sangat tidak disarankan karena dapat menimbulkan gangguan hormon s*ks.

7. Mempegaruhi Libido (Nafsu S*ks)

Peran testosteron dan androgen lainnya dalam tubuh ialah menciptakan nafsu sex dengan mempengaruhi sel – sel di dalam otak yang menciptakan agresifitas.

Contoh Majas Perumpamaan dan Penjelasannya



Contoh Majas Perumpamaan dan Penjelasannya – Majas perumpamaan merupakan ungkapan gaya bahasa yang membandingkan tujuan atau gagasan pokok kemudian mengumpamakannya dengan kata yang lain dalam satu kalimat. Majas ini termasuk ke dalam golongan majas perbandingan. Berikut beberapa contoh majas perumpamaan dalam kalimat!

Contoh:

1. Melejitnya harga sembako bagai bongkahan batu yang menghimpit rakyat kecil.

Penjelasan :

Pada kalimat di atas tingginya harga bahan pokok diumpamakan sebagai bongkahan batu yang menghimpit rakyat kecil. Bongkahan batu tersebut bukanlah dalam artian yang sebenarnya, melainkan melejitnya harga sembako yang menyulitkan rakyat kecil sehingga merasa terhimpit dan kesulitan karenanya.

2. Organisasi ini sebentar lagi akan hancur, bak telur di ujung tanduk.

Penjelasan :

Pada contoh kalimat kedua menyatakan bahwa sebuah organisasi yang akan hancur diumpamakan seperti telur yang berada di ujung tanduk. Organisasi tersebut dinyatakan berada diambang kehancuran dengan gambaran telur di atas tanduk. Telur di atas tanduk bukanlah dalam artian yang sebenarnya.

3. Ucapannya begitu tajam seperti mata pisau.

Penjelasan :

Pada contoh kalimat ketiga menyatakan bahwa ucapan seseorang yang menyakitkan diumpamakan sebagai sebuah mata pisau yang tajam. Mata pisau dijadikan sebagai perumpamaan terhadap suatu karakter seseorang dalam kalimat.

4. Ia memiliki lengan yang kokoh bagaikan gada besi.

Penjelasan :

Kalimat di atas menyatakan bahwa lengan seseorang yang besar dan kokoh diumpamakan sebagai sebuah gada besi. Sifat dari gada besi di domainkan dengan lengan yang kuat dan kokoh dalam kalimat.

5. Meski ia hidup dengan segala keterbatasan, namun ia memiliki tekad kuat bagaikan baja.

Penjelasan:

Pada kalimat 5 dijelaskan bahwa tekad kuat seseorang dipadankan dengan sifat benda mati berupa baja yang secara umum memiliki sifat kuat dan keras. Baja menjadi obyek perumpamaan bagi sesuatu yang lain dalam kalimat yakni tekad kuat seseorang.


Perhatikan contoh kalimat majas perumpamaan lainnya!


6. Bis itu melaju kencang bagaikan macan.
7. Pada musim kemarau sawah-sawah mengalami kekeringan seperti tanah gersang.
8. Melakukan pekerjaan itu bagiku seperti menegakkan benag basah.
9. Hal serumit itu tak mungkin sanggup ia kerjakan, bahkan mustahil. Bagaikan memasukkan onta ke dalam lubang jarum.
10. Semua yang engkau katakan hanyalah seperti inti dari kue donat, kosong tiada artinya.
11. Pemuda ibarat ujung tombang bagi perubahan nasib bangsa dan negara.
12. Ibunda adalah seorang wanita yang begitu mulia, bagaikan sang surya yang menyinari bumi.
13. Negeri ini bagaikan surga yang berada di dunia, tak heran begitu banyak bangsa dari berbagai negara yang ingin menguasai kekayaan alam negeri ini.
14. Jika dilihat dari ujung monas, manusia di bawah sana seperti gerombolan semut kecil.
15. Engkau begitu cantik dan anggun malam ini, seperti bidadari yang turun dari langit.
16. Sekujur tubuhnya membeku seperti es batu ketika mendengar berita meninggalnya nenek tercintanya.
17. Kau memiliki laptop yang unik, seperti lipatan sebuah buku besar.
18. Suara nyanyiannya seperti kaleng bekas yang jatuh tak karuan.
19. Badamu lusuh sekali, seperti orang-orangan sawah.
20. Hand phone milikmu sungguh besar, seperti jenis sayuran ungu yang bernama terong.

Ciri khas majas perumpamaan yang juga termasuk ke dalam majas perbandingan terletak pada perbandingan antara tujuan atau ide pokok dengan perumpamaan kata yang lain dalam hal sifat, karakter, bentuk, dan lain-lain. Misalnya, perhatikan contoh 20!

Sebuah benda yang bernama hand phone (telepon genggam) dibandingkan dan diumpamakan seperti jenis sayurang berwarna ungu yakni terong. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan memadankan sifat yang berupa ukuran dari kedua benda tersebut. Sehingga dapat diasumsikan bahwa benda tersebut memiliki ukuran yang besar sebagaimana benda yang diumpamakan atau dibandingkan.

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Lengkap – Sel tumbuhan dan sel hewan keduanya merupakan sel eukarotik yang telah memiliki inti sejati. Hal ini didasakan pada keberadaan membran inti pada kedua jenis sel tersebut. meskipun demikian, banyak ditemukan peredaan antara keduanya terkait organel penyusun kedua sel. perbedaan kedua sel tersebut dirangkum dalam uraian singkat berikut ini.

1. Bentuk

Bentuk sel hewan lebih fleksibel dibanding sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan sel hewan hanya dibatasi oleh selaput (membran plasma), sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel pada bagian terluar sel.

2. Organel penyusun

Seperti yang diuraikan diatas bahwa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah terletak pada organel penyusun kedua sel tersebut. Beberapa organel tidak ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Berikut organel – organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan namun tidak dimiliki oleh sel hewan, dan begitu pula sebaliknya.

SEL TUMBUHAN

a. Dinding sel

sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel setelah membran sel. organel sel bermaterial karbohidrat kompleks (selulosa) ini hanya terdapat pada kelompok tumbuhan. Karakteristik dari selulosa ialah lebih kaku, oleh karena itu sel tumbuhan memiliki bentuk yang lebih ajeg (tetap) atau kaku. Plasmodesmata adalah celah (pintu) yang terdapat pada dinding sel yang memungkinkan terjadinya pertukaran senyawa kimia antar sel. Dinding sel dapat dibedakan menjadi:

1) Dinding primer

dinding primer merupakan dinding yang pertama kali yang terbentuk. penyusun dinding primer adalah senyawa selulosa.

2) Dinding sekunder

Dinding sekunder adalah dinding extra yang terbentuk dari dinding primer. Arah pembentukan dinding sekunder ialah ke arah dalam. Pembembuakan dinding sekunder ini terjadi pada kelompok jaringan dewasa atau sel yang tua. Dinding sekunder lebih kaku karena disusun oleh senyawa lignin.

b. Kloroplas

Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil yaitu pigmen hijau yang mampu menangkap cahaya untuk diubah menjadi energi. Keberadaan kloroplas inilah yang menyebabkan tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Para ahli evolusi meyakinin bahwa kloroplas adalah bentuk simbion yang terbentuk pada milyaran tahun yang lalu dengan prokariot autotrof. Kloroplas merupakan organel double membran, terdiri atas membran dalam dan membran luar. Bagian dalamnya terdiri atas cairan kloroplas (stroma) yang mengandung senyawa kimia untuk fotosintesis, serta terdapat kantung – kantung penyimpan klorofil (membran tilakoid).

c. Vakuola Besar

Vakuola merupakan organel yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Vakuola dibatasi oleh selapis membran (tonoplas). Selain itu, vakuola berfungsi mengatur tekanan turgor pada sel tumbuhan. Vakuola pada sel tumbuhan merupakan organel terbesar dan terletak hampir ke tengah. Sehingga letak inti sel yang umumnya di central sel akan berada kepinggir sel.


SEL HEWAN

a. Lisosom

Lisosom adalah organel kecil yang berisi enzim hidrolisis atau enzim pemecah. Organel ini berfungsi dalam pencernaan sel yang akan menghancurkan sel yang telah tua atau sel yang tidak dibutuhkan atau menghancurkan sel asing. Keberadaan organel lisosom hanya ditemukan pada sel hewan. Peranannya penting dalam membentuk jaringan dan organ hewan.

b. Peroksisom

Sama seperti lisosom, peroksisom adalah organel yang mengandung enzim katalase yaitu enzim yang berperan dalam menetralkan peroksida yang beracun bagi tubuh hewan. Keberadaan organel ini melimpah pada organ hati yang berperan dalam menetralkan racun.

c. Sentrosom

Sentroson merupakan organel yang tersusun atas dua sentriol yang dibangun oleh mikrotubula. Sentrosom ini berperan dalam pembelahan sel yakni membentuk benang – benang spindel yang berperan dalam mengikat kromosom semasa pembelahan sel.

d. Vakuola kecil atau absen

Sama seperti halnya sel tumbuhan, beberapa hewan memiliki vakuola pada jaringan tertentu untuk menyimpan cadangan makanan berupa lemak. Seperti jaringan ikat lemak yang menyimpan lemak dalam vakuola – vakuola yang kecil. Sementara pada umumnya sel jaringan hewan lain tidak memiliki vakuola.

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata

Sistem Pernapasan pada Hewan Vertebrata – Pernapasan pada hewan pada umumnya ialah mengambil udara pernapasan berupa oksigen dan membuang karbondioksida. Hewan merupakan organisme aerob yang membutuhkan oksigen untuk membakar zat makanan yang telah dicerna menjadi energi di dalam sel. Hasil dari respirasi sel tersebut akan menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida. Beragam habitat serta evolusi yang terjadi pada kingdom animalia, menyebabkan hewan memiliki alat pernapasan yang berbeda – beda. Pada artikel ini akan dijelaskan sistem pernapasan pada kelompok vertebrata atau hewan bertulang belakang.


1. Sistem Pernapasan Ikan

Semua ikan bernapas menggunakan insang karena ikan hidup di air. Paus bukan ikan, ia merupakan mamalialaut yang memilki paru – paru sebagai alat pernapsannya. Insang ikan merupakan adaptasi terhadap habitannya. Insang mampu mengikat oksigen yang terlarut dengan air. Insang bukan alat yang tepatbagi hewan darat, karena darat memiliki penguapan yang tinggi sehingga memungkinkan insang akan menjadi kering dan tidak mampu mengikat udara bebas. Sementara di dalam perairan, insang tak akan mengalami kekeringan akibat penguapan.

Pernapasan ikan bermula di dalam mulut. Ketika mulut membuka maka operkulum (penutup insang) akan menutup. Pada saat ini, air yang mengandung nutrisi serta udara pernapasan akan masuk ke dalam tubuh ikan. Ketika air sampai ke insang maka oksigen akan diikat oleh sel darah pada pembuluh kapiler di dalam insang. Ketika mulut menutup maka operkulum terbuka yang akan membuang kelebihan air atau garam bersama karbondioksida.


2. Sistem Pernapasan Katak (Amphibi)

Katak dan kelompok amphibi lainnya adalah hewan yang mengalami siklus hidup di dua habitat, perairan dan daratan (kecuali sisilian). Tentu saja hal ini akan memengaruhi sistem orgam pada kedua habitat tersebut. Kecebong adalah larva katak yang hidup di air. Oleh karena itu sistem pernapasan pada larva katak menggunakan insang luar (insang yang keluar dari tubuh dan tidak ditutupi oleh operkulum).

Metamormofis katak dari kecebong membentuk katak muda dapat diamati dengan hilangnya insang luar secara perlahan yang kemudian digantikan dengan paru – paru sebagai alat pernapasan katak yang akan beralih ke daratan. Katak dewasa bernapas menggunakan paru – paru dan juga permukaan kuitnya yang senantiasa lembab.

Dengan demikian, katak dewasa memiliki dua alat pernapasan yakni permukaan kulit dan paru – paru. Permukaan kulit katak tipis dan lembab, memungkinkan terjadinya difusi udara. Oksigen akan diikat oleh sel darah merah, sementara karbondioksida akan dikeluarkan. Pernapasan dengan permukaan kulit ini juga digunakan oleh katak ketika sedang diperairan (paru – paru tidak dapat mengikat oksigen terlarut dalam air).

Pernapasan dengan paru – paru hanya digunakan oleh katak dewasa di daratan. Aru – paru tidak mampu mengikat oksigen dalam air, dan tidak dapat basah. Oleh karena itu paru – paru lebih kering dibanding insang. Udara masuk melalui hidung, kemudian ke rongga mulut. Dari rongga mulut udara akan mengalir ke paru – paru. Pertukaran udara kemudian akan terjadi di paru – paru, yaitu pertukaran oksigen dengan karbondiksda.


3. Sistem Pernapasan Reptil

Sama seperti vertebrata daratan lainnya, reptil bernapas menggunakan paru – paru sebagai alat pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida. Adapun reptil yang menghabiskan beberapa waktunya di dalam air memiliki beberapa modifikasi pada alat pernapasannya.

Kelompok buaya memiliki membran tipis yang melindungi paru – paru dari masuknya air ketika buaya sedang di dalam air. Membran tipis tersebut menutupi rongga hidung, sehingga air tidak masuk ketika buaya beraktifitas di dalam air. Sementara penyu, yang hampir seluruh hidupnya di dalam perairan bernapas menggunakan kloaka (muara tiga saluran: genitalia, urin, dan pencernaan). Difusi gas pernapasan terjadi di kloaka, sehingga penyu tidak perlu hawatir akan kemasukan air dalam tubuhnya.


4. Sistem Pernapasan Burung

Burung juga bernapas menggunakan paru – paru. Hanya saja, burung memiliki alat tambahan berupa 9 kantung udara yang berfungsi menyimpan cadangan udara yang digunakan ketika burung terbang. Pada saat burung istirahat, proses inspirasi dan ekspirasi udara diatur oleh otot tulang rusuk yang mengatur masuk keluarnya udara.

Saat burung mengepakkan sayap, maka pundi – pundi udara korakoid terjepit sehingga udara akan mengalir ke paru – paru. Pada saat itu, terjadi pertukaran udaran antara oksigen dengan karbondioksida di bagian parabronkus dalam paru – paru. Ketika otot intercosta berelaksasi, maka rongga dada akan mengecil mendorong karbondioksida keluar dari tubuh. Pada saat itu juga, udara dari kantung udara memasuki paru – paru da terjadi difusi udara lagi.


5. Sistem Pernapasan Mamalia

Pernapasan pada mamalia, sama seperti pada manusia. Semua mamalia baik yang ada di darat maupun di perairan bernapas menggunakan paru – paru. Khusus untuk mamalia yang hidup di perairan seperti paus dan lumba – lumba melakukan adaptasi perilaku yang secara berkala muncul dipermukaan untuk mengambil oksigen dalam atmosfer. Pernapasan pada mamalia dimulai dari rongga hidung yang kemudian masuk ke trakea, bronkus, kemudian sampai pada alveolus yang mengandung banyak kapiler darah. Di dalam alveolus inilah terjadi pertukaran antara gas oksigen dengan karbondioksida. (untuk lebih lengkapnya baca artikel sistem pernapasan manusia pada blog ini, terima kasih).

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga

Fungsi Bunga, Bagian, dan Struktur Jaringan Penyusun Bunga – Bunga ditemukan pada kelompok tumbuhan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Oleh karena itu, kelompok angiospermae juga disebut tumbuhan berbunga (anthophyta). Bunga berperan sebagai organ reproduksi dan ditemukan fungsi lainnya oleh tumbuhan. Bunga amat penting bagi tumbuhan angiospermae karena menentukan regenerasi tumbuhan tersebut.


A. Fungsi Bunga

Seperti yang telah diuraikan pada poin pengantar, telah diuraikan bahwa bunga memiliki peran atau fungsi penting bagi tubuh, yaitu:

1. Organ Reproduksi

Bunga adalah organ reproduksi seksual pada tumbuhan. Melalui bunga, akan terjadi fertilisasi antara mikrosporangia (sel gamet jantan) dengan makrosporangia (sel gamet betina). Fertilisasi pada tumbuhan berbiji terbuka yang terjadi di daun terjadi dua kali. Oleh karena itu disebut fertilisasi ganda. Sebelum fertilisasi akan terjadi penyerbukan (polination), yaitu peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan bunga pada tumbuhan dapat terjadi karena adanya bantuan dari angin (anemogami); hewan (zoogami); manusia (antropogami) dan lainnya. Melalui fertilisasi ini akan diperoleh keturunan yang mewarisi sifat kedua induk. Repsoduksi seksual merupakan upaya untuk meningkatkan keanekaragaman gen. Pembuahan ganda yang berlangsung di dalam ovarium akan membentuk embrio dan juga endosperms yang berperan sebagai cadangan makanan embrio.

2. Alat indentifikasi tumbuhan

Bunga merupakan salah satu objek pengamatan identifikasi tumbuhan. Jumlah mahkota bunga menjadi acuan dalam menentukan kelompok tumbuhan dikotil atau monokotil. Selain itu, jumlah kelopak, mahkota serta kedudukan dan jumlah benang sari dan putik menjadi objek pengamatan dalam membuat diagram bunga dalam ilmu botani.

3. Nilai estetika

Bunga memiliki bagian – bagian perhisan seperti mahkota yang berwarna – warni dan sering dimanfaatkan sebagai benda yang dapat meningkatkan nilai keindahan. Tentu saja hal ini berpotensi dalam bidang ekonomi.


B. Bagian – Bagian Bunga

Bunga merupakan organ reproduksi generatif pada angiospermae. Melalui bunga akan dihasilkan keturunan yang akan mewarisi sifat dari kedua induk yang akan meningkatkan keanekaragaman hayati tingkat gen.

Bagian – bagian bunga dikelompokkan menjadi:

1. Asesoris (Perhiasan)

Bagian perhiasan merupakan bagian yang berfungsi sebagai pendukung, pelindung, serta menarik perhatian beberapa hewan yang dapat membantu proses penyerbukan. Bagian asesoris juga memiliki peranan sebagai alat identifikasi tumbuhan. Bagian asesoris bunga terdiri atas:

a. Kelopak

Kelopak (sepal/kaliks) merupakan bagian yang berwarna hijau yang mengandung klorofil. Bagian ini berfungsi sebagai pelindung bunga ketika bunga masih menguncup.

b. Mahkota

Mahkota (petal/corolla) bagian yang mengandung pigmen warna warni yang dapat menarik hewan tertentu seperti insekt dan burung untuk hinggap. Hal ini dapat membantu penyerbukan bunga itu sendiri. Jumlah mahkota bunga merupakan indikator identifikasi tumbuhan. Tumbuhan dikotil memiliki mahkota bunga berjumlah kelipatan 2 atau 5, sementara tumbuhan monokotil memiliki bunga dengan jumlah mahkota kelipatan 3.

c. Reseptakulum

yaitu bagian dasar bunga, berfungsi sebagai penyokong bunga.

d. Pedicle

Atau tangkai bunga, merupakan batang muda yang berfungsi sebgai penyokong bunga.

2. Alat kelamin

Merupakan bagian – bagian bunga yang menghasilkan sel gamet, yaitu:

a. Benang sari (stamen)

Benang sari merupakan bagian bunga yang berperan sebagai alat kelamin jantan (male). Benang sari terdiri atas filamen (tangsai sari); dan kepala sari (anther). Bagian kepala sari akan menghasilkan serbuk sari (pollen) yang berfungsi sebagai mikrosporangium atau sel gamet jantan pada tumbuhan. Pembentukan serbuk sari berlangsung melalui proses mikrosporogenesis yang akan menghasilkan serbuk sari haploid. Ketika proses polinasi (penyerbukan), seruk sari akan jatuh di kepala putik dan akan membelah secara mitosis untuk menghasilkan sel – sel penyerbukan (inti generatif).

b. Putik (pistil atau carpel)

Putik merupakan bagian bunga yang berfungsi sebagai alat kelamin betina. Tidak hanya itu, bunga juga merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat perkembangan biji yang akan menjadi buah. Putik tersusun atas stillus atau tangkai putik, kepala putik (stigma), bakal biji dan bakal buah. Ovum yang terkandung di dalam bakal biji (ovarium) terbentuk melalui makrosporogenesis, proses yang hampir serupa dengan pembentukan mikrosporogenesis. Pada angiospermae, akan terjadi pembuahan ganda yang terjadi di dalam ovarium yakni pembuahan antara inti generatif pollen dengan makrosporogenesis di dalam ovarium. Pembuahan pertama terjadi antara inti generatif satu dengan ovum yang akan membentuk embrio. Pembuahan kedua terjadi antara inti generatif dua dengan inti kandung lembaga sekunder untuk membentuk cadangan makanan (endosperm) yang berfungsi sebagai sumber pertama reaksi metabolisme ketika proses perkecambahan.

Berdasarkan kelengkapan bunga, maka dapat dibedakan:

1. Bunga lengkap

Yaitu bunga yang memiliki bagian – bagian bunga secara lengkap (asesoris dan alat kelamin). Dapat dikatakan bahwa bunga lengkap adalah bunga dieoceous. Contoh bunga sepatu.

2. Bunga tak lengkap

Adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau lebih bagian – bagian bunga baik bagian asesoris maupun alat kelamin.

Sementara jika melihat alat kelaminnya, maka tumbuhan berbunga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Bunga sempurna

Adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) dalam satu bunga. oleh karena itu disebut juga bunga hermaprodit.

2. Bunga tak sempurna

Adalah bunga yang hanya memiliki salah satu alat kelaminnya. Bunga jantan ialah bunga yang hanya memiliki alat kelamin jantan (benang sari), sementara bunga betina adalah bunga yang hanya memiliki alat kelamin betina (putik).


C. Jaringan penyusun Bunga

Seperti halnya organ tumbuhan lainnya, bunga disusun oleh jaringan:

1. Jaringan epidermis

Seperti yang kita ketahui bahwa peranan jaringan epidermis ialah sebagai pelindung jaringan yang ada di bawahnya. Begitu juga dengan jaringan epidermis yag menyusun bunga, jaringan ini terletak paling luar pada bagian asesoris maupun bagian alat kelamin. Semua bagian bunga akan dibungkus oleh epidermis yang mengalami penebalan pada dinding sel luarnya oleh senyawa kutikula.

2. Jaringan parenkim

Jaringan parenkim yang menyusun bunga merupakan bagian terluas. jaringan endotesium merupakan bagian jaringan parenkim yang terletak di bawah epidermis. sementara jaringan tapetum berada paling dalam yang menyusun bagian rongga dalam.

3. Jaringan kolenkim

Jaringan kolenkim berperan sebagai jaringan penguat bagian bunga, agar bunga tetap tegar dan kuat ketika ditiup angin.

Penggunaan Suppose & Suppose to dalam bahasa Inggris

Penggunaan Suppose & Suppose to dalam bahasa Inggris – Teman – teman, apakah kalian sering mengutarakan maksud atau tujuan kalian dalam melakukan sesuatu kepada orang lain? Mengutarakan suatu maksud atau tujuan dapat diungkapkan dengan berbagai ekspresi atau ucapan dalam Bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan kata – kata “suppose to”. Berikut adalah penjelasan penggunaan “suppose & suppose to” dalam Bahasa Inggris.

Suppose

‘Suppose’ memiliki arti harapkan, bayangkan, percaya, dan pikir. ‘Suppose’ umumnya digunakan dalam kalimat negative untuk mengharakan atau mendapatkan repon positif.

Contoh:


  • I do not suppose you could give me my novel back, could you? ~ Of course! I will give it to you tomorrow. (Saya tidak mengharapkan kamu dapat mengembalikan novel saya, biasakah? ~ Tentu! Saya akan memberikannya kepadamu besok)
  • I suppose it’s already too late to get into the class, isn’t it? ~ Hold on, I will make sure you can come in. (Saya pikir sudah terlalu telat untuk masuk ke kelas, bukan begitu? ~ Tunggu, saya akan memastikan kamu dapat masuk ke kelas) Kata “suppose” juga dapat digunakan pada jawaban yang memiliki arti pikir/ bayangkan/ percaya/ harapkan. Perhatikan dua contoh respon negatif di bawah ini.
  • Will Lisa be at your house this afternoon? ~ I don’t think/ imagine/ suppose/ expect so.(Akankah Lisa berada di rumahmu siang ini? ~ Saya rasa tidak)
  • Will she tried to meet Louis when she gets back from London? ~ I expect/ think/ suppose/ imagine not. (Akankah dia mencoba untuk menemui Louis ketika dia kembali dari London? ~ Saya rasa tidak)
  • Would you stay here for a day longer? ~ I expect/ imagine/ suppose/ think so. (Akankah kamu tinggal di sini sehari lebih lama? ~ Saya rasa iya)


Note:

“Suppose” tidak digunakan untuk bentuk continous (kegiatan/ aksi yang sedang terjadi)
“Suppose/ Supposing” (Bagaimana Jika/ What if?)
“Suppose/ Supposing” dapat digunakan untuk menyampaikan saran atau kekhawatiran, dan memiliki arti bagaimana jika (what if). “Suppose/ Supposing” dapat diikuti oleh Verb 1 atau Verb 2.

Contoh:

  • We have not got chocolate jam or peanut butter for the filling, so suppose/ supposing we use(d) blueberry jam or Nutella, would that be all right? (Kita belum mendapatkan selai coklat atau selai kacang untuk isinya, jadi bagaimana jika kita menggunakan selai bluberi atau Nutella, apakah tidak apa – apa?)
  • Suppose/ Supposing they come/ came on Sunday rather than Saturday, will/ would that be ok (Bagaimana jika mereka datang hari Minggu daripada hari Sabtu, apakah tiak apa – apa?)
  • Was this dress good for James’ party? ~ I don’t think so. Suppose/ Supposing it would be a formal party and your dress is too causal? (Apakah gaun ini bagus untuk pestanya James? ~ Saya rasa tidak. Bayangkan jika pestanya ternyata sangat formal dan bajumu sangat sederhana)

Supposed to

“Supposed to” memiliki arti yang berbeda dengan “suppose”. Perhatikan struktur kalimat di bawah ini:

1. Subject + to be + supposed to + infinitive = seharusnya
Struktur kalimat di atas memiliki arti sesuatu seharusnya dilakukan, akan tetapi yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu tidak dilakukan.

Contoh:
  • I am supposed to read a novel from the beginning to the end, but I always read it from the end to the beginning instead. (Saya seharusnya membaca novel dari awal ke akhir, tetapi saya selalu membacanya dari akhir ke awal)
  • She is supposed to submit the assignment on Tuesday, but she doubts whether she can. (Dia seharusnya mengumpulkan tugasnya hari Selasa, tetapi dia ragu apakah dia bisa)

“Supposed to”, dalam kalimat Past Tense, dapat berarti sesuatu yang dimaksudkan untuk terjadi (telah direncanakan), tetapi tidak terjadi. Dalam hal ini, kita juga dapat menggunakan “should have” untuk menggantikan “was supposed to”.

Contoh:
  • I was supposed to go to Bandung for holiday, but then I got a problem and could not go. (Saya seharusnya pergi ke Bandung untuk liburan, tetapi kemudian saya mendapatkan sebuah masalah dan tidak dapat pergi)
  • I should have gone to Bandung for holiday, but then I got a problem and could not go. (Saya seharusnya pergi ke Bandung untuk liburan, tetapi kemudian saya mendapatkan sebuah masalah dan tidak dapat pergi)
  • Wasn’t Dinda supposed to be here for dinner? I wonder where was she. (Bukankah Dinda seharusnya di sini untuk makan malam? Saya penasaran dimanakah dia)
  • Shouldn’t Dinda have been here for dinner? I wonder where was she. (Bukankah Dinda seharusnya di sini untuk makan malam? Saya penasaran dimanakah dia)

2. Supposed to be = secara umum dipercaya bahwa
“Supposed to” juga dapat digunakan dalam situasi tertentu.

Contoh:

  • These fruits were supposed to be good for health. Why don’t you try them? (Buah – buah ini secara umum dipercaya baik untuk kesehatan. Kenapa kamu tidak mencobanya?)
  • The movie was supposed to be too funny, but I did not laugh that hard when I watched it! (Film tersebut secara umum dipercaya sangat lucu, tetapi saya tidak tertawa sampai terbahak – bahak ketika saya menontonnya)

Note:

Huruf ‘d’ pada kata “supposed to” tidak dibaca, jadi kalian membacanya seolah – olah kata tersebut adalah “suppose to”.

Demikianlah penjelasan penggunaan “suppose & suppose to” dalam bahasa Inggris. Semoga bermanfaat dan dapat dipahami dengan baik. Terima kasih.

Pengertian Kata Ganti, Macam-Macam, dan Contoh Kalimatnya

Pengertian Kata Ganti, Macam-Macam, dan Contoh Kalimatnya – Kata ganti atau pronominal ialah kata yang dipergunakan sebagai pengganti subyek atau obyek yang berupa benda dan orang. Kata ganti berfungsi untuk efisiensi dan efektifitas kalimat dalam wacana atau paragraf. Dengan adanya kata ganti, maka tidak perlu menuliskan nama orang atau nama benda secara terus-menerus dan berulang. Perhatikan contoh kalimat berikut :

“Ruli adalah anak yang sangat rajin beribadah, setiap adzan berkumandang ia selalu bergegas ke masjid untuk shalat berjamaah.”

Penjelasan :

Kata “ia” pada kalimat di atas adalah pronomina yang berfungsi menggantikan subyek “Ruli.” Subyek “Ruli” tidak perlu lagi diulang karena penggunaan kata ganti “ia” pada kalimat.

Berdasarkan peran dan fungsinya, kata ganti dapat diklasifikasikan ke dalam tiga macam, diantaranya ialah :

1. Kata Ganti Orang

Kata ganti orang dapat diturunkan kembali ke dalam tiga bagian diantaranya yakni :

a. Kata Ganti Orang Pertama

Kata ganti orang pertama terdiri atas kata ganti orang pertama tunggal (menggunakan daku, ku, saya) dan jamak (menggunakan kata kami dan kita).

Contoh :

– Saya akan pergi ke Jakarta pada tanggal 2 Desember 2116. (kata ganti orang pertama tunggal)
– Kami baru akan pulang dari Jakarta pada tanggal 5 November 2016. (kata ganti orang pertama jamak)
– Jangan ada permusuhan diantara kita karena pada hakekatnya kita semua adalah saudara. (kata ganti orang pertama jamak)
– Aku akan bekerja keras demi istri dan anak-anakku. (kata ganti orang pertama tunggal)

b. Kata Ganti Orang Kedua

Kata ganti orang kedua terdiri atas kata ganti orang kedua tunggal (menggunakan kata anda, kamu, dikau, mu, dan engkau) dan kata ganti orang kedua jamak (menggunakan kata kalian, anda sekalian dan kamu sekalian).

Contoh :

– Apa anda telah memahami akar masalah dari persoalan ini? (kata ganti orang kedua tunggal)
– Bukankah kamu sendiri yang berjanji akan mengerjakan tugas itu? (kata ganti orang kedua tunggal)
– Aku akan pelajari dan cermati semua yang engkau katakan. (kata ganti orang kedua tunggal)
– Maaf, apa ini barang milikmu? (kata ganti orang kedua tunggal)
– Aku harap kalian bisa mengerti dan memaklumi kondisi keuangan perusahaan yang kian terpuruk dewasa ini. (kata ganti orang kedua jamak)
– Terima kasih saya sampaikan kepada anda sekalian yang berkenan mendonorkan darah di acara bakti sosial ini. (kata ganti orang kedua jamak)

c. Kata Ganti Orang ketiga

Kata ganti orang ketiga terdiri atas kata ganti orang ketiga tunggal (menggunakan kata beliau, dia, ia,-nya) dan kata ganti orang ketiga jamak (mereka).

Contoh :

– Rusmianti adalah anak yang sangat ramah, ia tak segan untuk tersenyum dan menyapa kepada siapa saja yang ia temui. (kata ganti orang ketiga tunggal)
– Dia mengatakan padaku bahwa esok pagi tidak ada satupun karyawan yang datang terlambat. (kata ganti orang ketiga tunggal)
– Para demonstran itu sangat brutal, mereka memaksa masuk ke kantor gubenur. (kata ganti orang ketiga jamak)

2. Kata Ganti Penunjuk

Berdasarkan fungsinya, kata ganti penunjuk dapat diturunkan menjadi beberapa macam, diantaranya ialah :

a. Kata Ganti Penunjuk Umum

Kata ganti ini menggunakan kata ini dan itu dalam penerapan kalimatnya. Contoh :

– Piring dan perabot ini buatan luar negeri.
– Jangan sentuh guci itu!

b. Kata Ganti Penunjuk Tempat

Kata ganti penunjuk tempat menggunakan kata situ, sini, sana, ke sini, dan ke sana.

Contoh :

– Aku baru akan pergi ke sana, Kau jangan kemana-mana!
– Kenapa kamu masih berdiri di sini?
– Ketika berada di sana, aku lebih merasa tenang dan damai.

c. Kata Ganti Penunjuk Ikhwal

Kata ganti penunjuk ikhwal dalam konteks kalimat menggunakan kata begini dan begitu.

– Kalau kebijakan rimba yang diterapkan, maka beginilah jadinya.
– Kami tidak akan menyepakati begitu saja sebelum terang-benderang titik persoalannya.
– Aku menyesal kenapa harus berakhir begini.

3. Kata Ganti Penanya

Kata ganti penanya dapat diturunkan kembali menjadi beberapa macam diantaranya ialah :

a. Kata Ganti Penanya Orang atau Benda

Kata ganti penanya orang atau benda dalam konteks kalimatnya menggunakan kata siapa, apa, dan yang mana.

Contoh :

– Siapa dalang di balik kekacauan ini?
– Alasan apa yang membuat anda mengunjungiku disaat seperti ini?
– Peryataan yang mana dari lisan saya yang menyinggung anda?

b. Kata Ganti Penanya Waktu

Kata ganti penanya waktu menggunakan kata “kapan” dalam konteks kalimatnya.

– Kapan kau akan meminang seorang wanita untuk dijadikan istri?
– Kapan kau akan pulang ke Surabaya?
– Kapan anda akan menyelesaikan tugas-tugas kuliahmu?

c. Kata Ganti Penanya Tempat

Kata ganti penanya tempat menggunakan kata dimana, kemana, dan dari mana dalam konteks kalimatnya.

– Dari mana saja kau ini?
– Dimana kau letakkan novel laskar pelangi milikku?
– Kemana kau hendak pergi setelah semua yang menimpamu hari ini?

Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/07/penjelasan-kata-ganti-dalam-bahasa-indonesia-lengkap.html

Hakikat, Ciri, dan Faktor Pendorong Adanya Kelompok Sosial

Hakikat, Ciri, dan Faktor Pendorong Adanya Kelompok Sosial – Kelompok soisial adalah suatu perkumpulan yang terdiri dari individu-individu masyarakat yang mempunyai kesadaran tentang identitas keanggotaannya serta saling berinteraksi satu sama lain. Seorang individu masyarakat pada hakikatnya adalah anggota dari berbagai jenis kelompok sosial, semenjak ia lahir dan bertumbuh kembang. Dengan demikian, kelompok sosial merupakan bagian esensial dalam hidup dan kehidupan sehingga diperlukan adanya pemahaman tentangnya.


A. Hakikat Kelompok Sosial

Semenjak lahir seorang individu masyarakat telah memiliki dua keinginan pokok bagi hidupnya, yakni :

1. Hasrat untuk bersatu dengan individu masyarakat yang lain yang berada disekitarnya.
2. Hasrat untuk menyatu dengan lingkungan alam yang ada disekitarnya,

Keterkaitan serta kebergantungan antara individu masyarakat yang satu dengan lainnya turut menstimulasi seseorang untuk membangun sebuah kelompok masyarakat yang disebut dengan kelompok sosial. Dari beberapa peryataan tersebut, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kelompok sosial ialah suatu kumpulan individu masyarakat yang mempunyai hubungan san keterkaitan untuk saling berinteraksi sehingganya berdampak pada munculnya rasa kekeluargaan dan saling menyayangi.

B. Syarat dan Ciri Kelompok Sosial

Dalam pambahasan mengenai kelompok sosial, setidaknya terdapat tiga kriteria / syarat yang berkaitan dengannya yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, diantaranya yakni :

1. Mempunyai pola interaksi yang baik
2. Kelompok-kelompok yang saling berinteraksi mengartikan identitas pribadinya yakni sebagai suatu anggota kelompok tertentu
3. Pihak-pihak yang saling berinteraksi diartikan oleh individu lain sebagai suatu anggota kelompok tertentu

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa manusia bisa dikatakan sebagai sebuah kelompok sosial jika mempunyai beberapa kriteria / syarat tertentu, diantaranya yakni :

a. Terdapatnya suatu kesadaran sebagai bagian dari sebuah kelompok yang saling berkaitan
b. Terdapatnya suatu hubungan timbal balik antar individu yang merupakan anggota kelompok tertentu dengan individu lainnya yang juga merupakan seorang anggota kelompok lain.
c. Terdapatnya sebuah faktor keterikatan yang ada pada masing-masing individu yang juga merupakan seorang anggota kelompok, yang menjadikan keterikatan tersebut semakin kuat. Beberapa haktor tersebut bisa berbentuk visi dan misi yang sama, ideologi serta pemikiran yang sama dan lain sebagainya.
d. Mempunyai struktur, norma, kaidah, dan pola tingkah laku / perilaku yang juga relatif sama.
e. Memiliki sebuah sistem dan prosesi tertentu.

C. Faktor Pendorong Munculnya Kelompok Sosial

Pada prosesinya, pemmbentukan sebuah kelompok sosial terdapat adanya faktor-faktor yang menstimulasi seseorang untuk membangun dan ikut serta dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Dorongan-dorongan tersebut diantaranya yakni :

a. Dorongan untuk Bertahan Hidup
b. Dorongan untuk Upaya Penerusan Keturunan
c. Dorongan untuk Peningkatan efektifitas serta efisiensi kinerja

D. Faktor Pembentuk Adanya Kelompok Sosial
Adanya integrasi dengan suatu kelompok sosial adalah hal yang lumrah dan sangat dimaklumi. Contohnya saja, seorang individu yang lahir dalam sebuah keluarga tertentu. Di lain pihak, terdapat pula sesuatu hal yang bisa menjadi pilihan. Faktor-faktor utama yang nampak mengacu pada sebuah pilihan tersebut ialah kedekatan dan kesemaan dalam beberapa hal. Berikut penjelasannya!

1. Kedekatan

Faktor kedekatan meskipun memiliki pengaruh terhadap terlibatnya seorang individu pada suatu kelompok, namun secara matematis tak dapat diukur secara pasti. Kelompok sosial tergabung antara beberapa individuyang saling melakukan interaksi satu dengan yang lainnya. Makin dekatnya hubungan interaksi yang terjadi antar individu, makan secara otomatis akan terjadi kedekatan yang yang lain secara personal, emosional, dan lain sebagainya. Kedekatan fisik mampu meningkatkan kesempatan adanya interaksi serta bentuk aktivitas secara bersama-sama yang memberi peluang terhadap pembentukan sosial.

2. Kesamaan

Pembentuka kelompok sosial bukan hanya bergantung terhadap kedekatan secara fisik, namun juga kesamaan yang terjadi di antara tiap-tiap anggota masyarakatnya telah terjalin rasa persamaan yang mengkristal menjadi sebuah kebiasaan. Secara psikologis seseorang lebih menyukai berhubungan dengan seseorang yang mempunyai banyak kesamaan dengan dirinya. Persamaan yang dimaksud ialah bisa mengenai kesamaan usia, hobi, minat, ideologi, profesi, intelektualitas, agama, dan lain sebagainya. Semakin banyak persamaan yang dimiliki oleh keduanya, maka sangat besar kemungkinan akan terjadi kedekatan yang sangat baik terhadap interaksi terhadap keduanya. Secara umum yang didasarkan pada faktor psikologi, terdapat empat sebab yang menjadi alasan penting bagi dua orang untuk menjadi semakin dekat diantaranya yakni kesamaan dalam hal kepentingan, keturunan, dan nasib.

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang – Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang memiliki beberapa fungsi dengan fungsi utama ialah sebagai penyusun rangka pada tubuh hewan vertebrata. Tulang juga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel – sel darah, penyimpanan mineral, pelindung organ, memberi bentuk tubuh, serta mendukung lokomosi hewan. Tulang berperan sebagai alat gerak pasif yang mana digerakkan oleh otot rangka yang melekat pada tulang. Dengan beragam fungsi yang dimiliki oleh tulang, maka akan sangat menggangu jika terjadi kelainan atau gangguan pada tulang. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam. Faktor luar meliputi nutrisi (makanan), pola hidup, kebiasaan, kecelakaan, dan lainnya. Sementara faktor dalam yang dapat menyebabkan kelainan tulang ialah terjadi kesalahan metabolisme fungsi sel tubuh penyusun tulang. Apa ajakah gangguan dan kelainan yang terjadi pada tulang??? Berikut uraian lengkapnya.

1. Gangguan tulang yang disebabkan oleh benturan (kerusakan mekanis)


  • Fisura adalah kelainan tulang yang disebabkan oleh benturan atau jatuh yang menyebabkan tulang mengalami retak. Fisura tergolong kerusakan sederhana, pada kelainan ini hanya terjadi kerusakan sampai di periosteum (pembungkus tulang).
  • Fraktura adalah kerusakan yang menyebabkan tulang patah. Jika tulang yang patah terlihat keluar maka disebut fraktura terbuka.
  • Greenstick adalah kerusakan pada tulang yang hampir serupa dengan fisura. Greenstick menyebabkan tulang retak sebagian namun tidak sampai terpisah.
  • Comminuted atau remuk ialah kerusakan tulang yang disebabkan oleh kecelakan atau benturan yang menyebabkan tulang hancur namun masih terbungkus di dalam jaringan otot.

2. Gangguan tulang yang disebabkan oleh malnutrisi

Tulang tersusun oleh beberapa mineral dan juga memerlukan vitamin dalam pembentukannya. Kekurangan niutrisi pembentulan tulang (kalsium, phosphor, dan vitamin d) dapat menyebabkan gangguan pada tulang, diantaranya:

  • Osteoporosis adalah pengeroposan pada tulang yang disebabkan oleh kekurangan kalsium yang berfungsi memperkuat tulang.
  • Rakhitis adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D. sehingga mengalami kelainan bentuk tulang yang membentuk huruf X atau O. umumnya terjadi pada anak – anak. oleh karenanya jangan lewatkan vitamin D sebagai asupan nutrisi pembentukan tulang pada anak – anak kita.
3. Gangguan tulang yang disebabkan oleh kesalahan sikap duduk

Kesalahan posisi duduk pada anak – anak mungkin sepele namun dapat berdampak pada kelainan bentuk tulang belakanng kita. Jika ini terjadi maka akan merubah bentuk tubuh. Adapun kelainan yang terjadi karena kesalahan posisi duduk antara lain:

  • Lordosis adalah kelainab bentuk tulang belakangyang berubah menjadi melengkung kedepan. Hal ini terjadi karena posisi duduk yang terlalu rendah dibanding meja, sehingga tubuh akan keseringan melengkungkan badan condong ke depan. Pada ibu hamil juga dapat menyebabkan lordosis.
  • Kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke belakang. Kebiasaan menunduk, serta duduk dengan bangku lebih tinggi dibanding meja dapat menyebabkan kelainan ini terjadi.
  • Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang bengkok ke samping membentuk huruf “s”. Hal ini terjadi karena kebiasaan duduk miring.
4. Gangguan tulang yang disebabkan oleh fisiologi sel dan infeksi patogen

Kelainan tulang yang disebabkan oleh gangguan metabolisme di dalam sel – sel dan infeksi patogen antara lain:

  • TBC tulang adalah gangguan pada tulang yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tuberculosis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tulang.
  • Kanker tulang adalah gangguan yang disebabkan oleh diskontrol pembelahan mitosis sel – sel tulang, sehingga terbentuk jaringan tulang yang tumbuh terus di luar normal.
  • Mikrosepalus adalah gangguan yang disebabkan oleh mengecilnya tulang tengkorak yang disebabkan oleh minimnya cairan serebrospinal pada otak. Sehingga penderita memiliki bentuk kepala yang kecil.
  • Hidrosepalus (megasepalus) adalah gangguan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya cairan serebrospinal pelindung otak, sehingga tulang tengkorak akan menonjol ke atas menyebabkan penderita memiliki kepala yang besar. terjadi pada anak – anak.
  • Polio adalah gangguan tulang yang disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang saraf motoris sehingga akan mengalami kelumpuhan.
  • Layu semu adalah kelainan yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis yang terjadi pada bayi yang tertular oleh ibu penderita. Sehingga tulang – tulang bayi mengalami kelayuan yang menyebabkan kelumpuhan.