Showing posts with label Tubuh Manusia. Show all posts
Showing posts with label Tubuh Manusia. Show all posts

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan pada Manusia – Pernapasan merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida. Oksigen dibutuhkan untuk reaksi respirasi sel yang menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh guna memfasilitasi segala jenis aktivitas yang dilakukan oleh tubuh. Dalam reaksi respirasi sel akan dihasilkan gas karbondioksida yang beracun dan akan dibuang melalui saluran pernapasan ke atmosfer. Tiap “aktivitas sel” akan memelukan sejumlah energi yang beragam. Oleh karenanya tubuh akan memiliki laju frekuensi pernapasan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ritme pernapasan dikontrol oleh sumsum lanjutan (medula oblongata). Beberapa faktor ditemukan memicu sumsum lanjutan untuk mengatur frekuensi pernapasannya. Berikut uraiannya.

1. Usia

Faktor usia dapat memengaruhi frekuensi pernapasan. Hal ini dapat kita buktikan dengan mengamati frekuensi pernapasan seorang bayi dengan orang dewasa. Dari contoh tersebut kita akan menemukan fakta bahwa bayi atau anak – anak akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding orang dewasa. Mengapa demikian??? Bayi dan anak – anak merupakan usia pertumbuhan dan perkembangan dalam masa ini akan dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk membangun sistem tubuh serta proses pertumbuhan. Oleh karena itu, bayi akan memerlukan oksigen lebih banyak untuk memenuhi permintaan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Frekuensi pernapasan pada bayi akan lebih cepat untuk membuang karbondioksida dan mendapatkan oksigen yang baru.


2. Jenis kelamin

Pada umumnya, laki – laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding wanita. Pada umumnya, laki – laki memimiliki aktivitas yang lebih banyak dan berat yang memerlukan lebih banyak energi. Oleh karena itu, laju pernapasan laki – laki akan lebih cepat untuk mendapatkan pasokan oksigen dalam pembentukan energi melalui respirasi sel. Namun, hal ini tidak dapat digunakan sebagai satu – satunya faktor yang menyebabkan laki – laki memiliki ritme pernapasan yang lebih cepat daripada wanita. Terdapat faktor lain yang akan memengaruhi laju kecepatan respirasi pada seseorang.

3. Pekerjaan

Pekerjaan atau aktivitas atau macam kegiatan yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi laju pernapasannya. Orang yang bekerja akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak berkerja tidak bekerja. Atlet renang akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding atlet catur. Berlari akan memiliki frekuensi yang lebih cepat dibanding berjalan. Begitu juga menari serta menyanyi akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding penulis. Dari sejumlah perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak atau beratnya suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan oksigen. Dengan demikian laju frekuensi pernapasan yang dimilikinya akan lebih cepat atau tinggi. Hal ini terkait dengan pemenuhan energi yang dihasilkan dengan pembakaran nutrisi menggunakan oksigen di dalam tubuh.

4. Suhu tubuh

Hubungan suhu dengan laju pernapasan dapat kamu amati ketika kamu kedinginan dan kepanasan. Ingatkah kamu, bagaimana laju pernapasan pada suhu yang berbeda??? Pada saat kedinginan atau kedinginan tubuh akan aktif melakukan pembakaran untuk menghangatkan tubuh. Dengan demikian, tubuh akan memerlukan oksigen lebih banyak pada saat memasuki suhu dingin. Cobalah amati ketika kamu bepergian dan terjadi perubahan suhu yang makin rendah (dingin) maka tubuh akan meningkatkan laju frekuensi pernapasannya.

5. Posisi tubuh

Amatilah pernapasan pada tubuh mu ketika kamu sedang tidur, duduk, dan berdiri. Pada posisi manakah tubuhmu akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih cepat??? Yap benar! Pada posisi berdirilah tubuh akan memiliki frekuensi pernapasan yang tinggi dibanding posisi tubuh lainnya. Hal ini terkait dengan mekanisme kontrol keseimbangan tubuh yang diatur oleh otak kecil. Pada saat tubuh berdiri, maka tubuh akan memerlukan energi yang lebih besar untuk menjaga keseimbangan tubuh tetap seimbang. Sejumlah eneri diperlukan untuk mempertahankan koordinasi gerak otot yang akan terjadi pada saat berdiri. Kaki dan sumbu tubuh adalah tumpuan utama dalam posisi berdiri. Sehingga laju metabolisme akan lebih cepat untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian, laju pernapasan akan lebih cepat untuk menukarkan karbondioksida dengan oksigen yang dibutuhkan di dalam tubuh.

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang

Berbagai Gangguan dan Kelainan pada Tulang – Tulang merupakan jaringan ikat khusus yang memiliki beberapa fungsi dengan fungsi utama ialah sebagai penyusun rangka pada tubuh hewan vertebrata. Tulang juga berfungsi sebagai tempat pembentukan sel – sel darah, penyimpanan mineral, pelindung organ, memberi bentuk tubuh, serta mendukung lokomosi hewan. Tulang berperan sebagai alat gerak pasif yang mana digerakkan oleh otot rangka yang melekat pada tulang. Dengan beragam fungsi yang dimiliki oleh tulang, maka akan sangat menggangu jika terjadi kelainan atau gangguan pada tulang. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor luar maupun faktor dalam. Faktor luar meliputi nutrisi (makanan), pola hidup, kebiasaan, kecelakaan, dan lainnya. Sementara faktor dalam yang dapat menyebabkan kelainan tulang ialah terjadi kesalahan metabolisme fungsi sel tubuh penyusun tulang. Apa ajakah gangguan dan kelainan yang terjadi pada tulang??? Berikut uraian lengkapnya.

1. Gangguan tulang yang disebabkan oleh benturan (kerusakan mekanis)


  • Fisura adalah kelainan tulang yang disebabkan oleh benturan atau jatuh yang menyebabkan tulang mengalami retak. Fisura tergolong kerusakan sederhana, pada kelainan ini hanya terjadi kerusakan sampai di periosteum (pembungkus tulang).
  • Fraktura adalah kerusakan yang menyebabkan tulang patah. Jika tulang yang patah terlihat keluar maka disebut fraktura terbuka.
  • Greenstick adalah kerusakan pada tulang yang hampir serupa dengan fisura. Greenstick menyebabkan tulang retak sebagian namun tidak sampai terpisah.
  • Comminuted atau remuk ialah kerusakan tulang yang disebabkan oleh kecelakan atau benturan yang menyebabkan tulang hancur namun masih terbungkus di dalam jaringan otot.

2. Gangguan tulang yang disebabkan oleh malnutrisi

Tulang tersusun oleh beberapa mineral dan juga memerlukan vitamin dalam pembentukannya. Kekurangan niutrisi pembentulan tulang (kalsium, phosphor, dan vitamin d) dapat menyebabkan gangguan pada tulang, diantaranya:

  • Osteoporosis adalah pengeroposan pada tulang yang disebabkan oleh kekurangan kalsium yang berfungsi memperkuat tulang.
  • Rakhitis adalah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D. sehingga mengalami kelainan bentuk tulang yang membentuk huruf X atau O. umumnya terjadi pada anak – anak. oleh karenanya jangan lewatkan vitamin D sebagai asupan nutrisi pembentukan tulang pada anak – anak kita.
3. Gangguan tulang yang disebabkan oleh kesalahan sikap duduk

Kesalahan posisi duduk pada anak – anak mungkin sepele namun dapat berdampak pada kelainan bentuk tulang belakanng kita. Jika ini terjadi maka akan merubah bentuk tubuh. Adapun kelainan yang terjadi karena kesalahan posisi duduk antara lain:

  • Lordosis adalah kelainab bentuk tulang belakangyang berubah menjadi melengkung kedepan. Hal ini terjadi karena posisi duduk yang terlalu rendah dibanding meja, sehingga tubuh akan keseringan melengkungkan badan condong ke depan. Pada ibu hamil juga dapat menyebabkan lordosis.
  • Kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung ke belakang. Kebiasaan menunduk, serta duduk dengan bangku lebih tinggi dibanding meja dapat menyebabkan kelainan ini terjadi.
  • Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang bengkok ke samping membentuk huruf “s”. Hal ini terjadi karena kebiasaan duduk miring.
4. Gangguan tulang yang disebabkan oleh fisiologi sel dan infeksi patogen

Kelainan tulang yang disebabkan oleh gangguan metabolisme di dalam sel – sel dan infeksi patogen antara lain:

  • TBC tulang adalah gangguan pada tulang yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tuberculosis sehingga menyebabkan rasa nyeri pada tulang.
  • Kanker tulang adalah gangguan yang disebabkan oleh diskontrol pembelahan mitosis sel – sel tulang, sehingga terbentuk jaringan tulang yang tumbuh terus di luar normal.
  • Mikrosepalus adalah gangguan yang disebabkan oleh mengecilnya tulang tengkorak yang disebabkan oleh minimnya cairan serebrospinal pada otak. Sehingga penderita memiliki bentuk kepala yang kecil.
  • Hidrosepalus (megasepalus) adalah gangguan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya cairan serebrospinal pelindung otak, sehingga tulang tengkorak akan menonjol ke atas menyebabkan penderita memiliki kepala yang besar. terjadi pada anak – anak.
  • Polio adalah gangguan tulang yang disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang saraf motoris sehingga akan mengalami kelumpuhan.
  • Layu semu adalah kelainan yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis yang terjadi pada bayi yang tertular oleh ibu penderita. Sehingga tulang – tulang bayi mengalami kelayuan yang menyebabkan kelumpuhan.

Jenis Gerak dan Kelainan atau Gangguan pada Otot

Jenis Gerak dan Kelainan atau Gangguan pada Otot – Gerak pada hewan didukung oleh jaringan otot yang berperan sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot mendukung sistem gerak baik pada gerak yang disadari maupun gerak refleks. Otot disusun oleh protein kontraktil yang terdiri dari protein miosin (tebal) dan aktin (tipis). Kedua protein inilah yang menyebabkan gerakan pada tubuh hewan. Terdapat tiga macam jenis otot yang temukan pada tubuh hewan yang memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu:

1. Otot rangka

Adalah otot yang menempel pada sistem rangka (tulang). Otot rangka merupakan otot sadar yaitu otot yang berada dibawah kendali sistem saraf sadar (otak). Kontraksi otot rangka mendukung pergerakan aktif hewan baik terbang, berjalan, berlari, berenang, dan lainnya.

2. Otot polos

Adalah otot yang menyusun organ dalam (kecuali jantung). Kerja otot polos di luar kendali sistem saraf sadar. Gerakan oleh otot polos mendukung sistem pencernaan dalam menggerakkan makanan dari organ satu ke organ lainnya. Selain itu, sifat elastis yang dimilikinya membuat rahim mamalia mampu mengembang 500 kali selama masa kehamilan.

3. Otot jantung

Adalah otot yang menyusun jantung. Karakteristik yang dimiliki oleh jantung merupakan penggabungan dari otot lurik dan otot polos. Otot jantung bekerja di luar kendali otak dan kontraksi yang dihasilkan kuat dan tidak mudah lelah. Otot jantung memiliki karakter yang tidak dimiliki oleh sel otot lainnya, yaitu bercabang. Karakteristik ini mendukung fungsi jantung sebagai pemompa darah.

Ketiga macam otot yang menyusun bagian tubuh hewan dan manusia memiliki kemampuan yang sama yaitu menghasilkan gerakan. Kemampuan ini diperoleh dari aktivitas otot yaitu:

– Kontraktibilitas adalah kemampuan otot untuk memendek. Hal ini terjadi saat otot berkontraksi yang menyebabkan protein tebal dan tipis saling bertautan sehingga ukurannya akan lebih pendek.

– Ekstenbilitas adalah periode ketika otot berelaksasi yang terjadi dikarenakan protein tebal dan tipis melepaskan tautan sehingga ukurannya lebih panjang.

– Elastisitas adalah kemampuan otot untuk kembali ke ukuran semula.

Dari ketiga macam kemampuan itulah otot mendukung pergerakan pada hewan. Lokomosi hewan dan manusia melibatkan otot dan juga sistem rangka. Otot lurik atau otot rangka ialah otot yang melekat pada rangka dan menggerakkan rangka dalam memenuhi kebutuhan hewan. Suatu gerak terjadi karena adanya hubungan kerja dengan otot lain. Berdasarkan kerjanya, otot dapat dikelompokkan menjadi:

– Otot sinergis

Yaitu otot – otot yang bekerja bersama untuk mendukung suatu gerakan tertentu. Otot sinergis akan memiliki periode kontraksi dan relaksasi yang bersamaan.

– Otot antagonis

Adalah otot – otot yang saling berlawanan untuk mendukung suatu gerakan. Periode kontraksi dan relaksasi pada otot ini akan bergantian. Contohnya ialah otot bisep dan trisep.

Gerakan otot antagonis mendukung beberapa gerakan di dalam tubuh. Adapun macam jenis gerakan yang terjadi dari kerja otot antagonis antara lain:

1. Ekstensi vs fleksi


Ekstensi adalah gerakan meluruskan siku atau lutut, sementara fleksi adalah gerakkan membengkok. Dua gerakan ini terjadi akibat kerja otot bisep dan otot trisep pada lengan atas yang berkerja saling berlawanan. Ekstensi terjadi karena otot bisep berelaksasi sementara otot trisep berkontraksi. Dan sebaliknya fleksi terjadi karena otot bisep berkontaksi sementara otot trisep berelaksasi.

2. Abduksi vs adduksi

Abduksi merupakan gerakan anggota gerak menjauhi sumbu tubuh sementara adduksi gerakan menarik mendekat sumbu tubuh.

3. Depresi vs elevasi

Depresi merupakan gerakan menarik kebawah sementara elevasi adalah gerakan menarik ke atas. Seperti gerakan menggerakkan kepala melihat kebawah (depresi) dan ke atas (elevasi).

4. Supinasi vs pronasi

Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan sementara pronasi ialah gerakan menelungkupkan telapak tangan.

5. Insersi vs eversi

Insersi adalah gerakan memasukan sementaraeversi aalah gerakan mengeluarkan, seperti yang dapat kita amati ketika mengayunkan telapak kaki masuk ke dalam (insersi) dan ke luar (eversi).

Kelainan pada Otot

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa otot merupakan alat gerak aktif. Jika terjadi gangguan atau kelainan pada otot tentu akan memeranguhi pergerakan pada manusia dan juga hewan vertebrata lainnya. Adapun macam kelainan yang terjadi pada otot antara lain:

1. Tetanus

Gangguan ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri tetanus (clostridium tetani) yang berhasil masuk ke dalam tubuh melalui jaringan yang terbuka (luka). Bakteri ini meghasilkan toksin (racun) yang menyebabkan otot terus berkontraksi sehingga tak dapat dihindari terjadi kejang otot.

2. Kram

Merupakan gangguan otot yang disebabkan oleh kontraksi otot terus – menerus. Sehingga pada bagian yang mengalami tersebut akan sulit dan sakit jika digerakkan.

3. Hipertrofi otot

Adalah suatu kondisi dimana otot menjadi lebih besar dan kuat dari ukuran normal. Hal ini terjadi karena otot sering dilatih, seperti yang terjadi pada atlet binaragawan.

4. Atrofi otot

Kondisi yang kebalikan dari hipertrofi. Pada atrofi terjadi kelainan bentuk otot yang mengecil dari ukuran normal. Kontraksi otot yang mengalami atrofi juga lemah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dilatih atau kurang digunakan otot tersebut. Untuk mengatasinya maka perlahan harus dilatih agar kemampuan kontraksi otot kembali seperti semula.

5. Stiff (kaku leher)

Adalah suatu keadaan dimana otot pada bagian leher meradang. Hal ini disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba sehingga otot akan tertarik secara paksa. Stiff dapat memicu terjadinya kejang otot punggung yang terasa amat sakit.

6. Hernia abdominal

Hernia dikenal juga turun berok adalah suatu kondisi dimana usus keluar dan masuk ke rongga perut (dapat keluar ke anus). Hal ini disebabkan oleh sobeknya otot peritonium (pembungkus saluran pencernaan) yang dikarenakan kerja fisik yang berat atau kecelakaan.

7. Fibriosis

Jaringan otot tidak mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kematian sel – sel otot akan digantikan dengan pertumbuhan jaringan ikat, sehingga akan menggangu kontraksi sel otot.

8. Distrofi otot

Ditrofi merupakan penyakit bawaan yang terjadi kelainan fisiologis yang terjadi pada masa perkembangan janin. Sehingga anak terlahir dengan cacat otot (kelumpuhan).

9. Miastema gravis

Adalah suatu kondisi dimana otot secara berangsur – angsur mengalami penurunan kemampuan dalam berkontraksi dan sampai berujung pada kelumpuhan dan kematian.